Tidak hanya merawat helai-helai rambut, menjaga kesehatan kulit kepala juga penting untuk terhindar dari berbagai penyakit kulit kepala, seperti halnya folikulitis. Penyakit apa ini? Cari tahu gejala, penyebab, serta cara pengobatannya berikut ini.
Apa itu folikulitis?
Folikulitis adalah penyakit kulit kepala yang terjadi akibat peradangan pada folikel rambut. Kondisi ini biasanya ditandai dengan benjolan merah kecil dengan ujung putih berisi nanah. Benjolan ini mungkin ada yang dangkal atau terasa dalam.
Penyakit ini dapat terjadi di tempat yang ditumbuhi rambut, termasuk dada, punggung, lengan, dan kaki. Jerawat juga bagian dari folikulitis.
Folikulitis tidak berbahaya, tetapi dapat menimbulkan gatal dan nyeri yang membuat Anda tidak nyaman. Pada kasus yang parah, masalah ini dapat menyebabkan rambut rontok dan bekas luka permanen.
Bila kondisinya ringan, gejala akan hilang beberapa hari setelah diobati dengan perawatan rumahan. Namun, peradangan folikel rambut yang lebih serius dan berulang memerlukan penanganan dari dokter kulit.
Seberapa umum penyakit ini?
Folikulitis adalah penyakit kulit yang umum terjadi dan paling sering menyerang anak-anak dan orang dewasa. Namun, kondisi ini jarang muncul pada anak berusia 2 tahun ke bawah.
Jenis-jenis folikulitis
Folikulitis terbagi dua jenis, yaitu dangkal dan dalam. Pada kondisi yang dangkal biasanya menyerang bagian tertentu dari folikel. Sementara itu, bagian yang dalam dapat terjadi pada seluruh folikel dan lebih parah.
1. Folikulitis dangkal
Folikulitis dangkal dibagi lagi menjadi beberapa jenis.
- Folikulitis bakteri. Ditandai dengan benjolan gatal, berwarna putih, dan berisi nanah. Hal ini muncul saat folikel rambut terinfeksi bakteri akbiat luka terbuka pada folikel.
- Pseudomonas folliculitis. Ditandai dengan munculnya ruam merah bulat dengan benjolan yang gatal. Kondisi ini dapat terjadi ketika terinfeksi bakteri Pseudomonas di kolam air panas yang kotor dengan tingkat klorin dan pH yang tidak seimbang.
- Pseudofolliculitis barbae. Terjadi akibat iritasi kulit yang muncul karena rambut tumbuh ke dalam (ingrown hair). Masalah ini sering terjadi pada pria dengan rambut keriting dan bercukur terlalu dalam.
- Folikulitis pityrosporum. Jenis yang satu ini dapat menimbulkan jerawat pustula yang ditandai dengan benjolan merah dan gatal akibat infeksi jamur. Anda dapat menjumpainya di punggung, dada, leher, lengan, dan wajah bagian atas.
2. Folikulitis dalam
Folikulitis dalam dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut.
- Sycosis barbae. Bila folikulitis yang dialami menyebabkan bekas luka dan kerontokan rambut permanen, ada kemungkinan ada mengalami sycosis barbae.
- Bisul. Penyakit kulit bisul adalah penyakit yang cukup sering terjadi dan umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri Staph di folikel. Akibatnya, bisul membengkak dan berisi nanah, atau tumbuh berkelompok.
- Folikulitis eosinofilik. Kondisi ini biasanya menyerang pasien dengan sistem imun lemah, juga dapat terjadi pada bayi. Namun, folikulitis ini tidak menular dan ditandai dengan jerawat pustula di bahu, lengan atas, dan dahi.
Tanda dan gejala folikulitis
Gejala dari folikulitis bisa bermacam-macam. Anda mungkin tidak merasakan apa pun atau terkadang infeksi ini menyebabkan gatal pada kulit. Berikut ini beberapa gejala yang sering terlihat.
- Benjolan merah seperti jerawat dengan rambut di tengahnya.
- Bagian atas benjolan berwarna putih atau kuning.
- Benjolan berisi nanah atau darah saat pecah.
- Kulit tampak memerah dan mengalami peradangan.
- Gatal pada kulit, perih, dan terbakar.
- Nyeri pada bagian benjolan dan area sekitarnya.
- Demam.
Bila tidak ditangani, gejala dapat menyebar ke folikel rambut terdekat. Kondisi ini bisa berlangsung dalam jangka waktu yang singkat (akut) atau lama (kronis). Jika dibiarkan, benjolan akan berkembang menjadi luka berkerak.
Kapan harus periksa ke dokter?
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter spesialis kulit.
Selain itu, ketika area yang terinfeksi mengalami gejala di bawah ini meski sudah dikompres dengan air hangat, segera hubungi dokter.
- Benjolan tampak memerah.
- Kulit yang terinfeksi terasa hangat atau lebih sakit.
- Benjolan tidak hilang atau malah menyebar setelah 2 minggu.
Penyebab folikulitis
Folikulitis biasanya disebabkan oleh infeksi jamur atau bakteri tertentu, seperti bakteri Staphylococcus aureus (Staph).
Selain itu, Anda juga mungkin mengalami hal ini jika folikel rambut rusak akibat kebiasaan sebagai berikut.
- Bercukur.
- Memakai pakaian yang dapat menggosok kulit dan mengiritasi folikel.
- Folikel tersumbat oleh keringat atau riasan.
- Sering menyentuh dan menggaruk kulit.
- Folikel rambut terluka dan terinfeksi bakteri.
Perlu Anda Ketahui
Faktor risiko folikulitis
Setiap orang dapat mengalami folikulitis. Akan tetapi, beberapa hal di bawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami peradangan folikel rambut akibat infeksi bakteri.
- Memakai kolam air panas atau kolam renang dengan klorin yang tidak sesuai.
- Menggunakan pakaian ketat dan tidak menyerap keringat.
- Mengalami kerusakan kulit akibat cedera atau operasi.
- Menggunakan obat tertentu, seperti krim steroid atau antibiotik jerawat.
- Penderita HIV, diabetes, dan penyakit yang menurunkan sistem imun.
- Tidak berhati-hati saat bercukur.
Diagnosis folikulitis
Pada saat berkonsultasi, dokter akan memeriksa kulit dan menanyakan kondisi kesehatan serta obat yang tengah dikonsumsi. Pemeriksaan kulit ini dilakukan untuk mendiagnosis gejala yang terlihat.
Setelah itu, dokter juga akan mendiagnosis kondisi ini dengan mengambil sampel dari cairan benjolan, kulit, atau rambut yang terinfeksi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui penyebab infeksi, apakah jamur atau bakteri.
Pengobatan folikulitis
Pada umumnya, folikulitis yang ringan dapat hilang dengan pengobatan rumahan selama dua minggu. Namun, ada berbagai pilihan cara mengobati kondisi ini yang biasanya direkomendasikan dokter, yaitu sebagai berikut.
1. Obat-obatan
Dokter mungkin akan meresepkan beberapa obat-obatan untuk membantu meringakan gejala serta infeksi. Berikut pilihan obat yang mungkin direkomendasikan oleh dokter.
- Krim atau pil pengendali infeksi bakteri. Bila Anda mengalami infeksi ringan, dokter biasanya memberikan krim antibiotik, losion, atau gel. Pada kasus yang parah, Anda akan diresepkan antibiotik minum yang dosisnya disesuaikan dengan keparahan kondisi.
- Sampo, krim, atau pil pengendali infeksi jamur. Jika mengalami folikulitis akibat infeksi jamur, obat antijamur berbentuk krim, produk sampo, dan pil biasanya akan diresepkan.
- Krim atau pil untuk mengurangi peradangan. Dokter kulit mungkin akan meresepkan krim dan pil steroid untuk mengurangi peradangan.
2. Operasi kecil
Tidak hanya obat-obatan, dokter juga akan merekomendasikan operasi kecil jika benjolan yang dimiliki cukup besar.
Prosedur dengan membuat sayatan kecil ini bertujuan untuk mengeringkan nanah di dalamnya. Dengan begitu, rasa sakit akan berkurang dan pemulihan pun semakin cepat.
3. Laser hair removal
Terapi laser yang satu ini ternyata bisa digunakan untuk mengurangi jumlah folikel rambut yang meradang. Selain itu, laser hair removal juga membantu menghilangkan folikel rambut agar perawatan di daerah yang meradang maksimal.
Meski terbilang efektif, terapi ini memerlukan perawatan berulang dan memiliki efek samping seperti:
- warna kulit berubah,
- bekas luka, dan
- kulit melepuh.
Setiap pilihan pengobatan yang dianjurkan dokter tergantung pada kondisi dan jenis folikulitis yang dialami.
Perawatan rumahan folikulitis
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, folikulitis dengan gejala ringan dapat mereda dengan pengobatan rumahan.
Beberapa cara di bawah ini dapat Anda lakukan di rumah untuk membantu mengatasi folikulitis.
- Kompres dengan air hangat untuk meredakan benjolan.
- Gunakan krim hidrokortison (hydrocortisone) untuk mengurangi rasa gatal.
- Rutin membersihkan kulit yang terinfeksi untuk mencegah peradangan menyebar luas.
- Bersihkan kulit yang terkena dua kali sehari dengan sabun antibakteri.
- Gunakan handuk sendiri dan tidak berbagi barang pribadi dengan orang lain.
- Rutin mencuci handuk dengan campuran air hangat dan deterjen antibakteri.
- Hindari bercukur sementara waktu, terutama di area yang meradang