Memasuki trimester 2, ibu hamil biasanya sudah merasa lebih nyaman. Pasalnya, morning sickness biasanya sudah jauh berkurang dan ibu hamil mulai terbiasa dengan berbagai perubahan selama kehamilan.
Perubahan pada tubuh ibu saat hamil trimester 2
Dimulai dari minggu keberapa periode trimester 2 kehamilan? Trimester 2 dimulai ketika memasuki usia kehamilan 14 minggu hingga akhir minggu ke-27.
Pada masa ini, gejala awal kehamilan seperti mual, muntah, dan mudah lelah sudah jauh membaik. Namun, ibu hamil biasanya merasakan berbagai keluhan berikut.
- Perut semakin membesar.
- Berat badan naik sekitar 1,5–2 kg setiap bulan.
- Nafsu makan membaik.
- Perubahan warna kulit (bercak hitam di wajah atau garis gelap dari pusar sampai kemaluan).
- Rambut lebih tebal.
- Kaki mudah kram, terutama saat tidur.
- Payudara nyeri dan membesar.
- Nyeri punggung.
- Stretch mark.
Stretch marks merupakan fenomena alami yang kerap ditemui seiring dengan kenaikan berat badan ibu hamil. Anda tak perlu khawatir karena kondisi ini tidak berbahaya dan umumnya akan membaik setelah melahirkan.
Namun, jika ingin mengurangi tingkat keparahan stretch mark, Anda perlu mengontrol kenaikan berat badan selama kehamilan supaya tidak berlebihan.
Perkembangan janin saat hamil trimester 2
Satu hal yang paling banyak ditunggu selama kehamilan adalah perkembangan janin di dalam perut. Kabar baiknya, Anda bisa merasakan perkembangan janin yang cukup pesat pada trimester ini.
Berikut ini adalah perkembangan janin selama trimester 2 kehamilan.
1. Usia kandungan 4 bulan (14–17 minggu)
Penasaran dengan jenis kelamin janin? Memasuki usia 4 bulan, Anda sudah bisa mengetahui jenis kelamin janin melalui USG.
Tak hanya itu, bentuk kepala dan rambut janin juga akan semakin terlihat jelas di bulan-bulan ini.
Menurut laman Lozier Institute, janin sudah bisa mulai mendengar suara dari luar saat kehamilan memasuki usia 16 minggu.
Plasenta yang sudah terbentuk sejak pembuahan akan semakin sempurna pada minggu ke-17 kehamilan. Inilah salah satu alasan mengapa janin mulai bisa menerima “kiriman” antibodi dari ibunya.
2. Usia kandungan 5 bulan (18–22 minggu)
Dengan berat sekitar 200 gram, kulit janin berusia 18 minggu kehamilan biasanya sudah diselimuti oleh rambut halus (lanugo), termasuk alis dan bulu mata.
Pada usia 18 minggu kehamilan, kaki janin sebenarnya sudah bisa bergerak, tetapi masih sangat lemah sehingga tendangannya mungkin belum terasa.
Kulit janin juga terlindungi oleh lapisan tipis berwarna putih yang disebut vernix caseosa. Lapisan yang sering kali masih terlihat saat bayi lahir ini berfungsi untuk melindungi janin dari infeksi.
3. Usia kandungan 6 bulan (23–27 minggu)
Memasuki pertengahan minggu ke-20, sistem pernapasan janin sudah semakin matang dengan keberadaan zat surfaktan.
Zat surfaktan memiliki peranan penting untuk mendukung fungsi paru-paru setelah bayi dilahirkan.
Pada usia kehamilan 23 minggu, ibu hamil biasanya sudah mulai merasakan tendangan janin. Gerakannya akan semakin sering dan keras seiring dengan bertambahnya usia janin.
Kemampuan mendengar janin pada usia ini juga sudah semakin meningkat. Jadi, ini adalah waktu terbaik untuk mulai mengajak bicara buah hati Anda.
Masalah kehamilan yang bisa terjadi saat hamil trimester 2
Meski kerap dinilai sebagai usia kehamilan yang paling nyaman, ibu yang hamil trimester dua tetap harus berhati-hati dengan berbagai kondisi berikut.
1. Perdarahan vagina
Perdarahan sebelum usia 20 minggu kehamilan bisa menjadi tanda keguguran. Keguguran pada trimester ini bisa disebabkan oleh:
- kelainan bentuk rahim, seperti septum uterus yang ditandai dengan rahim bersekat,
- inkompetensi serviks (leher rahim terbuka terlalu cepat sehingga memicu kelahiran dini),
- kelainan kromosom, atau
- penyakit autoimun (lupus).
Oleh karena itu, segera kunjungi dokter kandungan jika Anda mengalami perdarahan vagina saat hamil.
2. Ketuban pecah dini
Normalnya, ketuban akan pecah saat mendekati waktu persalinan. Jika kondisi ini terjadi pada trimester 2, itu artinya Anda mengalami ketuban pecah dini (KPD).
Karena ketuban berfungsi untuk mendukung perkembangan janin sekaligus melindunginya dari infeksi, KPD perlu segera ditangani. Jika tidak, KPD bisa menyebabkan bayi terlahir prematur.
Namun, karena paru-paru janin belum terbentuk sempurna, persalinan pada trimester dua bisa membuat janin berisiko mengalami gangguan medis jangka panjang, terutama yang berkaitan dengan pernapasan.