Tes pap smear merupakan proses yang umumnya berjalan cepat dan sederhana.
Selama pemeriksaan, dokter akan meminta Anda berbaring dengan membuka kaki lebar-lebar (seperti posisi mengangkang) di atas tempat tidur khusus.
Tes ini dilakukan dengan menggunakan alat bernama spekulum ke dalam vagina. Alat ini berfungsi untuk membuka dan melebarkan lubang vagina.
Langkah selanjutnya dalam tes ini, dokter akan mengeruk sampel sel di leher rahim Anda dengan alat khusus berupa spatula, sikat halus, atau kombinasi dari keduanya (cytobrush).
Setelah berhasil diambil, sampel sel dari serviks akan diletakkan dan dikumpulkan dalam wadah yang berisi cairan khusus untuk menyimpan sampel sel. Sampel juga bisa diletakkan di atas slide kaca khusus.
Proses terakhir dari pap smear adalah mengirim sampel sel ke laboratorium untuk diuji lebih lanjut dan hasilnya didapat.
3. Setelah pemeriksaan
Tidak ada bahaya dari pap smear. Pemeriksaan medis ini pun biasanya tidak terasa menyakitkan.
Namun terkadang, area perut Anda mungkin saja akan merasa sedikit sakit atau kram seperti saat sedang menstruasi.
Setelah tes selesai dilakukan, beberapa efek yang muncul adalah vagina terasa sedikit tertekan dan mengeluarkan sedikit darah.
Tak perlu panik, ini adalah hal yang normal terjadi setelah pap smear dan dapat membaik dengan sendirinya.
Salah satu penyebab hal tersebut terjadi adalah adanya ketegangan otot-otot vagina selama tes ini berlangsung. Apabila otot vagina lebih rileks, rasa tidak nyaman setelah tes ini dapat lebih minim.
Beberapa orang dengan kondisi vagina kering juga mungkin mengeluhkan rasa tidak nyaman. Oleh karena itu, bicarakan dulu dengan dokter sebelum menjalani tes screening ini bila Anda memang punya keluhan ini.
Hasil dari tes ini biasanya keluar 1—3 minggu setelahnya. Hasil yang positif bukan berarti Anda langsung didiagnosis memiliki kanker serviks.
Tes ini hanya menunjukkan adanya sel abnormal dalam leher rahim. Biasanya, melakukan ulang tes ini beberapa bulan kemudian adalah langkah penting untuk memastikan adanya kanker.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar