Saat kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon, berbagai masalah kesehatan akan muncul sebagai bentuk respons tubuh. Kondisi ini dikenal dengan hipertiroid atau hipertiroidisme. Untuk penjelasan lengkapnya, bisa Anda simak di bawah ini.
Apa itu hipertiroid?
Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah kondisi saat kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak hormon tiroksin. Tiroid merupakan kelenjar berbentuk mirip kupu-kupu berukuran kecil, yang terletak di leher bagian depan.
Kondisi ini bisa menjadi masalah serius apabila Anda mengabaikannya. Diagnosis dari hipertiroid dan pilihan pengobatannya akan tergantung pada penyebabnya.
Tujuan dari kebanyakan pengobatan hipertiroid adalah mengatasi gejala dan mencegah risiko komplikasi. Di sisi lain, kebanyakan orang yang didiagnosa hipertiroid berhasil sembuh.
Apa saja tanda dan gejala hipertiroid?
Orang-orang dengan hipertiroidisme cenderung mengalami peningkatan detak jantung dan tekanan darah, serta tangan gemetar (tremor).
Hipertiroidisme juga bisa menyebabkan sering buang air besar, penurunan berat badan, dan siklus menstruasi yang tidak teratur pada wanita. Anda mungkin juga mudah berkeringat dan tak tahan akan suhu panas.
Kelenjar tiroid sendiri bisa membengkak menjadi gondok yang berbentuk simetris maupun hanya pada satu sisinya.
Mata Anda mungkin juga akan menonjol keluar. Ini menandakan bahwa Anda mengalami exophthalmos, yakni sebuah kondisi yang berhubungan dengan penyakit Graves.
napas menjadi sangat cepat dan tidak teratur, serta
perkembangan payudara pada laki-laki.
Apa penyebab hipertiroid?
Kelenjar tiroid memproduksi hormon tetraiodothyronine atau tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3). Dua hormon tersebut memiliki peran utama dalam metabolisme, yakni proses penggunaan dan penyimpanan energi dalam sel tubuh.
Hipertiroid terjadi ketika tiroid menghasilkan hormon T4, T3, atau keduanya dalam jumlah yang terlalu banyak. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut.
1. Penyakit Graves
Penyakit Graves adalah gangguan autoimun ketika antibodi yang diproduksi oleh sistem imun merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi terlalu banyak hormon T4. Ini merupakan penyebab paling umum dari hipertiroid.
2. Nodul tiroid yang terlalu aktif
Nodul tiroid merupakan benjolan padat atau berisi cairan yang terbentuk dalam kelenjar tiroid. Beberapa contohnya adalah adenoma toksik, gondok multinodular toksik, atau penyakit Plummer.
Adenoma sendiri merupakan bagian dari kelenjar tiroid yang membentuk dinding dan struktur sendiri. Pertumbuhan adenoma akan membentuk benjolan non-kanker (jinak) yang dapat menyebabkan pembesaran tiroid.
Jika salah satu atau beberapa adenoma yang terbentuk dalam tiroid merangsang produksi hormon T4 secara berlebihan, Anda dapat mengalami hipertiroid.
3. Tiroiditis
Terkadang kelenjar tiroid bisa meradang setelah Anda mengalami kehamilan, kondisi lain yang berhubungan dengan autoimun, atau alasan yang tak diketahui. Peradangan pada kelenjar tiroid disebut tiroiditis.
Tiroiditis juga dapat menyebabkan produksi hormon tiroid secara berlebihan. Kelebihan hormon tersebut akan tersimpan di dalam kelenjar tiroid dan akhirnya masuk ke aliran darah Anda.
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk terkena hipertiroid?
Berikut ini merupakan beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda untuk mengalami hipertiroidisme.
Faktor keturunan, khususnya yang memiliki riwayat penyakit Graves.
Beberapa komplikasi yang mungkin muncul akibat hipertiroidisme adalah sebagai berikut.
1. Masalah jantung
Salah satu komplikasi yang paling fatal dari hipertiroid ialah masalah jantung. Jika tidak ditangani dengan baik, kelebihan hormon tiroid bisa membuat jantung berdetak lebih cepat.
Akibatnya, kerja jantung menjadi lebih berat karena kelebihan hormon. Gejala masalah jantung akibat hipertiroid bahkan mirip dengan gejala penyakit jantung.
Harvard Health Publishing menyebutkan bahwa kondisi ini bisa menyebabkan berbagai masalah, antara lain ritme jantung yang tidak normal, tekanan darah tinggi, nyeri dada, dan bahkan gagal jantung.
2. Osteoporosis
Kekuatan tulang Anda salah satunya dipengaruhi oleh jumlah kalsium dan mineral yang dikandungnya. Terlalu banyak hormon tiroid mengganggu kemampuan tubuh untuk memasukkan kalsium ke dalam tulang.
Inilah mengapa hipertiroid yang tidak ditangani lama-kelamaan dapat meningkatkan risiko pengeroposan tulang (osteoporosis).
3. Masalah mata
Pasien dengan oftalmopati Graves kemungkinan bermasalah dengan matanya. Masalah yang mungkin muncul termasuk mata menonjol, merah atau bengkak, sensitivitas terhadap cahaya, dan penglihatan kabur atau ganda.
Ada beberapa cara untuk mengobati hipertiroid. Semuanya bergantung pada usia, kondisi fisik, penyebab yang mendasari hipertiroid, preferensi, hingga seberapa parah gangguan yang Anda alami.
Berikut merupakan berbagai pengobatan yang dapat dilakukan dokter untuk mengatasi hipertiroid.
1. Yodium radioaktif
Kelenjar tiroid Anda akan menyerap yodium radioaktif, yang kemudian akan menyusutkan kelenjar.
Gejala biasanya mereda dalam beberapa bulan dan kelebihan yodium radioaktif akan menghilang dari tubuh dalam beberapa minggu.
Pengobatan ini bisa membuat aktivitas tiroid menjadi lambat hingga tidak cukup aktif (hipotiroid). Perlu juga diingat bahwa Anda mungkin akan mengknsumsi obat setiap hari untuk membuang tiroksin dalam tubuh.
2. Obat-obatan
Obat-obatan dapat mencegah produksi hormon tiroid yang berlebihan sehingga gejala hipertiroid akan berkurang secara bertahan. Jenis obat yang digunakan antara lain methimazole (Tapazole) dan propylthiouracil.
Propylthiouracil umumnya dikonsumsi jika tubuh tidak bisa menoleransi methimazole dan efeknya yang bisa merusak hati.
Gejala akan mulai berkurang setelah pengobatan berjalan beberapa minggu atau bulan, tapi pengobatan biasanya akan berlanjut hingga setahun atau lebih.
Pada beberapa pasien, pengobatan ini bisa menghilangkan hipertiroid secara permanen. Namun, beberapa pasien mungkin mengalami kekambuhan.
Beberapa orang yang alergi terhadap obat ini akan mengalami ruam kulit, gatal-gatal, demam atau nyeri sendi. Konsumsi obat juga bisa membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi.
3. Beta blocker
Pengobatan ini biasanya digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi dan tidak memengaruhi kadar tiroid. Namun, obat ini bisa mengurangi gejala hipertiroidisme, seperti tremor, denyut jantung yang cepat, dan jantung berdebar.
Oleh karena alasan itu, dokter mungkin akan meresepkan obat beta blocker untuk membuat Anda merasa lebih baik seraya menunggu kadar tiroid Anda mendekati normal.
Obat-obatan ini biasanya tidak direkomendasikan untuk pasien yang mengidap asma. Efek samping yang biasanya muncul adalah kelelahan dan disfungsi seksual.
4. Operasi pengangkatan tiroid (tiroidektomi)
Operasi pengangkatan tiroid dapat dipilih jika Anda sedang hamil, Anda tidak bisa menjalani terapi yodium radioaktif, atau obat antitiroid tidak bekerja dengan baik.
Dalam operasi tiroid, dokter akan mengangkat sebagian besar kelenjar tiroid Anda. Risiko dari operasi ini adalah kerusakan pada pita suara dan kelenjar paratiroid.
Kelenjar paratiroid merupakan empat kelenjar kecil yang berada pada bagian belakang kelenjar tiroid. Kelenjar ini mengontrol kadar kalsium dalam darah Anda.
Pengobatan di rumah
Mengonsumsi makanan tertentu memang tidak menyembuhkan ataupun mencegah hipertiroid, tapi beberapa mineral punya peranan penting untuk menurunkan gejalanya.
Maka dari itu, gaya hidup atau langkah sederhana yang bisa dilakukan adalah menyusun rencana diet. Pola makan yang tepat bisa memberikan efek pada produksi hormon tiroid dan fungsinya.
Berikut beberapa jenis makanan yang dianjurkan bagi orang-orang dengan hipertiroidisme.
Rendah yodium (putih telur, sayuran segar atau beku, teh dan kopi hitam, minyak sayur).
Sayuran (kubis, sawi hijau, akar lobak, kale, pakcoi, brokoli).
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Hyperthyroidism. (2019). Retrieved 1 April 2022, from https://www.btf-thyroid.org/hyperthyroidism-leaflet
Hyperthyroidism. (2022). Retrieved 1 April 2022, from https://www.endocrine.org/patient-engagement/endocrine-library/hyperthyroidism
Hyperthyroidism | American Thyroid Association. (2022). Retrieved 1 April 2022, from https://www.thyroid.org/hyperthyroidism/
Hyperthyroidism – Diagnosis and treatment – Mayo Clinic. (2022). Retrieved 1 April 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyperthyroidism/diagnosis-treatment/drc-20373665
Hyperthyroidism: Causes, Symptoms, Treatment, Diagnosis & More. (2019). Retrieved 1 April 2022, from https://www.healthline.com/health/hyperthyroidism
Hyperthyroidism – Symptoms and causes. (2020). Retrieved 1 April 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyperthyroidism/symptoms-causes/syc-20373659
Hyperthyroidism – Diagnosis and treatment – Mayo Clinic. (2022). Retrieved 1 April 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyperthyroidism/diagnosis-treatment/drc-20373665
Kravets, I. (2016). Hyperthyroidism: Diagnosis and Treatment. American Family Physician, 93(5), 363-370. Retrieved from https://www.aafp.org/afp/2016/0301/p363.html
Versi Terbaru
27/10/2022
Ditulis oleh Ocha Tri Rosanti
Ditinjau secara medis olehdr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.