2. Kekeringan
Kondisi kekeringan atau degradasi tanah di suatu daerah biasanya disebabkan oleh perubahan iklim dan penyalahgunaan tanah atau laham. Dengan kata lain, aktivitas manusialah yang menjadi salah satu penyebab lahan mengering sehingga kemudian rusak.
Ketika suatu lahan tanah mengalami degradasi, otomatis tanah tersebut menjadi tidak lagi produktif atau subur untuk digunakan sebagaimana mestinya. Akibatnya, luas lahan yang seharusnya masih dapat digunakan untuk kepentingan manusia, seperti pertanian, bercocok tanam, dan pengairan pun menjadi lebih terbatas.
3. Penyebaran virus penyakit
Peningkatan suhu panas dan curah hujan, khususnya di Indonesia, merupakan beberapa perubahan yang diakibatkan oleh iklim. Perubahan cuaca yang serba terjadi tiba-tiba inilah dapat menjadi sasaran empuk bagi virus penyebab penyakit untuk tumbuh dan menyebar.
Terutama bagi penyakit yang ditularkan melalui serangga, nyamuk, dan lain sebagainya. Binatang-binatang tersebut akan membawa dan menularkan bibit penyakit dengan dukungan dari perubahan cuaca, seperti panas ke hujan dan sebaliknya.
Terlebih karena banyak dari vektor tersebut yang berdarah dingin, sehingga perubahan suhu lingkungan justru mendukung perkembangan dan penyebaran penyakit.
4. Muncul penyakit terkait panas
Pemanasan global berisiko menimbulkan penyakit yang berhubungan dengan panas, seperti heat stroke dan heat exhaustion. Kedua penyakit ini sama-sama terjadi karena Anda terpapar suhu panas, sementara tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk menormalkan kembali suhunya.
5. Gangguan pernapasan
Asma adalah salah satu gangguan pernapasan sebagai dampak pemanasan global. Secara tidak langsung, perubahan suhu di bumi dapat memengaruhi kualitas udara karena memperbanyak kadar polutan.
Menurut World Health Organization (WHO), pemanasan global telah membuat iklim berubah sekitar 0,85 derajat Celcius lebih panas. Peningkatan suhu yang terlalu tinggi ini membuat polusi udara menjadi masalah baru bagi para pengidap asma.
Singkatnya, perubahan iklim lambat laun akan berdampak pada lebih banyaknya produksi debu, serbuk sari, serta polutan lainnya yang bisa menimbulkan reaksi negatif. Entah itu berupa batuk, nyeri dada, iritasi tenggorokan, gejala gangguan pernapasan lainnya, hingga menghambat fungsi normal paru-paru.
Cara mencegah dampak pemanasan global

Saat ini sudah banyak digalakkan gerakan Go Green dan pelestarian lingkungan untuk mencegah dampak pemanasan global yang telah membuahkan hasil positif. Walaupun belum sepenuhnya membaik, tapi hal ini dapat menjadi harapan terkait kualitas lingkungan yang lebih baik di masa mendatang.
Demi menjaga bumi tetap dalam kondisi prima, coba lakukan beberapa cara sederhana tapi berefek besar untuk mencegah dampak pemanasan global. Mulai dari lebih membatasi penggunaan kendaraan pribadi, kemudian beralih ke angkutan umum.
Pasalnya, hal tersebut akan lebih membatasi pencermana lingkungan akibat karbon dioksida dan karbon monoksida. Anda juga bisa meminimalkan penggunaan plastik, sehingga tidak akan menambah jumlah limbah di bumi. Cara ini akan lebih menghemat energi yang dibutuhkan untuk mendaur ulang. Jangan lupa juga untuk lebih peka terhadap lingkungan dengan menanam, merawat, dan menjaga tanaman.
Selain itu, pastikan juga untuk tetap menggunakan sunblock dengan SPF minimal 35, terutama bila Anda sering beraktivitas di luar ruangan. Sebisa mungkin, jauhi diri dari paparan terhadap sinar matahari terutama pada siang hari.