Meskipun banyak yang mengaitkan bronkitis dengan cuaca dingin atau flu musiman, sebenarnya kondisi ini bisa dipicu oleh berbagai faktor. Penyakit ini pun sering kali dianggap sepele, tetapi dapat menimbulkan dampak yang cukup serius.
Kira-kira apa itu bronkitis, bagaimana mengidentifikasinya, dan bagaimana cara mengelolanya? Ketahui jawabannya di bawah ini.
Apa itu bronkitis?
Bronkitis adalah peradangan yang terjadi pada saluran udara atau saluran bronkus.
Bronkus merupakan saluran yang terhubung dengan paru-paru kanan dan kiri. Bagian saluran pernapasan ini berbentuk cabang sehingga disebut juga dengan cabang tenggorok.
Ketika saluran udara Anda meradang atau terinfeksi, udara yang mengalir masuk dan keluar dari paru-paru menjadi berkurang.
Lendir pun akan timbul atau dahak menjadi tebal sehingga Anda terbatuk karena berusaha mengeluarkannya.
Penyakit ini terdiri dari dua jenis, yaitu bronkitis kronis dan bronkitis akut. Keduanya ditentukan berdasarkan durasi gejala yang muncul.
Biasanya, bronkitis akut lebih umum terjadi. Berikut penjelasannya.
1. Bronkitis akut
Bronkitis akut, juga dikenal sebagai flu pada dada, disebabkan oleh virus yang sama pada penyakit flu. Sering kali, flu tersebut menyebabkan bronkitis akut.
Kondisi ini biasanya dapat sembuh sendiri dalam beberapa minggu tanpa dampak yang berlangsung lama, meski Anda mungkin masih merasakan batuk membandel selama beberapa minggu setelah sembuh.
2. Bronkitis kronis
American Lung Association mendefinisikan bronkitis kronis sebagai serangan batuk berdahak yang muncul selama sebagian besar hari dalam sebulan, tiga bulan dalam setahun.
Kondisi itu terjadi dua tahun berturut-turut tanpa kondisi mendasar lainnya yang menjelaskan keadaan batuk itu sendiri.
Jika menderita bronkitis kronis, Anda juga berpotensi terkena emfisema. Saat seseorang terkena keduanya, maka ia bisa dikatakan menderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Kondisi ini merupakan kondisi jangka panjang yang akan terus berulang, tapi masih bisa diatasi gejalanya. Namun, tetap saja peradangan kronis ini tidak dapat sembuh sepenuhnya.
Apa saja gejala bronkitis?
Bronkitis adalah iritasi dan peradangan dinding saluran bronkus atau jalan napas. Peradangan yang terjadi umumnya menyebabkan produksi lendir yang berlebih.
Pada kondisi normal, silia, yaitu sel-sel seperti rambut dalam saluran pernapasan, bertugas untuk menjaga saluran udara bersih dari lendir. Ketika terjadi iritasi, silia dapat saja rusak sehingga tak mampu menjalankan tugasnya.
Akibatnya, saluran udara yang penuh dengan lendir menjadi tempat yang baik untuk berkembangbiaknya bakteri penyebab infeksi.
Setelah peradangan saluran napas terjadi dalam jangka panjang, penyakit ini dapat menimbulkan gejala khas. Beberapa gejala bronkitis yang khas, antara lain sebagai berikut.
- Batuk berdahak, yang mungkin bercampur dengan darah.
- Lelah.
- Napas pendek.
- Dada terasa nyeri.
- Demam.
Jika Anda mengalami bronkitis akut, Anda mungkin masih akan batuk selama beberapa minggu setelah radang sembuh.
Namun, apabila Anda terkena bronkitis kronis, Anda mungkin mengalami fase di mana gejala-gejala yang Anda rasakan memburuk.
Secara lebih detail, berikut gejala khas bronkitis berdasarkan jenisnya.
Bronkitis akut | Bronkitis kronis |
---|---|
|
|
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Anda sebaiknya mengunjungi dokter apabila batuk yang Anda alami pada kondisi berikut.
- Bertahan lebih dari tiga minggu.
- Membuat Anda tidak bisa tidur.
- Disertai dengan demam tinggi (di atas 38° Celsius).
- Menghasilkan dahak berwarna atau darah.
- Menyebabkan mengi atau sesak napas.
Apa penyebab bronkitis?
Berdasarkan jenisnya, berikut adalah penyebab kondisi ini.
1. Bronkitis akut
Bronkitis akut biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Virus yang menginfeksi umumnya sejenis dengan virus penyebab pilek dan flu.
Biasanya anak-anak lebih sering menderita kondisi ini. Penyebab kondisi peradangan pada saluran napas anak (bronkitis akut) biasanya adalah virus, tapi juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, alergi, dan iritasi dari asap rokok, polusi, atau debu.
Saat anak pilek, flu, sakit tenggorokan, atau mengalami sinusitis kronis yang disebabkan oleh virus, virus ini dapat menyebar ke daerah bronkus.
Virus yang ada di daerah bronkus ini kemudian dapat membuat saluran napas bengkak, meradang, dan tersumbat oleh lendir yang dihasilkannya.
Virus-virus ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui batuk atau bersin. Virus juga dapat menyebar saat anak menyentuh mulut, hidung, atau dari ingus orang yang terinfeksi yang menempel di benda-benda yang dipegang anak.
2. Bronkitis kronis
National Institutes of Health mengonfirmasi bahwa asap rokok adalah penyebab paling umum dari bronkitis kronis.
Bahkan, 90% orang yang menderita penyakit ini memiliki riwayat merokok, seperti dilansir oleh Johns Hopkins Medicine.
Selain asap rokok, penyebab lainnya adalah paparan jangka panjang terhadap polusi udara, asap industri atau kimia, gas beracun, dan debu.
Infeksi berulang yang dapat merusak paru-paru dan memperburuk gejala juga adalah kondisi yang bisa jadi penyebab penyakit ini.
Apa yang meningkatkan risiko terkena bronkitis?
Dikutip dari Mayo Clinic, ada banyak faktor yang membuat Anda lebih berisiko terkena bronkitis kronis, antara lain sebagai berikut.
- Asap rokok. Orang yang merokok atau tinggal bersama perokok berada dalam risiko tinggi akan kedua jenis bronkitis, akut dan kronis.
- Sistem imun rendah. Hal ini mungkin akibat dari penyakit akut lainnya, seperti pilek, atau dari kondisi kronis yang merusak sistem kekebalan tubuh Anda. Orang lanjut usia, bayi, dan anak-anak memiliki kerentanan yang lebih besar terhadap infeksi.
- Paparan terhadap iritan di tempat kerja. Risiko Anda terkena bronkitis menjadi jauh lebih besar jika Anda bekerja di sekitar iritan paru-paru, seperti biji-bijian atau tekstil, atau terpapar uap kimia.
- Refluks asam lambung. Serangan heartburn yang kambuhan dapat mengiritasi tenggorokan dan membuat Anda menjadi lebih rentan terhadap bronkitis.
- Usia. Orang yang berusia 50 tahun lebih berisiko terkena penyakit ini.
Komplikasi bronkitis apa saja yang mungkin terjadi?
Meskipun satu episode bronkitis biasanya tidak terlalu mengkhawatirkan, kondisi ini bisa saja menyebabkan pneumonia pada beberapa orang.
Serangan bronkitis yang berulang-ulang juga dapat berarti Anda menderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Komplikasi bronkitis yang paling umum adalah pneumonia. Itu terjadi ketika infeksi menyebar jauh ke paru-paru, menyebabkan kantung udara kecil di dalam paru-paru terisi oleh cairan.
Sekitar 1 dari 20 kasus bronkitis mengarah ke pneumonia. Orang yang berisiko lebih tinggi terhadap kondisi ini adalah:
- lanjut usia,
- perokok,
- orang dengan kondisi kesehatan seperti penyakit jantung, liver, atau ginjal, serta
- orang dengan kekebalan tubuh yang lemah.
Pneumonia ringan biasanya dapat diatasi dengan antibiotik di rumah. Kasus yang lebih parah membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Bagaimana dokter mendiagnosis bronkitis?
Pemeriksaan fisik selalu menjadi cara pertama. Dokter akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan paru-paru Anda dengan seksama saat Anda bernapas.
Dalam kasus tertentu, dokter mungkin akan menyarankan tes pemeriksaan berikut.
- Rontgen dada. Rontgen dada atau thorax dapat membantu menentukan apakah Anda memiliki pneumonia atau kondisi lain yang menyebabkan batuk. Pneumonia dan bronkitis memang dua kondisi yang mirip, tetapi sebenarnya berbeda. Hal ini terutama penting jika Anda pernah merokok atau merupakan perokok saat ini.
- Tes dahak. Dahak dapat dites untuk memeriksa apakah Anda memiliki batuk rejan (pertusis) atau penyakit lainnya yang dapat diredakan dengan antibiotik. Dahak juga dapat dites untuk tanda-tanda alergi.
- Tes fungsi paru. Tes bernama spirometri ini dilakukan untuk memeriksa fungsi paru dan tanda-tanda asma atau emfisema. Tes ini dilakukan dengan mengukur aliran udara dan volume udara di paru-paru.
- High-resolution computed tomography (HRCT). Metode ini merupakan CT scan khusus yang memungkinkan dokter mendapatkan gambaran paru-paru Anda dalam resolusi tinggi untuk membantu diagnosis. Secara umum, metode HRCT tidak memiliki perbedaan dengan CT scan biasa.
Bagaimana cara mengobati kondisi ini?
Dalam pengobatan bronkitis, biasanya dokter memberikan Anda obat yang sudah disesuaikan dengan gejala dan jenis bronkitis yang Anda alami.
Mengombinasikan pengobatan dengan gaya hidup sehat juga salah satu hal penting yang perlu dilakukan. Berikut adalah pilihan pengobatan bronkitis.
1. Antibiotik
Penyakit pernapasan ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus, sehingga penggunaan antibiotik tidak begitu efektif.
Namun, jika penyebabnya adalah infeksi bakteri maka dokter akan memberikan antibiotik.
Jika Anda memiliki kelainan paru-paru kronis atau Anda perokok, maka penggunaan obat-obatan bronkitis seperti antibiotik dapat mengurangi terjadinya infeksi sekunder.
2. Obat batuk
Batuk akan membantu mengeluarkan kotoran dari paru-paru. Jika batuk terjadi selama tidur sampai mengurangi kualitas tidur, Anda sebaiknya mengonsumsi obat batuk.
Anda bisa membeli obat batuk bebas ataupun meminta saran dokter. Cara ini bisa membantu Anda tidur lebih nyenyak.
3. Pengobatan lain
Jika Anda mengalami bronkitis akut, Anda sebaiknya berbicara dengan dokter Anda mengenai proses penyembuhan fungsi paru-paru.
Rehabilitasi paru-paru merupakan program latihan pernapasan. Terapis pernapasan akan membantu Anda bernapas secara mudah dan meningkatkan latihan pernapasan.
Jika Anda memiliki alergi, asma, atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dokter mungkin menyarankan bronkodilator atau glukokortikoid untuk mengurangi radang dan membuka jalur yang menyempit di dalam paru-paru.
Dalam menangani bronkitis kronis, pengobatan bertujuan untuk mengatasi gejala, mencegah komplikasi, dan mengendalikan perkembangan penyakit.
Selain itu, bronkitis dapat diobati dengan beberapa pengobatan alami atau rumahan, seperti istirahat yang cukup hingga mencukupi kebutuhan air putih.
Kesimpulan
- Bronkitis adalah peradangan pada saluran udara atau bronkus yang menghubungkan paru-paru. Ini bisa dipicu oleh virus, bakteri, alergi, atau paparan iritan seperti asap rokok atau polusi udara.
- Ada dua jenis utama, yaitu bronkitis akut, yang umumnya sembuh sendiri dalam beberapa minggu, dan bronkitis kronis yang merupakan kondisi jangka panjang terkait dengan merokok atau paparan kronis terhadap iritan.
- Gejalanya termasuk batuk berdahak, sesak napas, dan nyeri dada. Pengobatan tergantung pada jenis dan penyebabnya, termasuk antibiotik untuk infeksi bakteri dan obat batuk untuk mengurangi gejala. Penanganan tepat dapat membantu mencegah komplikasi seperti pneumonia.