Istilah latihan isometrik mungkin terdengar kurang umum bagi sebagian orang. Namun, secara tidak sadar Anda mungkin pernah atau sering melakukan jenis olahraga untuk membangun kekuatan otot ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Istilah latihan isometrik mungkin terdengar kurang umum bagi sebagian orang. Namun, secara tidak sadar Anda mungkin pernah atau sering melakukan jenis olahraga untuk membangun kekuatan otot ini.
Latihan isometrik merupakan jenis latihan kekuatan otot (strength training) untuk menegangkan otot-otot tertentu tanpa menggerakan sendi di sekitarnya.
Olahraga ini Anda lakukan dalam posisi diam atau statis. Otot tidak akan memanjang atau memendek dan sendi tidak bergerak selama latihan isometrik.
Jenis latihan ini umumnya hanya meningkatkan kekuatan pada bagian tubuh tertentu karena Anda melakukannya dalam satu posisi tanpa gerakan.
Maka dari itu, Anda perlu melakukan serangkaian latihan isometrik yang melibatkan bagian tubuh lainnya guna meningkatkan kekuatan otot secara menyeluruh.
Selain latihan ini, ada latihan dinamis yang melibatkan gerakan otot untuk memanjang dan memendek yang disebut latihan isotonik.
Secara umum, latihan isometrik bermanfaat dalam meningkatkan daya tahan fisik, memperbaiki postur tubuh, serta memperkuat dan menstabilkan otot tubuh tertentu.
Nah, beberapa manfaat lain dari latihan isometrik yang bisa Anda rasakan seperti berikut ini.
Selain itu, sebuah penelitian dalam jurnal Sports Medicine (2014) menunjukkan bahwa latihan isometrik dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Latihan tiga sampai lima kali per minggu selama 4–10 minggu mampu menurunkan tekanan darah rata-rata antara 10–13 mmHg sistolik dan 6–8 mmHg diastolik.
Meski begitu, orang dengan hipertensi sebaiknya berolahraga dalam intensitas lebih rendah. Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum memulai latihan isometrik karena mungkin menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Latihan isometrik dapat Anda lakukan tanpa atau dengan alat bantu, seperti dumbbell atau kettlebell untuk memberikan beban tambahan.
Meski cukup sederhana, usahakan tetap mengenakan pakaian olahraga dan matras yoga agar tubuh lebih nyaman dan terhindar dari cedera.
Berikut ini adalah contoh-contoh latihan isometrik yang bisa Anda lakukan dengan mudah.
Plank merupakan salah satu olahraga yang efektif untuk menguatkan otot inti tubuh. Gerakan ini juga bisa membantu Anda membentuk perut sixpack.
Meski gerakan plank terlihat cukup mudah, Anda tetap perlu melakukan teknik yang benar.
Bridge atau bridge pose adalah salah satu pose dasar yoga untuk membantu meregangkan, memperkuat, dan memperbaiki postur tubuh.
Anda bisa mempelajari gerakan bridge dengan langkah-langkah berikut ini.
Dalam latihan isometrik ini, Anda membutuhkan bantuan dinding sebagai tumpuan. Wall sit akan membantu Anda membangun daya tahan pada otot tubuh bagian bawah.
Untuk melakukan gerakan ini, Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini.
Squat hold merupakan variasi dari gerakan squat. Latihan isometrik ini Anda lakukan dengan menahan posisi jongkok lebih lama dari biasanya.
Berikut ini adalah panduan melakukan gerakan squat hold dengan teknik yang benar.
Gerakan dead hang membutuhkan alat bantu berupa pull bar yang umumnya Anda gunakan untuk latihan pull up.
Latihan memperkuat otot tubuh bagian atas ini bisa Anda lakukan dengan cara berikut ini.
Sama halnya dengan olahraga pada umumnya, latihan isometrik tetap dapat menyebabkan atau memperburuk cedera yang Anda alami.
Gerakan plank dengan teknik yang salah dapat meningkatkan ketegangan pada otot punggung. Akibatnya, hal ini berpotensi menimbulkan cedera.
Di samping itu, sebagian orang juga terlalu memaksakan tubuh mereka. Jika latihan selama 30 detik terlalu berat, Anda bisa turunkan menjadi 10–15 detik terlebih dahulu.
Saat tubuh sudah menjadi lebih kuat, Anda bisa meningkatkan intensitas latihan dengan durasi lebih lama atau dalam beberapa kali pengulangan.
Dalam berolahraga, pastikan selalu memperhatikan kondisi tubuh guna menghindari cedera.
Jika Anda merasakan rasa sakit atau ketidaknyamanan saat melakukan latihan isometrik, lebih baik segera hentikan latihan.
Konsultasikan dengan dokter umum atau spesialis kedokteran olahraga bila rasa sakit tak kunjung hilang, apalagi jika Anda memiliki riwayat masalah otot, tulang, dan sendi sebelumnya.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)