Darah berperan penting untuk mengedarkan nutrisi ke seluruh tubuh. Namun, dalam kondisi yang disebut dengan DIC (disseminated intravascular coagulation), Anda mengalami masalah pembekuan darah. Akibatnya, aliran darah pada organ tubuh tertentu terganggu.
Apa itu disseminated intravascular coagulation (DIC)?
Disseminated intravascular coagulation (DIC) adalah kondisi yang ditandai dengan membekunya darah secara tidak normal dan menyebabkan darah menggumpal. Akibatnya, pembuluh darah kecil (pembuluh kapiler) di bagian tubuh tertentu mengalami penyumbatan.
Tidak hanya menimbulkan komplikasi yang serius, kondisi ini bahkan dapat menyebabkan kematian.
Melansir National Heart, Lung, and Blood Institute, DIC merupakan kondisi yang terbilang langka. Namun, karena berisiko fatal dan dapat membahayakan tubuh, kondisi ini tetap perlu diwaspadai.
Selain itu, DIC merupakan penyakit yang dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa saja. Namun, dengan mengatasi faktor-faktor risikonya, disseminated intravascular coagulation dapat diatasi dan komplikasinya dapat dicegah.
Apa saja gejala disseminated intravascular coagulation (DIC)?
Koagulasi intravaskular diseminata atau DIC adalah penyakit yang terjadi akibat kelainan fungsi pada trombosit dan protein yang bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
Melansir situs U.S. National Library of Medicine, dalam kasus tertentu DIC mengakibatkan pembekuan darah berlebihan. Sementara dalam kasus yang lain darah justru sulit membeku sehingga menyebabkan perdarahan hebat.
Perdarahan dapat terjadi di dalam tubuh maupun di luar tubuh. Perdarahan di luar tubuh dapat terjadi di bawah kulit, di jaringan mukosa seperti hidung dan mulut, atau di area luar tubuh lainnya.
Seseorang bisa saja mengalami perdarahan di lebih dari satu lokasi. Baik di dalam maupun di luar tubuh. Adapun gejala-gejala disseminated intravascular coagulation antara lain di bawah ini.
- Tubuh mudah memar.
- Terdapat bintik-bintik merah di permukaan kulit (petechiae).
- Darah mengalir dari luka bekas operasi atau bekas tusukan jarum.
- Darah keluar dari hidung, gusi, atau mulut, termasuk saat sedang menggosok gigi.
- Buang air besar berdarah yang ditandai dengan kotoran yang berwarna merah gelap atau hitam seperti aspal.
- Buang air kecil berdarah.
- Nyeri pada dada, napas pendek atau kesulitan bernapas.
- Kepala pusing, kebingungan, sulit berbicara, atau kejang.
- Sakit kepala.
- Tekanan darah menurun.
- Betis bagian bawah terasa nyeri, kemerahan, panas, dan bengkak.
- Mengalami perdarahan hebat saat menstruasi.
Pada penderita penyakit kanker, DIC umumnya terjadi secara perlahan. Selain itu, kondisi pembekuan pada pembuluh darah lebih sering terjadi daripada perdarahan berlebih.
Gejala yang ditimbulkan oleh DIC bisa berbeda-beda pada setiap orang. Tidak menutup kemungkinan Anda mengalami gejala-gejala selain yang disebutkan di atas. Bila khawatir terhadap salah satu atau lebih dari gejala tersebut, berkonsultasilah ke dokter.
Sejumlah komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh DIC
Mengutip National Heart, Lung, and Blood Institute, koagulasi intravaskular diseminata (DIC) yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan sejumlah komplikasi di bawah ini.
1. Tubuh mengalami kekurangan darah
Penderita DIC yang mengalami kekurangan trombosit dan protein pembeku darah dapat mengalami perdarahan yang parah bila terluka karena darah sulit membeku.
Bila terjadi pada saat melahirkan, keguguran, kecelakaan, atau sedang operasi, kondisi tersebut dapat menyebabkan Anda mengalami kehilangan darah dalam jumlah besar sehingga berisiko kematian.
2. Perdarahan pada otak
Selain perdarahan yang mengucur keluar tubuh, Anda juga dapat mengalami perdarahan internal yang tidak terlihat secara langsung, seperti perdarahan pada otak. Kondisi ini ditandai dengan gejala-gejala seperti:
- sakit kepala hebat,
- kelumpuhan tiba-tiba,
- pandangan mengabur, dan
- hilang ingatan.
3. Perdarahan pada organ dalam
Tidak hanya pada otak, perdarahan juga bisa terjadi pada organ dalam tubuh lainnya seperti organ pencernaan dan perkemihan. Adapun gejalanya meliputi:
- muntah darah,
- kencing berdarah, dan
- buang air besar berdarah.
4. Serangan jantung
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, DIC merupakan penyakit yang ditandai dengan penggumpalan darah yang menghambat aliran darah pada pembuluh darah kapiler.
Bila penyumbatan tersebut terjadi pada pembuluh darah di jantung, Anda dapat mengalami serangan jantung secara tiba-tiba.
5. Stroke
Selain pada jantung, penyumbatan juga bisa terjadi pada pembuluh kapiler lainnya seperti di otak. Bila ini terjadi, dapat menyebabkan stroke yang ditandai dengan gejala kelumpuhan pada lengan, kaki, wajah, dan kesulitan berbicara.
Apa penyebab disseminated intravascular coagulation (DIC)?
DIC terjadi karena adanya masalah pada trombosit dan protein pembekuan yang bertanggung jawab terhadap proses pembekuan darah. Apabila protein pembekuan tersebut menjadi terlalu aktif akibat adanya luka atau infeksi, DIC dapat terjadi.
Dikutip dari situs National Heart, Lung, and Blood Institute, koagulasi intravaskular diseminata (DIC) dapat berkembang melalui dua tahap.
Pada tahap awal, trombosit dan protein pembekuan darah terlalu aktif sehingga menyebabkan penggumpalan darah yang berlebihan di sejumlah pembuluh darah. Gumpalan darah tersebut dapat menghalangi atau bahkan menyumbat aliran darah, akibatnya organ menjadi rusak.
Pada tahap berikutnya, darah menjadi kekurangan trombosit dan protein pembekuan karena telah dipakai secara berlebihan. Akibatnya, kondisi sebaliknya pun terjadi, darah menjadi sulit membeku sehingga terjadilah perdarahan.
Adapun penyebab DIC pada umumnya adalah:
- adanya infeksi pada tubuh,
- mengalami cedera berat (seperti cedera otak),
- terdapat peradangan pada tubuh,
- pengaruh operasi, dan
- mengidap kanker.
Selain faktor-faktor di atas, terdapat pula beberapa penyebab disseminated intravascular coagulation lainnya tetapi lebih jarang terjadi, yaitu:
- suhu tubuh terlalu rendah (hipotermia),
- gigitan ular berbisa,
- penyakit pada pankreas,
- efek luka bakar, dan
- komplikasi selama kehamilan.
Melansir Sepsis Alliance, Anda juga bisa saja mengalami DIC apabila mengalami sepsis (septic shock). Sepsis terjadi apabila tubuh mengalami infeksi bakteri, virus, atau jamur yang menyebar melalui aliran darah.
Apa saja faktor risiko disseminated intravascular coagulation (DIC)?
Di bawah ini faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami disseminated intravascular coagulation (DIC).
- Pernah melakukan operasi.
- Pernah melahirkan atau keguguran.
- Pernah melakukan transfusi darah.
- Pernah menerima anestesi.
- Memiliki riwayat sepsis atau infeksi darah akibat jamur atau bakteri.
- Memiliki riwayat penyakit kanker, terutama kanker darah (leukemia).
- Pernah mengalami kecelakaan serius yang menyebabkan cedera pada kepala, luka bakar atau cedera lainnya.
- Memiliki riwayat penyakit pada hati.
Bagaimana DIC didiagnosis?
DIC merupakan penyakit yang dapat dideteksi melalui beberapa pemeriksaan medis untuk mengetahui kondisi trombosit, faktor pembekuan darah, dan komponen darah lainnya.
Meski begitu tidak ada prosedur pasti yang khusus mendeteksi kondisi ini. Bila mencurigai kondisi DIC, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan seperti:
- fibrin degradation product,
- pemeriksaan darah lengkap,
- partial thromboplastin time,
- D-dimer test,
- fibrinogen serum, dan
- prothrombin time
Apa saja pengobatan untuk disseminated intravascular coagulation (DIC)?
Penanganan DIC tergantung pada penyebabnya. Fokus utama pengobatan dan penanganan medis yang dijalani yakni untuk mengatasi penyakit yang menyebabkan Anda mengalami DIC.
Adapun untuk mengatasi masalah pembekuan darah, dokter akan memberikan obat antikoagulan yang disebut heparin untuk mengurangi dan mencegah pembekuan.
Namun, heparin mungkin tidak diberikan jika Anda mengalami kekurangan trombosit yang parah atau perdarahan berlebih.
Pasien yang mengalami kondisi DIC akut akan memerlukan rawat inap bahkan perlu menjalani perawatan secara intensif di ruang ICU. Hal tersebut bertujuan untuk memperbaiki masalah yang menyebabkan DIC dan menjaga fungsi organ.
Selain itu, perawatan pendukung yang dapat diberikan seperti:
- transfusi plasma untuk menggantikan faktor pembekuan darah jika perdarahan berat, dan
- obat pengencer darah (heparin) untuk mencegah pembekuan darah apabila sebagian besar darah mengalami penggumpalan.
Bagaimana mencegah DIC agar tidak kambuh?
Pengidap disseminated intravascular coagulation (DIC) perlu melakukan upaya-upaya khusus agar kondisi tersebut tidak kambuh atau menimbulkan komplikasi. Maka dari itu, dianjurkan untuk melakukan hal-hal di bawah ini.
1. Rutin periksa ke dokter
DIC bisa saja dapat terjadi berulang kali. Oleh karena itu, Anda perlu mengontrol kondisi tubuh secara rutin. Tanyakan pada dokter seberapa sering Anda harus melakukan perawatan lanjutan dan tes darah. Gunanya untuk memantau kondisi pembekuan darah Anda.
2. Mengonsumsi obat pengencer darah
Anda juga mungkin memerlukan obat pengencer darah untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah dan menghindari komplikasi.
Namun, bila ingin mengonsumsi obat tersebut, pastikan bertanya dulu pada dokter. Sebab bila dosisnya tidak tepat justru menyebabkan darah terlalu encer.
3. Bertanya pada dokter sebelum minum obat
Selain berhati-hati terhadap konsumsi obat pengencer darah, Anda juga perlu berhati-hati saat hendak mengonsumsi obat-obatan lainnya yang dijual bebas, seperti anti nyeri, vitamin, suplemen, atau obat herbal.
Ini karena produk-produk tersebut bisa saja mempengaruhi proses pembekuan darah. Sebagai contoh, aspirin dan ibuprofen dapat mengencerkan darah Anda. Sehingga dapat meningkatkan risiko perdarahan.
4. Menyampaikan kondisi DIC Anda sebelum operasi
Jika memerlukan operasi, dokter biasanya akan menanyakan apakah Anda pernah mengalami riwayat kelainan trombosit atau masalah pembekuan darah.
Sampaikanlah secara terbuka bila Anda pernah mengalami hal tersebut sehingga dokter dapat menyesuaikan dosis obat yang Anda konsumsi sebelum, saat dan setelah operasi.
Tidak hanya operasi besar, pada operasi gigi Anda juga perlu menyampaikan tentang penyakit DIC yang diderita.