Apa penyebab disseminated intravascular coagulation (DIC)?

DIC terjadi karena adanya masalah pada trombosit dan protein pembekuan yang bertanggung jawab terhadap proses pembekuan darah. Apabila protein pembekuan tersebut menjadi terlalu aktif akibat adanya luka atau infeksi, DIC dapat terjadi.
Dikutip dari situs National Heart, Lung, and Blood Institute, koagulasi intravaskular diseminata (DIC) dapat berkembang melalui dua tahap.
Pada tahap awal, trombosit dan protein pembekuan darah terlalu aktif sehingga menyebabkan penggumpalan darah yang berlebihan di sejumlah pembuluh darah. Gumpalan darah tersebut dapat menghalangi atau bahkan menyumbat aliran darah, akibatnya organ menjadi rusak.
Pada tahap berikutnya, darah menjadi kekurangan trombosit dan protein pembekuan karena telah dipakai secara berlebihan. Akibatnya, kondisi sebaliknya pun terjadi, darah menjadi sulit membeku sehingga terjadilah perdarahan.
Adapun penyebab DIC pada umumnya adalah:
- adanya infeksi pada tubuh,
- mengalami cedera berat (seperti cedera otak),
- terdapat peradangan pada tubuh,
- pengaruh operasi, dan
- mengidap kanker.
Selain faktor-faktor di atas, terdapat pula beberapa penyebab disseminated intravascular coagulation lainnya tetapi lebih jarang terjadi, yaitu:
- suhu tubuh terlalu rendah (hipotermia),
- gigitan ular berbisa,
- penyakit pada pankreas,
- efek luka bakar, dan
- komplikasi selama kehamilan.
Melansir Sepsis Alliance, Anda juga bisa saja mengalami DIC apabila mengalami sepsis (septic shock). Sepsis terjadi apabila tubuh mengalami infeksi bakteri, virus, atau jamur yang menyebar melalui aliran darah.
Apa saja faktor risiko disseminated intravascular coagulation (DIC)?
Di bawah ini faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami disseminated intravascular coagulation (DIC).
- Pernah melakukan operasi.
- Pernah melahirkan atau keguguran.
- Pernah melakukan transfusi darah.
- Pernah menerima anestesi.
- Memiliki riwayat sepsis atau infeksi darah akibat jamur atau bakteri.
- Memiliki riwayat penyakit kanker, terutama kanker darah (leukemia).
- Pernah mengalami kecelakaan serius yang menyebabkan cedera pada kepala, luka bakar atau cedera lainnya.
- Memiliki riwayat penyakit pada hati.
Bagaimana DIC didiagnosis?
DIC merupakan penyakit yang dapat dideteksi melalui beberapa pemeriksaan medis untuk mengetahui kondisi trombosit, faktor pembekuan darah, dan komponen darah lainnya.
Meski begitu tidak ada prosedur pasti yang khusus mendeteksi kondisi ini. Bila mencurigai kondisi DIC, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan seperti:
- fibrin degradation product,
- pemeriksaan darah lengkap,
- partial thromboplastin time,
- D-dimer test,
- fibrinogen serum, dan
- prothrombin time
Apa saja pengobatan untuk disseminated intravascular coagulation (DIC)?
Penanganan DIC tergantung pada penyebabnya. Fokus utama pengobatan dan penanganan medis yang dijalani yakni untuk mengatasi penyakit yang menyebabkan Anda mengalami DIC.
Adapun untuk mengatasi masalah pembekuan darah, dokter akan memberikan obat antikoagulan yang disebut heparin untuk mengurangi dan mencegah pembekuan.
Namun, heparin mungkin tidak diberikan jika Anda mengalami kekurangan trombosit yang parah atau perdarahan berlebih.
Pasien yang mengalami kondisi DIC akut akan memerlukan rawat inap bahkan perlu menjalani perawatan secara intensif di ruang ICU. Hal tersebut bertujuan untuk memperbaiki masalah yang menyebabkan DIC dan menjaga fungsi organ.
Selain itu, perawatan pendukung yang dapat diberikan seperti:
- transfusi plasma untuk menggantikan faktor pembekuan darah jika perdarahan berat, dan
- obat pengencer darah (heparin) untuk mencegah pembekuan darah apabila sebagian besar darah mengalami penggumpalan.
Bagaimana mencegah DIC agar tidak kambuh?

Pengidap disseminated intravascular coagulation (DIC) perlu melakukan upaya-upaya khusus agar kondisi tersebut tidak kambuh atau menimbulkan komplikasi. Maka dari itu, dianjurkan untuk melakukan hal-hal di bawah ini.
1. Rutin periksa ke dokter
DIC bisa saja dapat terjadi berulang kali. Oleh karena itu, Anda perlu mengontrol kondisi tubuh secara rutin. Tanyakan pada dokter seberapa sering Anda harus melakukan perawatan lanjutan dan tes darah. Gunanya untuk memantau kondisi pembekuan darah Anda.
2. Mengonsumsi obat pengencer darah
Anda juga mungkin memerlukan obat pengencer darah untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah dan menghindari komplikasi.
Namun, bila ingin mengonsumsi obat tersebut, pastikan bertanya dulu pada dokter. Sebab bila dosisnya tidak tepat justru menyebabkan darah terlalu encer.
3. Bertanya pada dokter sebelum minum obat
Selain berhati-hati terhadap konsumsi obat pengencer darah, Anda juga perlu berhati-hati saat hendak mengonsumsi obat-obatan lainnya yang dijual bebas, seperti anti nyeri, vitamin, suplemen, atau obat herbal.
Ini karena produk-produk tersebut bisa saja mempengaruhi proses pembekuan darah. Sebagai contoh, aspirin dan ibuprofen dapat mengencerkan darah Anda. Sehingga dapat meningkatkan risiko perdarahan.
4. Menyampaikan kondisi DIC Anda sebelum operasi
Jika memerlukan operasi, dokter biasanya akan menanyakan apakah Anda pernah mengalami riwayat kelainan trombosit atau masalah pembekuan darah.
Sampaikanlah secara terbuka bila Anda pernah mengalami hal tersebut sehingga dokter dapat menyesuaikan dosis obat yang Anda konsumsi sebelum, saat dan setelah operasi.
Tidak hanya operasi besar, pada operasi gigi Anda juga perlu menyampaikan tentang penyakit DIC yang diderita.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar