Definisi malnutrisi pada lansia
Apa itu malnutrisi pada lansia?
Malnutrisi pada lansia adalah kondisi serius ketika jumlah kebutuhan nutrisi yang lansia tidak sesuai dengan asupan makanannya. Kondisi ini bisa juga disebut sebagai gizi buruk atau gizi tidak seimbang pada lansia, yang bisa mengarah pada dua kondisi berikut:
- Kekurangan gizi (tidak mendapatkan cukup nutrisi).
- Kelebihan gizi (mendapatkan nutrisi lebih banyak daripada kebutuhan).
Kondisi ini umumnya menyerang bayi dan anak-anak. Akan tetapi, cukup umum juga terjadi pada orang-orang lanjut usia.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Malnutrisi pada lansia adalah masalah gizi yang umum terjadi. Lansia yang mengidap kondisi ini bisa menjalani perawatan di rumah atau rawat inap di rumah sakit. Dokter akan menyesuaikan perawatan bergantung dengan seberapa parah kondisi lansia.
Tanda & gejala malnutrisi pada lansia
Tanda dan gejala malnutrisi pada lansia yang umumnya terjadi adalah:
Berat badan rendah atau berlebihan
Jika masalah gizi lansia mengarah pada kurang asupan gizi, maka akan terjadi penurunan berat badan lansia. Akan tetapi bila mengarah pada kelebihan asupan gizi, mungkin berat badannya akan berlebihan.
Meski begitu, pada beberapa kasus, lansia tetap bisa memiliki berat badan yang sehat hanya saja asupan gizi dalam tubuhnya tidak mencukupi, sehingga bisa menimbulkan gejala penyerta. Kondisi ini biasanya terjadi akibat kurangnya asupan vitamin atau mineral pada lansia.
Melansir National Health Service, lansia dapat dikatakan mengalami kekurangan nutrisi jika terdeteksi hal-hal berikut ini.
- Berat badan menurun sebanyak 5-10& dari berat badan sebelumnya dalam waktu 3 sampai 6 bulan.
- Pakaian dan celana menjadi lebih sempit atau longgar seiring waktu.
- Indeks massa tubuh (BMI) lansia tidak ideal; kurang 18,5 menandakan berat badan rendah, sekitar 25-29,9 menandakan kegemukan, dan lebih 30 menandakan obesitas (kelebihan berat badan).
Untuk menghitung berapa indeks massa tubuh Anda, hitung dengan Kalkulator BMI ini atau melalui link berikut bit.ly/
Tanda dan gejala malnutrisi lainnya pada lansia
Selain berat badan yang tidak ideal, gejala malnutrisi pada lansia yang mungkin menyertai adalah:
- Nafsu makan lansia menurun.
- Tidak hanya pada makanan, tapi juga kurang minat untuk minum.
- Terus merasa lelah dan lemah sepanjang hari.
- Sering jatuh sakit dan butuh waktu lama untuk pulih.
- Luka juga butuh waktu lama untuk sembuh.
- Lansia mudah kedinginan.
- Suasana hati buruk dan depresi.
Kapan harus ke dokter?
Tanda dan gejala malnutrisi yang paling jelas terlihat adalah berat badan yang di bawah atau melebihi standar. Namun, tidak semua lansia yang kekurangan nutrisi mengalami gejala ini.
Oleh karena itu, perhatikan juga bagaimana nafsu makan dan kondisi tubuhnya secara menyeluruh. Jika Anda mendapati ibu atau nenek mengalami gejala sebagaimana penjelasan di atas, segera kunjungi dokter.
Penyebab dan faktor risiko malnutrisi pada lansia
Penyebab utama dari malnutrisi pada lansia adalah terlalu sedikit makan, pilihan makanan yang kurang nutrisi, atau konsumsi makanan yang sama setiap hari.
Akan tetapi tidak sebatas hanya itu saja. Bisa jadi masalah gizi pada orang lanjut usia ternyata melibatkan kombinasi masalah kesehatan fisik, sosial, dan piskologis.
Lebih jelasnya, berikut adalah penyebab dan faktor-faktor risiko masalah nutrisi yang terjadi pada lansia seperti dilansir dari Mayo Clinic.
-
Perubahan fungsi tubuh terkait usia
Semakin bertambah tua usia seseorang, kemampuan indera perasa, yakni dalam merasakan dan membaui akan menurun sehingga bisa memengaruhi nafsu makan. Inilah yang menyebabkan lansia sulit untuk menikmati makanan dan menjaga kebiasaan makan teratur.
-
Masalah kesehatan
Penyebab kelebihan dan kekurangan zat gizi lansia juga bisa berupa masalah kesehatan, seperti:
- Kondisi jangka panjang yang menyebabkan mual, muntah, kebiasaan buang air besar berubah, dan nafsu makan menurun, seperti kanker, penyakit hati, dan penyakit paru obstruktif kronis.
- Penyakit yang menyebabkan gangguan pada tubuh dalam mencerna makanan dan menyerap nutrisi, seperti penyakit Crohn atau radang usus.
- Gangguan mental meliputi depresi, anoreksia pada lansia, atau skizofrenia dapat memengaruhi suasana hati dan keinginan untuk makan.
- Proses penyembuhan dari operasi dan cedera serius yang membuat lansia meningkatkan asupan makanan tapi terbatas dalam beraktivitas.
- Penyakit demensia yang membuat lansia lupa untuk makan atau mengabaikan pola makan sehatnya.
- Kecanduan alkohol bisa menyebabkan tubuh kesulitan untuk mencerna makanan dan menyerap nutrisi.
-
Penggunaan obat-obatan tertentu
Lansia biasanya memiliki masalah kesehatan yang membuat mereka perlu minum obat-obatan. Penggunaan obat ini bisa menimbulkan efek samping yang memengaruhi nafsu makan lansia jadi menurun, contoh mual, diare, dan mulut kering sehingga membuat tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.
-
Kondisi gigi yang buruk, cacat fisik dan faktor risiko lain
Penyebab malnutrisi pada lansia juga bisa berupa kondisi fisik yang tidak sempurna maupun faktor keuangan meliputi:
- Kondisi gigi yang buruk atau memakai gigi palsu yang tidak terpasang dengan benar, dan kesulitan menelan membuat lansia kesulitan dan kesakitan ketika makan.
- Cacat fisik yang bisa membuat lansia susah bergerak, memasak, atau berbelanja juga bisa menjadi penyebab mereka tidak makan dengan benar.
- Hidup sendiri dan berepenghasilan rendah membuat lansia sulit mendapatkan makanan yang sesuai nutrisi.
Komplikasi malnutrisi pada lansia
Kurang makan lama kelamaan dapat menurunkan berat badan yang justru berbahaya bagi lansia karena memicu hilangnya massa otot, termasuk otot organ pernapasan.
Kurang gizi pada lansia juga menyebabkan semakin menurunnya fungsi tubuh, termasuk fungsi sistem pencernaan dan imun tubuh yang terutama penting ketika lansia mengalami infeksi. Tanpa perawatan yang tepat, malnutrisi juga bisa menyebabkan gangguan saraf, penyakit jantung, dan memperparah penyakit stroke.
Selain itu, kurang gizi juga memicu rendahnya albumin dalam serum darah (hypoalbuminemia). Hal ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan berbagai jaringan tubuh. Maka, bukannya tidak mungkin kurang gizi lama-lama dapat meningkatkan risiko kematian pada lansia.
Diagnosis & pengobatan malnutrisi pada lansia
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Panduan mendeteksi malnutrisi pada lansia bagi keluarga
Tanda-tanda kurang gizi pada lansia bisa sulit dikenali, terutama pada orang-orang yang tampaknya tidak memiliki risiko kesehatan tertentu. Namun mengetahui gejala lebih awal dapat membantu mencegah komplikasi yang akan terjadi kemudian hari.
Berikut ini adalah tips yang bisa membantu keluarga atau pengasuh untuk mendeteksi malnutrisi pada lansia dan bisa menjadi laporan kesehatan saat konsultasi ke dokter.
- Amati kebiasaan makan orang yang memasuki lanjut usia. Luangkan waktu bersama orangtua Anda selama makan di rumah, tidak hanya pada acara-acara khusus.
- Perhatikan penurunan berat badan. Bantulah orangtua Anda memantau berat badannya. Anda mungkin juga memerhatikan tanda-tanda penurunan berat badan lainnya, seperti perubahan pada ukuran pakaiannya.
- Selain menurunkan berat badan, kekurangan gizi dapat menyebabkan penyembuhan luka yang berlarut-larut (meski bukan luka diabetes), mudah memar, dan munculnya masalah kesehatan gigi. Jadi, perhatikan juga masalah ini
- Banyak obat yang memengaruhi nafsu makan, pencernaan dan penyerapan nutrisi. Pertimbangkan kembali atau konsultasikan ke dokter untuk penggunaan jenis obat saat lansia mengalami kehilangan nafsu makan secara drastis.
Diagnosis malnutrisi pada lanisa oleh dokter
Guna menegakkan diagnosis malnutrisi, dokter akan memeriksa kesehatan fisik lanisa secara menyeluruh. Umumnya, Anda perlu menjelaskan menjelaskan perubahan perilaku dan pola makan pada lansia sebagai keluarga atau pendamping.
Kemudian, pemeriksaan berlanjut dengan mengamati riwayat kesehatan lansia. Dokter juga akan meminta lansia serangkaian tes kesehatan, seperti tes darah salah satunya untuk mendeteksi nutrisi dalam tubuh yang rendah kadarnya.
Apa saja pilihan pengobatan malnutrisi pada lansia?
Pengobatan untuk lansia yang kurang gizi atau gizinya tidak seimbang sangat beragam dan akan dipilih sesuai dengan kondisi pasien. Lebih jelasnya, berikut adalah pengobatan yang umumnya dijalankan lansia yang mengalami malnutrisi.
Mengatasi masalah yang menyebabkan malnutrisi
Cara-cara untuk mengatasi malnutrisi, antara lain:
- Atasi nafsu makan yang buruk dengan mengganti obat-obatan yang menjadi penyebabnya, jika memungkinan. Kemudian, menyiapkan porsi makan yang lebih kecil tapi sering dengan menata makanan jadi lebih menarik. Kombinasikan menu makanan agar tidak bosan sekaligus menciptakan waktu makan yang tenang.
- Untuk mengatasi masalah mengunyah dan menelan dapat melalui perawatan gigi yang tepat, serta menyiapkan makanan yang empuk sehingga lansia mudah menelan, contoh sup atau makanan berkuah.
- Atasi masalah psikologis atau isolasi diri dengan melibatkan lansia untuk makan bersama dengan keluarga.
Menerapkan pola makan yang sehat dan sesuai kebutuhan
Ahli gizi akan menyiapkan menu diet yang sesuai dengan kondisi pasien. Penyajian makanan maupun minuman untuk sarapan pagi, makan siang, camilan siang, makan sore, dan makan malam.
Sesuaikan pilihan makanan dengan kebutuhan gizi pasien yang memang belum terpenuhi dengan baik. Sebagai contoh, bagi pasien yang kekurangan zat besi, kemungkinan dokter atau ahli gizi akan merekomendasikan daging-dagingan, kacang-kacangan, sayuran hijau.
Selain makanan, dokter juga mungkin akan memberikan resep suplemen. Biasanya pemberian suplemen pada lansia karena kesulitan untuk mendapatkan nutrisi lewat makanan, sehingga perlu penambahan dengan minum suplemen.
Pengobatan malnutrisi di rumah
Selain pengobatandari tim medis, malnutrisi pada lansia juga perlu perlu perawatan di rumah. Namun, menjalankan perawatan ini lansia sangat membutuhkan bantuan dan dukungan keluarga maupun orang terdekat, seperti:
- Membantu menyiapkan makanan yang sehat bergizi untuk membantu pasien meraih berat badan yang sehat dan terpenuhi kebutuhan nutrisinya. Selain itu, Anda juga perlu mengatur porsi makan yang sesuai dengan kondisinya.
- Mengingatkan lansia untuk terus patuh mengikuti jam makan dan minum sebagaimana rekomendasi dokter atau ahli gizi.
- Menemani lansia untuk melakukan pengobatan, cek kesehatan rutin, dan membujuknya agar mau makan dengan baik.
- Mengawasi lansia dalam menjalani aktivitas harian, seperti olahraga, makan, dan tidur untuk mendukung kesehatan tubuhnya secara menyeluruh.
- Memastikan lansia tidak mengonsumsi obat-obatan tanpa pengawasan dokter maupun alkohol.
Pencegahan malnutrisi pada lansia
Berikut ini adalah berbagai cara yang bisa diterapkan untuk mencegah malnutrisi pada lansia.
Berikan makan makanan bergizi tinggi
Sebagai orang yang mengurus lansia, Anda wajib memberikan makan makanan bergizi tinggi. Coba tanyakan pada orang tua Anda kira-kira olahan masakan apa yang ingin dimakannya.
Hal ini dilakukan sebagai usaha agar nafsu makannya meningkat. Usahakan untuk memberikan makanan dengan gizi seimbang tanpa melebihi kalori yang dibutuhkan.
Anda bisa mengganti nasi putih dengan nasi merah atau roti tawar biasanya dengan roti gandum. Jangan lupa selalu sediakan sayur dan buah dalam setiap menu makannya. Agar nafsu makannya tetap terjaga, Anda juga perlu kreatif dalam mengolah makanan agar orang tua tak lekas bosan.
Berikan camilan sehat di antara waktu makan
Agar tak terjadi malnutrisi pada lansia, coba cegah dengan memberikan camilan sehat antara waktu makannya. Buah, jus, dan berbagai makanan sehat lainnya bisa menjadi alternatif camilan sehat yang bisa Anda berikan. Anda juga bisa menanyakan kira-kira camilan yang lansia inginkan agar sesuai selera.
Menyediakan suplemen
Cara mencegah malnutrisi pada lansia juga bisa dengan menyediakan suplemen untuk mereka. Suplemen dapat membantu menyediakan nutrisi tambahan pada lansia selain dari makanan.
Selain itu, suplemen juga membantu mencukupi kebutuhan zat gizi tanpa melebihi batas kalori yang seharusnya. Akan tetapi, usahakan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter mengenai suplemen yang cocok.
Ajak berolahraga
Olahraga tak hanya menyehatkan badan tetapi juga membantu merangsang nafsu makan orang terkasih Anda. Itu artinya, lansia juga butuh olahraga.
Pasalnya, olahraga meskipun ringan akan membakar kalori tubuh dan merangsang rasa lapar. Jalan kaki memberikan manfaat dan bisa menjadi olahraga santai bersama orang tua Anda.
Rencanakan kegiatan sosial
Jadikan waktu makan dan berolahraga untuk kegiatan sosial. Dorong orang tua Anda bertemu tetangga atau teman untuk makan siang. Dengan bersosialisasi mungkin orang tua Anda akan lebih bersemangat saat menyantap makanan.
[embed-health-tool-bmi]