Penyebab heatwave
Proses terjadinya gelombang panas dimulai ketika tekanan tinggi di atmosfer bergerak masuk dan mendorong udara hangat ke tanah.
Udara di sekitar permukaan bumi akan bertambah panas seiring bertambahnya tekanan.
Tekanan yang tinggi mendorong udara secara vertikal sehingga menyebabkan perubahan cuaca.
Tingginya tekanan atmosfer bahkan bisa mengurangi angin dan awan yang menutupi sinar matahari sehingga udara menjadi lebih panas dan kering.
Perubahan iklim atau pemanasan global seperti efek rumah kaca bisa meningkatkan gelombang panas.
Efek rumah kaca terjadi karena tingginya jumlah gas karbon dioksida yang merusak atau menipiskan lapisan pelindung atmosfer (ozon).
Penipisan lapisan ozon akan memerangkap panas matahari hingga menyebabkan permukaan bumi menghangat.
Meningkatnya suhu di permukaan bumi bisa membuat gelombang panas terjadi lebih lama, ekstrem, dan intens.
Dampak kesehatan dari gelombang panas

Sebagai salah satu kondisi cuaca ekstrem, suhu tinggi akibat gelombang panas dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan.
Anda mungkin akan merasakan gejala mulai dari yang ringan seperti kram panas dan ruam, hingga kondisi yang lebih serius seperti kelelahan dan heat stroke.
Berikut beberapa efek gelombang panas terhadap kesehatan menurut World Health Organization.
1. Dehidrasi
Dehidrasi terjadi saat tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi. Penyebabnya bisa karena keringat berlebih, muntah, dan diare.
Suhu tinggi akibat gelombang panas bisa membuat tubu mengeluarkan lebih banyak keringat daripada biasanya.
Berikut beberapa tanda dehidrasi yang perlu Anda waspadai:
- kelelahan,
- mulut kering,
- rasa haus yang meningkat,
- frekuensi buang air kecil berkurang,
- produksi air mata lebih sedikit,
- kulit kering,
- sembelit, dan
- pusing atau sakit kepala.
2. Gangguan pernapasan
Pemanasan global akibat perubahan iklim yang ekstrem juga turut berkontribusi pada meningkatnya risiko gangguan pernapasan, misalnya common cold, radang tenggorokan, dan batuk.
Hal ini diakibatkan oleh perubahan suhu ekstrem yang mengganggu sistem imunitas karena tubuh harus beradaptasi terhadap perubahan suhu secara drastis.
Terlebih, kondisi ini juga dibarengi dengan peningkatan polusi udara dan alergi musiman.
Akibatnya, Anda jadi rentan terinfeksi virus maupun bakteri yang menyerang sistem pernapasan.
Masalah gangguan pernapasan ini juga bisa lebih parah bila Anda memiliki riwayat penyakit asma, pneumonia, bronkitis, atau faringitis.
3. Heatstroke
Heat stroke atau sengatan panas dapat terjadi saat tubuh tidak mampu mendinginkan diri setelah mengalami kenaikan suhu tubuh secara drastis, di luar batas toleransi tubuh.
Berikut gejala heatstroke yang perlu diwaspadai:
- demam hingga 40 °C,
- mengeluarkan keringat berlebih,
- mual dan muntah,
- muncul ruam atau kemerahan pada kulit
- napas dan detak jantung lebih cepat, dan
- sakit kepala.
Jangan tunda untuk mengunjungi fasilitas layanan kesehatan bila gejala heatstroke tidak membaik setelah melakukan pertolongan pertama di rumah.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar