Alpha fetoprotein atau AFP adalah sejenis protein yang dapat menunjukkan adanya kemungkinan tumor atau cacat pada janin dalam kandungan. Pemeriksaan AFP biasanya dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai mengalami kondisi tersebut. Hal ini bertujuan agar masalah pada ibu hamil mendapatkan penanganan sejak dini. Simak penjelasan selengkapnya mengenai tes alpha fetoprotein (AFP).
Apa itu alpha fetoprotein (AFP)?
Mengutip U.S. National Library of Medicine, AFP adalah protein yang diproduksi oleh hati dan kantung telur (yolk sac) pada janin selama proses kehamilan.
Setelah melahirkan, kadar AFP dalam darah menurun. Sebenarnya, AFP tidak memiliki fungsi spesifik pada tubuh orang dewasa.
Pada pria, wanita (yang tidak hamil), dan anak-anak, kadar AFP dalam darah dapat menunjukkan adanya beberapa jenis kanker terutama kanker testis, ovarium, perut, pankreas, atau hati.
Tingginya kadar AFP juga dapat ditemukan pada pengidap limfoma Hodgkin, tumor otak, dan kanker sel ginjal.
Apa tujuan pemeriksaan alpha-fetoprotein pada ibu hamil?
Alpha-fetoprotein bukanlah pemeriksaan yang umum dilakukan untuk semua ibu hamil, melainkan hanya pada orang-orang yang dianggap perlu.
Adapun tujuan menjalani tes AFP adalah sebagai berikut.
1. Memeriksa kecacatan pada janin.
Tes ini dapat digunakan untuk mendeteksi adanya komplikasi kehamilan berupa cacat pada janin.
Kecacatan yang umumnya membutuhkan tes AFP adalah cacat pada otak dan tulang pada janin.
Kondisi ini disebut juga dengan istilah neural tube defects. Diperkirakan sebanyak 2 dari setiap 1.000 kelahiran mengalami kondisi ini.
Cacat lahir akibat kerusakan sistem tabung saraf pada janin ini tidak terkait dengan usia ibu.
Kebanyakan ibu dengan bayi neural tube defects juga tidak memiliki riwayat kelainan ini.
2. Memeriksa kehamilan dari orangtua Down syndrome
Mengutip Canadian Down Syndrome Society, orang dewasa dengan sindrom Down masih memungkinkan untuk hamil dengan persentase sekitar 35% hingga 50%.
Namun, dokter mungkin melakukan sejumlah pemeriksaan termasuk tes AFP pada kehamilan yang berasal dari ibu atau ayah dengan disabilitas ini.
Pasalnya, kelainan kromosom yang dialami oleh pengidap Down syndrome kemungkinan dapat diturunkan ke bayi dalam kandungan.
3. Mendeteksi kanker
Tes alpha fetoprotein juga diperlukan untuk mendeteksi jenis kanker tertentu.
Tes ini tidak hanya ditujukan untuk ibu hamil yang dicurigai mengidap kanker, tetapi juga pada orang pada umumnya.
Beberapa jenis kanker yang dapat dideteksi melalui tes AFP adalah kanker testis, ovarium, atau hati.
Namun, pada beberapa kasus kanker hati (hepatoma), sekitar 5 dari 10 penderitanya tidak menunjukkan kadar alpha fetoprotein yang tinggi, kecuali pada penderita yang memiliki sirosis atau hepatitis B kronis.
4. Mengevaluasi pengobatan kanker
Selain mendeteksi kondisi kanker, fungsi tes AFP lainnya adalah untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan kanker yang sedang dijalani.
Pemeriksaan ini diperlukan untuk mengetahui apakah kadar AFP menurun setelah pasien menjalani terapi pengobatan tertentu.
Hal-hal yang perlu ketahui sebelum menjalani tes alpha-fetoprotein
Tes AFP biasanya bukanlah tes yang berjalan sendiri, melainkan bisa saja dokter melakukan beberapa pemeriksaan pendukung untuk memastikan kondisi kehamilan Anda.
Apabila hasil pemeriksaan lab menemukan kadar AFP yang tidak normal dalam tubuh, dokter mungkin akan melakukan tes tambahan seperti tes USG dan tes amniocentesis.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui penyebab bila Anda mengalami masalah kehamilan.
Tes amniocentesis dilakukan dengan cara mengambil sampel cairan ketuban. Cara ini dapat mengukur kadar alpha fetoprotein yang terkandung dalam air ketuban.
Meski begitu, kadar AFP yang normal belum tentu menjamin kehamilan Anda normal atau bayi yang dikandung sehat.
Banyak ibu dengan kadar AFP normal dalam air ketuban, ternyata memiliki kadar AFP dalam darah yang tidak normal.
Namun, pada kondisi tersebut, ibu cenderung memiliki risiko yang lebih rendah untuk memiliki anak dengan neural tube defects.
Bagaimana proses pemeriksaan alpha-fetoprotein pada ibu hamil?
Tidak ada persiapan khusus sebelum menjalani tes ini. Apabila sedang hamil, tubuh Anda akan ditimbang terlebih dahulu karena kisaran hasil tes akan ditentukan berdasarkan berat badan.
Selain berat badan, ras, usia, dan usia kandungan juga dapat memengaruhi hasil tes.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan tes alpha fetoprotein (AFP) adalah sebagai berikut.
- Perawat akan melakukan pengambilan sampel darah untuk diuji.
- Pengambilan darah dilakukan di laboratorium diagnostik.
- Biasanya, prosedur ini hanya memakan waktu beberapa menit dan hanya menimbulkan nyeri ringan saat jarum disuntikkan.
Umumnya, tes ini dilakukan dengan prosedur rawat jalan. Oleh karena itu, setelah menjalani tes, Anda dapat kembali pulang.
Biasanya, hasil tes akan keluar dalam satu hingga dua minggu.
Apa arti hasil tes alpha fetoprotein?
Hasil tes AFP akan menunjukkan kondisi-kondisi berikut.
Hasil tes normal
Kisaran normal untuk Alpha-Fetoprotein (AFP) test dapat bervariasi tergantung laboratorium yang Anda pilih.
Kisaran yang tertulis disini hanya berupa gambaran rentang hasil secara umum.
Hasil dapat dikatakan normal bila kondisi pemeriksaan AFP dalam darah adalah sebagai berikut.
- Pria dan wanita (yang tidak hamil): 0–40 nanogram per milliliter (ng/mL) atau microgram per liter (mcg/L).
- Wanita hamil (usia kandungan 15–18 minggu): 10-150 ng/mL or mcg/L
Hasil tes di atas merupakan pengukuran umum untuk tes ini.
Pada kenyataannya, kisaran normal untuk tes alpha fetoprotein dapat bervariasi tergantung laboratorium tempat darah Anda diperiksa.
Oleh karena itu, Anda perlu mendiskusikan hasil tes dengan dokter untuk memperoleh kesimpulan yang tepat.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan bila hasil tes AFP Anda normal.
- Perkiraan usia kandungan yang tepat dapat mendukung ketepatan hasil tes.
- Dari minggu ke-14 masa kandungan, jumlah AFP secara bertahap akan terus meningkat dan perlahan akan menurun pada 1-2 bulan menjelang kelahiran.
- Kisaran normal untuk perempuan kulit hitam umumnya lebih tinggi dari perempuan berkulit putih.
- Sementara itu, kisaran normal untuk perempuan Asia sedikit lebih rendah dari perempuan kulit putih.
- Kisaran normal nilai AFP setiap wanita akan disesuaikan berdasarkan usia, berat badan, dan ras.
Selain faktor-faktor di atas, riwayat penyakit diabetes pada ibu juga harus dipertimbangkan.
Oleh karena itu, dokter dan pasien perlu menyesuaikan rentang nilai AFP yang normal ketika menjalani tes tersebut.
Hasil tes abnormal
Pada hasil tes yang tidak normal, akan ditemukan kondisi indeks alpha fetoprotein yang naik atau turun. Berikut penjelasannya.
Indeks naik
Pada wanita hamil, tingginya kadar alpha-fetoprotein tidak otomatis membuktikan adanya kelainan pada kandungan.
Kadar AFP yang tinggi bisa saja terjadi karena faktor-faktor seperti:
- Prediksi usia janin atau kehamilan yang tidak tepat saat menjalani tes.
- Anda mengandung bayi kembar.
Namun, bila kemungkinan faktor tersebut sudah disingkirkan, tingginya kadar AFP bisa saja adalah pertanda kandungan Anda mengalami kondisi-kondisi berikut.
- Bayi mengidap cacat neural tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang.
- Bayi mengalami cacat dinding perut (omphalocele), yaitu usus bayi atau organ perut bayi lainnya berada di luar tubuh,
- Bayi meninggal dalam kandungan (stillbirth).
Adapun pada pria atau wanita yang tidak hamil, kenaikan kadar alpha-fetoprotein menandakan kanker hati, testis, atau ovarium; penyakit hati, seperti sirosis atau hepatitis; hingga penyalahgunaan alkohol.
Indeks turun
Sama seperti pada indeks AFP yang naik.
Pada wanita hamil, rendahnya tingkat alpha-fetoprotein bisa saja disebabkan karena prediksi usia janin atau kehamilan yang tidak tepat.
Namun, bila Anda atau dokter memastikan usia kandungan tepat, rendahnya kadar tersebut menunjukkan bahwa bayi yang Anda kandung mungkin mengidap sindrom Down.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]