backup og meta

Kista Ginjal

Kista Ginjal

Definisi kista ginjal

Kista ginjal adalah kondisi pada organ ginjal yang disebabkan adanya kantung berisi cairan (kista) di dalam jaringan ginjal. Kondisi ini dapat menyerang salah satu atau kedua ginjal Anda.

Salah satu penyakit ginjal ini umumnya berbentuk bulat dengan dinding yang tipis dan bening. Kista ini juga memiliki ukuran yang bervariasi hingga mencapai diameter 5 cm.

Penyakit ini umumnya tidak berbahaya bagi kesehatan dan tidak menunjukkan gejala apa pun. Hal ini dikarenakan kebanyakan kasus menunjukkan kista akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya. Kondisi ini bisa disebut sebagai kista ginjal sederhana.

Meski demikian, tidak menutup kemungkinan kantung berisi cairan ini dapat mengganggu fungsi ginjal. Bahkan, kista dapat berkembang menjadi tumor yang bersifat kanker.

Seberapa umumkah kista ginjal?

Kista ginjal merupakan kondisi yang cukup jarang terjadi. Diperkirakan kondisi ini memengaruhi sekitar 5% dari populasi secara umum.

Selain itu, penyakit ini kerap terjadi pada pria dan memengaruhi sekitar 65 – 70% massa ginjal. Orang berusia lebih lanjut juga lebih rentan mengembangkan kondisi ini pada ginjal mereka, yaitu berpotensi hingga 25 – 33%.

Kondisi ini dapat diatasi dengan cara mengenali dan mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada.

Jenis kista ginjal

Terdapat empat jenis utama dari kista ginjal yang dijabarkan sebagai berikut.

1. Kista ginjal sederhana

Kista ginjal sederhana adalah jenis kista yang tidak begitu berbahaya. Jenis kista yang satu ini tidak mengubah bentuk ginjal, mengganti struktur normal, atau menurunkan fungsi ginjal.

Kondisi ini lebih umum terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Diperkirakan orang berusia 40 – 50 tahun memiliki presentase sekitar 25 – 50% memiliki kista ini.

2. Penyakit ginjal polikistik (PKD)

Berbeda dengan yang sederhana, ginjal polikistik yaitu kondisi yang berasal dari riwayat keluarga. Penyebab kondisi ini diperkirakan berasal dari mutasi genetik yang menyebabkan jaringan kantung (kista) tumbuh di ginjal.

Umumnya, penyakit ini akan menyerang kedua bagian ginjal. Kista yang ada pada PKD cukup berbahaya dan dapat muncul dalam jumlah yang banyak. Bahkan, polikistik ginjal menjadi salah satu penyebab gagal ginjal yang paling sering.

3. Penyakit kista ginjal meduler

Penyakit ini juga diturunkan melalui anggota keluarga dengan penyakit yang sama. Kista berkembang di bagian dalam (medula) ginjal. Kondisi ini biasanya menjadi salah satu penyebab gagal ginjal pada orang-orang berusia 20 – 50 tahun.

4. Medullary sponge kidney

Jenis penyakit yang satu ini diakibatkan oleh berkembangnya kantung cairan pada saluran urine (tubulus) ginjal. Kondisi biasanya muncul sejak lahir (kongenital) sehingga ada kemungkinan kista bisa diturunkan dari anggota keluarga.

Tanda dan gejala

Kebanyakan orang dengan kista ginjal tidak menunjukkan gejala sama sekali. Jika kista tumbuh cukup besar, mungkin menjadi masalah. Berikut ini beberapa tanda dan gejala yang sering muncul ketika kista mulai membesar.

  • Muncul tonjolan pada perut Anda yang disebabkan oleh kista.
  • Rasa tidak nyaman atau nyeri di perut.
  • Darah dalam urine (hematuria).
  • Sering buang air kecil.
  • Tekanan darah tinggi (belum diketahui kaitannya).

Pada beberapa kasus, gejala dari kondisi ini cukup ringan sehingga kerap disalahartikan sebagai penyakit lain. Akibatnya, Anda mungkin dapat hidup dengan penyakit ini sepanjang usia tanpa mengetahui telah memiliki kista ginjal.

Kemungkinan lain yakni ada tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala yang tercantum di atas atau memiliki pertanyaan, silakan berkonsultasi dengan dokter Anda.

Tubuh masing-­masing penderita menunjukkan tanda dan gejala beragam. Untuk mendapatkan penanganan tepat dan sesuai kondisi kesehatan Anda, periksakan apa pun gejala yang Anda rasakan pada dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.

Penyebab dan faktor risiko

Apa penyebab kista ginjal?

Penyebab kista ginjal, terutama bentuk yang sederhana, belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Namun, beberapa ahli meyakini ada beberapa faktor yang memicu perkembangan kista di organ yang berfungsi menyaring kotoran dari darah ini, yaitu:

  • obstruksi struktur tubulus (struktur kecil di ginjal yang bertugas mengumpulkan urine),
  • kekurangan suplai darah ke ginjal,
  • lepasnya divertikula (kantung yang terbentuk pada tubulus), serta
  • melemahnya lapisan dinding ginjal yang menyebabkan terbentuknya kantung.

Keempat faktor di atas juga sering dialami orang-orang berusia lanjut. Oleh sebab itu, kelompok lansia lebih berisiko terhadap gangguan fungsi ginjal yang satu ini.

Apa yang meningkatkan risiko terkena kondisi ini?

Kista ginjal merupakan gangguan pada ginjal yang dapat terjadi pada setiap orang, terlepas usia atau ras penderitanya. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita kondisi ini.

Perlu diingat bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda pasti akan menderita suatu penyakit atau masalah kesehatan. Tidak menutup kemungkinan seseorang dapat terkena penyakit atau masalah kesehatan tertentu tanpa memiliki faktor risiko.

Di bawah ini dua faktor risiko yang dapat memicu kemunculan kista di organ berbentuk kacang ini.

1. Usia

Angka kejadian penyakit ini paling banyak ditemukan pada pasien berusia lanjut. Risiko Anda untuk menderita kondisi ini akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia Anda.

2. Jenis kelamin

Selain itu, penyakit ini lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin pria dibanding dengan pasien wanita.

Komplikasi

Jika penyakit kista ginjal tidak menunjukkan tanda atau gejala, Anda mungkin tidak memerlukan tindakan medis khusus. Hal ini dikarenakan ada peluang kista akan menghilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.

Sementara itu, ketika kista berkembang dan menunjukkan gejala yang cukup mengganggu, ternyata bisa menyebabkan beberapa komplikasi di bawah ini.

1. Infeksi kista

Jika kista tidak segera ditangani dengan baik, ternyata bisa menimbulkan infeksi. Hal ini dapat menyebabkan penderita mengalami rasa sakit, demam, dan gejala penyakit ginjal lainnya.

2. Kista pecah

Apabila ukuran kista terlalu besar, ada kemungkinan kantung berisi cairan dapat pecah. Kista yang pecah berisiko menimbulkan perdarahan dan membuat penderitanya mengalami nyeri parah di bagian punggung atau salah satu sisi tubuhnya.

3. Hidronefrosis

Kista yang membesar ternyata juga berpotensi mengakibatkan hidronefrosis. Hidronefrosis yaitu kondisi ketika ginjal menjadi bengkak yang dapat menghambat aliran urine. Jika hal ini terjadi, Anda juga berisiko mengalami penyakit ginjal lainnya.

Diagnosis & pengobatan

Bagaimana kondisi ini didiagnosis?

Pada umumnya, kista ginjal dapat terdeteksi ketika Anda menjalani pemeriksaan atau tes pencitraan untuk kondisi kesehatan lain. Namun, ketika merasakan tanda dan gejala dari penyakit ini, Anda mungkin akan menjalani pemeriksaan fisik terlebih dahulu dengan dokter.

Awalnya, dokter akan bertanya tentang kemunculan gejala, riwayat penyakit yang pernah diderita, baik diri sendiri maupun anggota keluarga lainnya.

Jika diyakini terdapat kista pada ginjal, dokter akan menganjurkan Anda menjalani pemeriksaan fungsi ginjal tambahan. Hal ini bertujuan agar mendapatkan hasil diagnosis yang lebih akurat. Di bawah ini beberapa cara mendiagnosis kista ginjal.

1. Computerized tomography scan (CT scan)

CT scan menggabungkan beberapa gambar dari X-ray yang diambil dari berbagai sudut. Hasil dari CT scan adalah gambar tiga dimensi yang dapat menunjukkan bagian tubuh manapun secara lebih detail.

Dengan CT scan, dokter dapat menentukan ukuran, bentuk, serta sifat dari kista yang ada.

2. Magnetic resonance imaging (MRI)

Teknik MRI menggunakan gelombang radio dan medan magnet untuk menghasilkan gambar dari bagian dalam tubuh Anda secara mendalam, bahkan hingga ke jaringan-jaringan terhalus sekalipun.

MRI dapat membantu dokter melihat kondisi ginjal serta kista yang ada di dalamnya. Tes ini juga dapat menunjukkan seberapa besar ukuran serta jenis kista.

3. Ultrasonografi (USG)

Tes USG menggunakan gelombang suara yang dapat menghasilkan gambar bergerak atau statis dari organ dalam tubuh Anda. Ginjal Anda pun dapat terlihat dengan prosedur pencitraan ini.

4. Tes darah

Dokter mungkin juga akan meminta Anda menjalani tes darah untuk mengetahui adanya kemungkinan gagal ginjal atau perubahan fungsi ginjal lainnya.

5. Tes urine

Selain tes darah, dokter juga akan mengambil sedikit sampel dari urine melalui pemeriksaan urine Anda untuk diperiksa di laboratorium.

Bagaimana cara mengobati kista ginjal sederhana?

Pengobatan dan penanganan medis yang akan diberikan tergantung pada seberapa parah kondisi Anda.

Pada kasus kista ginjal sederhana, Anda mungkin tidak memerlukan perawatan. Pemeriksaan rutin mungkin dilakukan setiap 6 – 12 bulan untuk memastikan kista tidak bertambah besar.

Namun, kista yang berkembang dan menunjukkan gejala yang mengganggu mungkin memerlukan tindakan medis khusus.

Pada awalnya, Anda akan menemui ahli urologi alias dokter spesialis penyakit saluran kemih. Kemudian, mereka mungkin akan menganjurkan beberapa pengobatan untuk kista ginjal satu ini, yaitu skleroterapi dan operasi.

1. Skleroterapi

Jika kasus kista Anda termasuk ringan, dokter akan menyarankan untuk menjalani prosedur skleroterapi.

Skleroterapi yaitu proses untuk mengalirkan cairan di dalam kista keluar. Prosedur ini melibatkan larutan yang mengandung alkohol dan dimasukkan ke kista untuk mencegah terbentuknya kista di kemudian hari.

Pada kondisi yang lebih rumit, seperti kista kambuh atau tonjolan cairan terlalu besar, Anda mungkin perlu kembali menjalani prosedur ini dengan tujuan untuk menguras cairan dan menghilangkan atau membakar dinding luarnya.

2. Operasi

Pada kista dengan ukuran lebih besar, Anda mungkin memerlukan operasi untuk mengangkat kantung berisi cairan tersebut. Dengan demikian, Anda dapat menghindari terjadinya komplikasi lebih lanjut, seperti kista pecah atau ginjal bengkak.

Sebelum operasi dimulai, Anda akan diberi obat bius terlebih dahulu Selanjutnya, tim bedah akan melakukan operasi dengan prosedur laparoskopi, yaitu alat kecil yang dilengkapi dengan kamera.

Kemudian, mereka juga akan mengeluarkan cairan dari kista yang akan dipotong atau dibakar pada dinding bagian luarnya. Jika operasi sudah selesai, Anda akan menjalani rawat inap di rumah sakit selama 1-2 hari.

Pengobatan di rumah

Kista ginjal tidak dapat dicegah karena sampai saat ini para ahli belum menemukan apa penyebab pastinya.

Namun, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan ketika mengalami kondisi ini, terutama selama proses pemulihan.

  • Pemeriksaan rutin per tahun (medical check up) agar kista ginjal dapat terdeteksi lebih cepat.
  • Rutin berolahraga demi menjaga kesehatan ginjal secara umum.
  • Konsumsi makanan dengan gizi seimbang, seperti menjalani diet rendah lemak dan garam.
  • Mengelola stres dengan baik dengan yoga atau meditas agar tidak memicu tanda dan gejala lainnya.

Jika memiliki pertanyaan, silakan konsultasikan dengan dokter Anda untuk lebih memahami solusi terbaik untuk Anda.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Kidney cysts – Symptoms and Causes. (2018). Mayo Clinic. Retrieved 15 October 2019, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/kidney-cysts/symptoms-causes/syc-20374134. Accessed October 15, 2019.

Simple Kidney Cysts. (2019). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Retrieved 23 July 2020, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/simple-kidney-cysts

Versi Terbaru

02/06/2021

Ditulis oleh Shylma Na'imah

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Uretritis

Diabetes Insipidus


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 02/06/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan