Apa yang terjadi jika air ketuban lebih sedikit?
Air ketuban penting untuk perkembangan organ janin, terutama paru-paru. Bila air ketuban yang terlalu sedikit dalam waktu lama, dapat menyebabkan masalah perkembangan janin. Terutama kondisi paru-paru abnormal yang disebut dengan hipoplasia paru.
Volume air ketuban yang lebih sedikit membuat ibu hamil lebih berisiko mengalami komplikasi saat persalinan, seperti penekanan pada tali pusar dan aspirasi mekonium.
Volume air ketuban yang rendah ini dapat membatasi pergerakan bayi. Bayi juga bisa tertekan karena ruang yang sempit. Ini bisa berujung pada terbentuknya kelainan pada janin.
Sebaiknya selalu periksakan kehamilan, terutama jika ditemukan cairan ketuban lebih sedikit. Pemeriksaan rutin diperlukan untuk memastikan bayi dalam kandungan bisa tumbuh dengan normal.
Jika mengalami kekurangan air ketuban mendekati waktu kelahiran mungkin persalinan, akan dilakukan induksi atau bisa jadi mengalami kelahiran prematur. Terutama jika memiliki preeklampsia berat atau bayi tidak berkembang di dalam rahim.
Kalau persalinan normal berbahaya bagi bayi yang kekurangan cairan ketuban, ibu hamil akan direkomendasikan untuk melahirkan dengan cara operasi caesar.
2. Polihidramnion, cairan ketuban terlalu banyak

Jika mempunyai cairan ketuban lebih banyak (polihidramnion), salah satu tandanya adalah rahim mengembang lebih cepat dari seharusnya, sehingga terlihat lebih besar.
Ibu hamil mungkin mengalami ketidaknyamanan pada perut, nyeri punggung, sesak napas, kontraksi rahim, dan bengkak pada kaki dan pergelangan tangan.
Polihidramnion lebih mungkin terjadi jika mengalami:
- Diabetes gestasional
- Kehamilan kembar
- Kelainan genetik janin
- Penyebab lain seperti infeksi akibat Rubella, Cytomegalovirus (CMV), Toksoplasmosis, dan Sifilis
- Kelainan janin
Kondisi kelainan janin menyebabkan janin sulit untuk menelan cairan tetapi ginjalnya terus menghasilkan cairan. Sebagai contoh, stenosis pilorus, bibir sumbing atau celah langit-langit, kelainan sistem pencernaan janin, dan cacat lahir.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar