backup og meta

Jangan Keliru, Ketahui 7 Mitos Umum tentang Kacang Kedelai

Jangan Keliru, Ketahui 7 Mitos Umum tentang Kacang Kedelai

Kacang kedelai termasuk jenis kacang-kacangan yang punya banyak manfaat bagi tubuh. Namun, masih banyak mitos yang membuat masyarakat ragu akan manfaat kesehatan kedelai. Seperti apa mitos-mitos yang beredar?

Berbagai mitos seputar kacang kedelai

Dari menyebabkan mandul hingga meningkatkan risiko demensia, inilah sederet mitos yang umum tentang kacang kedelai.

1. Kacang kedelai bisa mengganggu kesuburan

Katanya, makan kedelai dalam jumlah banyak bisa memengaruhi kesuburan wanita.

Banyak yang percaya bahwa kandungan fitoestrogen pada kacang kedelai dapat menyebabkan masalah kesuburan. 

Fitoestrogen sendiri adalah senyawa kimia alami yang diduga bisa mengganggu sistem endokrin.

Padahal, makan kedelai dalam jumlah sewajarnya justru bisa membantu wanita untuk mempersiapkan kehamilan. 

Mengutip Johns Hopkins Medicine, kacang kedelai bisa jadi alternatif cemilan sehat bagi wanita yang sedang menjalani program hamil. 

Kacang-kacangan, termasuk kacang kedelai, memiliki kandungan asam folat yang baik untuk mencegah risiko cacat lahir sumsum tulang belakang.

Bahkan menambahkan satu porsi kacang-kacangan, termasuk kacang kedelai dan olahannya, dalam porsi makan harian, baik untuk kesehatan reproduksi wanita.

Jadi, klaim kedelai bisa memengaruhi kesehatan reproduksi wanita tidaklah benar. 

2. Kacang kedelai bukan sumber protein yang baik

kedelai meningkatkan risiko kanker

Mitos kedelai yang satu ini tentu sudah cukup familier di telinga.

Faktanya, kacang kedelai mampu menyuplai protein dalam jumlah banyak, dengan kalori yang jauh lebih rendah daripada sumber protein hewani.

Tidak hanya itu, kedelai mengandung asam amino yang diperlukan tubuh, kaya akan serat, antioksidan, dan bebas kolesterol.

Kedelai juga tidak memiliki kandungan lemak jenuh yang biasanya ditemukan dalam produk hewani. Itu sebabnya, kedelai termasuk sumber protein berkualitas.

Bahkan jika Anda memasak secangkir kedelai, akan menyumbang 22 gram protein untuk tubuh, yang hampir sama dengan makan satu porsi steik daging.

3. Kacang kedelai menyebabkan kanker payudara

Tidak sedikit orang yang meragukan manfaat kacang kedelai karena mitos kedelai yang menyebutkan kandungan fitoestrogennya menyebabkan kanker. 

Banyak klaim menyebutkan fitoestrogen bisa memicu pertumbuhan sel kanker karena memiliki struktur mirip dengan hormon estrogen.

Padahal berbagai penelitian menunjukkan makan kacang kedelai dalam jumlah banyak tidak akan meningkatkan pertumbuhan kanker payudara pada wanita.

Justru sebaliknya, kedelai dipercaya dapat menurunkan risiko kanker payudara.

Melansir situs National Center for Biotechnology Information, masyarakat di kawasan Asia Timur yang banyak mengonsumsi kacang kedelai, justru berisiko rendah terkena kanker payudara dan penyakit jantung.

Bahkan, sebuah penelitian yang dilakukan pada 300.000 wanita berusia 30 – 79 tahun di Cina memperlihatkan hanya 2289 wanita yang dilaporkan mengalami kanker payudara yang terus berkembang.

Itu artinya, kacang kedelai tidak ada kaitannya dengan kanker payudara dan justru dapat membantu tubuh memerangi sel-sel kanker.

4. Pria tidak boleh makan kedelai

kacang kedelai mengobati kanker payudara

Lagi-lagi, mitos kedelai yang satu ini berkaitan dengan kandungan fitoestrogen.

Karena kandungan fitoestrogen, pria yang banyak makan kedelai diduga cenderung memiliki jumlah sperma lebih rendah (tapi masih dalam batas normal).

Meski begitu, penelitian yang memperlihatkan hal tersebut masih terbatas.

Bahkan, para peneliti mencatat adanya faktor lain seperti obesitas dan kelebihan berat badan yang dimiliki sebagian besar pria dengan jumlah sperma yang relatif sedikit.

Terlebih lagi, penelitian yang dilakukan oleh Chavarro dan rekan-rekannya menunjukkan bukan kedelai yang mengakibatkan penurunan jumlah sperma, melainkan berat badan berlebih dan pola hidup tidak sehat secara keseluruhan.

Itu sebabnya, belum ada bukti kuat yang mengatakan bahwa kedelai bisa menurunkan kesuburan pria.

Jadi, bagi para pria yang hobi makan kedelai segar maupun berbagai olahan kedelai lainnya, Anda tidak perlu khawatir lagi.

Mengutip dari National Library of Medicine, kacang kedelai justru berpotensi menurunkan risiko kanker prostat pada pria.

5. Ibu hamil harus mengurangi konsumsi kacang kedelai

Anda mungkin pernah mendengar bahwa wanita yang sedang hamil anak laki-laki, sebaiknya menghindari kacang kedelai.

Kandungan fitoestrogen pada kedelai dicurigai dapat menurunkan kadar testosteron dan menyebabkan perilaku feminin pada janin laki-laki kelak saat besar. 

Klaim tentang kacang kedelai ini jelas mitos belaka.

Fitoestrogen pada kacang kedelai memang bekerja menyerupai estrogen alami dari dalam tubuh, tapi belum ada penelitian yang memadai yang mendukung dugaan tersebut.

Mengonsumsi kacang kedelai dalam jumlah wajar, atau sekitar satu cangkir susu kedelai sehari, diperbolehkan selama ibu hamil tidak mengalami reaksi alergi.

6. Soy imitation meat lebih menyehatkan daripada daging asli

Saat menjalani diet plant-based, Anda mungkin memerlukan variasi menu untuk memasak sumber makanan nabati, misalnya dengan membuat soy imitation meat.

Soy imitation meat adalah kedelai yang dimasak sedemikian rupa hingga menyerupai daging seperti untuk isian burger atau hot dog.

Banyak yang meyakini mitos kedelai dalam bentuk soy imitation meat lebih menyehatkan daripada daging merah asli. 

Namun dalam proses pembuatan kedelai agar menyerupai daging, dibutuhkan tambahan natrium, lemak, dan bahkan pengawet yang justru merugikan untuk tubuh.

Selain itu, protein pada sumber makanan nabati memiliki lebih sedikit asam amino esensial daripada protein hewani. 

Untuk itu, mengonsumsi soy imitation meat saja tidak dapat mencukupi kebutuhan protein harian.

Anda pun disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan sumber zat gizi yang lebih bervariasi.  

7. Kacang kedelai bisa meningkatkan risiko demensia

manfaat kedelai

Anda mungkin pernah mendengar mitos kedelai yang dapat meningkatkan risiko demensia.

Faktanya, mitos ini sudah dibantah dengan adanya penelitian terbaru terhadap hubungan antara kedelai dan fungsi kognitif manusia.

Mengutip dari jurnal Current Opinion in Lipidology, asupan tinggi kedelai berkaitan dengan fungsi kognitif yang lebih baik.

Dalam hal ini, kaitan kacang kedelai dengan masalah demensia pun menjadi salah satu bahan penelitian yang masih terus dikembangkan.

Nah, dari semua mitos kedelai yang ada, mana nih yang paling sering Anda dengar?

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Berrazaga, I., Micard, V., Gueugneau, M., & Walrand, S. (2019). The Role of the Anabolic Properties of Plant- versus Animal-Based Protein Sources in Supporting Muscle Mass Maintenance: A Critical Review. Nutrients, 11(8), 1825. doi: 10.3390/nu11081825

García, M., Torre, M., Marina, M., Laborda, F., & Rodriquez, A. (1997). Composition and characterization of soyabean and related products. Critical Reviews In Food Science And Nutrition, 37(4), 361-391. doi: 10.1080/10408399709527779

Soy. (2020). National Center for Complementary Integrative Health. Retrieved 22 July 2022, from https://www.nccih.nih.gov/health/soy

Soy Foods & Soy Protein. (2022). Retrieved 22 July 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/17491-soy-foods

Pregnancy diet: Focus on these essential nutrients. (2022). Retrieved 22 July 2022, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/pregnancy-nutrition/art-20045082

5 Snack Foods to Eat While Pregnant. (2021). Retrieved 22 July 2022, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/5-snack-foods-to-eat-while-pregnant

Wei, Y., Lv, J., Guo, Y., Bian, Z., Gao, M., & Du, H. et al. (2019). Soy intake and breast cancer risk: a prospective study of 300,000 Chinese women and a dose–response meta-analysis. European Journal Of Epidemiology, 35(6), 567-578. doi: 10.1007/s10654-019-00585-4

Chavarro, J., Toth, T., Sadio, S., & Hauser, R. (2008). Soy food and isoflavone intake in relation to semen quality parameters among men from an infertility clinic. Human Reproduction, 23(11), 2584-2590. doi: 10.1093/humrep/den243

Szczerba, E., Koch, M., & Schlesinger, S. (2021). Soy consumption, cognitive function, and dementia. Current Opinion In Lipidology, 33(1), 68-75. doi: 10.1097/mol.0000000000000807

Versi Terbaru

05/08/2022

Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Makan Makanan Berbahan Dasar Kedelai Bisa Meredakan Gejala Menopause

10 Manfaat Kacang Kedelai, Baik untuk Jantung dan Pencernaan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 05/08/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan