Pap smear merupakan salah satu prosedur pemeriksaan pada leher rahim atau serviks wanita, yaitu bagian paling rendah dari rahim. Fungsi utama dari pemeriksaan pap smear adalah sebagai salah satu deteksi dini kanker serviks (kanker leher rahim). Supaya lebih jelas lagi, mari ketahui lebih lanjut tentang pemeriksaan pap smear melalui penjelasan berikut ini.
Apa itu pap smear?
Pemeriksaan pap smear adalah tes yang dilakukan dengan mengumpulkan sampel sel dari leher rahim untuk kemudian dites lebih lanjut di laboratorium.
Prosedur ini dilakukan sebagai pemeriksaan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kanker serviks (kanker leher rahim) sejak dini.
Pemeriksaan ini akan memperlihatkan keberadaan sel-sel prakanker atau kanker pada leher rahim Anda.
Tes ini juga dapat membantu menunjukkan bila ada perubahan mencurigakan pada sel serviks, yang berisiko mengarah pada perkembangan kanker di kemudian hari.
Melakukan deteksi dini (screening), seperti menjalani tes IVA dan tes pap, merupakan salah satu bentuk pencegahan kanker serviks.
Deteksi dini kanker juga memberikan peluang kesembuhan yang lebih besar bagi pasien yang didiagnosis mengalami kanker leher rahim.
Pasalnya, semakin dini sel kanker ditemukan, semakin cepat pula pengobatan kanker serviks bisa dilakukan. Dengan begitu, semakin besar pula peluang pasien untuk segera pulih.
Dengan melakukan tes ini secara dini, Anda juga mencegah terjadinya penyebaran sel kanker ke berbagai organ tubuh lain, seperti rahim, ovarium, paru-paru, dan hati.
Siapa saja yang perlu melakukan pemeriksaan pap smear?
Idealnya, semua wanita wajib menjalani tes untuk mendeteksi kanker serviks.
Seorang wanita dikatakan berpeluang tinggi terkena kanker serviks jika memiliki faktor risikonya. Berbagai faktor risiko yang dapat menjadi penyebab kanker serviks adalah sebagai berikut.
- Pernah didiagnosis kanker serviks atau hasil tes screening sebelumnya menunjukkan adanya perkembangan sel prakanker.
- Terpapar dengan dietilstilbestrol (DES) sebelum lahir.
- Terinfeksi virus HPV.
- Sistem kekebalan tubuh lemah karena transplantasi organ, kemoterapi, atau sedang menggunakan obat kortikosteroid dalam waktu lama.
Dokter umumnya akan merekomendasikan Anda untuk melakukan tes ini pertama kali pada usia 21 tahun, atau setidaknya saat Anda mulai aktif melakukan hubungan seksual. Apalagi jika Anda telah merasakan berbagai gejala kanker serviks.
Setelah itu, waktu yang tepat untuk mengulang pap smear secara rutin adalah setiap tiga tahun sekali sampai usia 65 tahun.
Selain kanker serviks, ada juga beberapa kondisi kesehatan lain yang membuat wanita perlu lebih sering melakukan pap smear, yaitu jika dinyatakan positif HIV atau memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Namun demikian, penyakit seperti kanker ovarium, klamidia, gonore, trikomoniasis, sipilis, herpes genital, dan PCOS tidak bisa dideteksi melalui tes ini.
Belum terlambat untuk melakukan tes pap meski usia Anda sudah di atas 30 tahun.
Jika Anda seorang wanita, berusia di atas 30 tahun, dan belum pernah melakukan tes pap sebelumnya, coba konsultasikan kepada dokter.
Untuk wanita berusia di atas 30 tahun, tes skrining wanita ini idealnya dilakukan setiap 5 tahun sekali, apabila dibarengi dengan tes HPV (Human papillomavirus).
Akan tetapi, jika tergolong berisiko tinggi mengalami HPV, Anda mungkin akan direkomendasikan untuk melakukan tes ini lebih sering sesuai usia Anda.
Apakah pemeriksaan pap smear bisa untuk mendeteksi virus HPV?
Tujuan utama dari tes pap smear adalah mencari tahu kemungkinan adanya perkembangan sel-sel abnormal di dalam serviks. Perkembangan abnormal itu bisa saja disebabkan oleh virus HPV. Namun untuk mendeteksi keberadaan virus HPV, perlu dilakukan tes HPV DNA yang biasanya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan pap smear. Tes ini juga tidak kalah penting karena virus HPV bisa menular dengan mudah melalui kontak seksual.
Prosedur pemeriksaan pap smear
Berikut ini adalah beberapa tahapan pemeriksaan pap smear yang perlu Anda ketahui.
1. Sebelum pemeriksaan
Salah satu persiapan yang perlu Anda lakukan sebelum menjalani pemeriksaan ini adalah memastikan Anda sedang tidak menstruasi atau akan mendapatkannya dalam waktu dekat.
Pasalnya, menjalani pap smear saat haid bisa membuat hasilnya menjadi kurang akurat. Beberapa persiapan penting lainnya sebelum melaksanakan tes ini adalah sebagai berikut.
- Hindari berhubungan seksual 1—2 hari sebelum tes dilakukan.
- Hindari membersihkan vagina dengan douche 1—2 hari sebelum tes. Cukup bersihkan vagina Anda dengan air hangat.
- Hindari memasang kontrasepsi vagina, seperti busa, krim, atau jeli yang diletakkan di dalam vagina sekitar 1—2 hari sebelum tes.
- Hindari penggunaan obat-obatan untuk vagina (kecuali yang diresepkan dokter Anda) dua hari sebelum tes.
- Pastikan Anda telah mengosongkan kandung kemih tepat sebelum melakukan tes.
Selain itu, beberapa hal di bawah ini adalah kondisi yang dapat memengaruhi hasil pemeriksaan screening. Sebaiknya Anda menginformasikan kepada dokter sebelum menjalani tes ini.
- Mengonsumi obat-obatan, misalnya pil KB yang mengandung estrogen atau progestin.
- Pernah melakukan tes yang sama sebelumnya dan hasilnya adalah tidak normal.
- Sedang hamil.
Dalam kebanyakan kasus, tes pap kemungkinan bisa dan aman dilakukan sebelum usia kehamilan menginjak 24 minggu. Lewat dari usia kehamilan tersebut, tes ini mungkin akan terasa sakit dan kurang nyaman.
Apabila Anda ingin melakukannya, tunggulah sampai sekitar 12 minggu setelah melahirkan agar hasil pemeriksaan pap lebih akurat.
2. Selama pemeriksaan
Tes pap smear merupakan proses yang umumnya berjalan cepat dan sederhana.
Selama pemeriksaan, dokter akan meminta Anda berbaring dengan membuka kaki lebar-lebar (seperti posisi mengangkang) di atas tempat tidur khusus.
Tes ini dilakukan dengan menggunakan alat bernama spekulum ke dalam vagina. Alat ini berfungsi untuk membuka dan melebarkan lubang vagina.
Langkah selanjutnya dalam tes ini, dokter akan mengeruk sampel sel di leher rahim Anda dengan alat khusus berupa spatula, sikat halus, atau kombinasi dari keduanya (cytobrush).
Setelah berhasil diambil, sampel sel dari serviks akan diletakkan dan dikumpulkan dalam wadah yang berisi cairan khusus untuk menyimpan sampel sel. Sampel juga bisa diletakkan di atas slide kaca khusus.
Proses terakhir dari pap smear adalah mengirim sampel sel ke laboratorium untuk diuji lebih lanjut dan hasilnya didapat.
3. Setelah pemeriksaan
Tidak ada bahaya dari pap smear. Pemeriksaan medis ini pun biasanya tidak terasa menyakitkan.
Namun terkadang, area perut Anda mungkin saja akan merasa sedikit sakit atau kram seperti saat sedang menstruasi.
Setelah tes selesai dilakukan, beberapa efek yang muncul adalah vagina terasa sedikit tertekan dan mengeluarkan sedikit darah.
Tak perlu panik, ini adalah hal yang normal terjadi setelah pap smear dan dapat membaik dengan sendirinya.
Salah satu penyebab hal tersebut terjadi adalah adanya ketegangan otot-otot vagina selama tes ini berlangsung. Apabila otot vagina lebih rileks, rasa tidak nyaman setelah tes ini dapat lebih minim.
Beberapa orang dengan kondisi vagina kering juga mungkin mengeluhkan rasa tidak nyaman. Oleh karena itu, bicarakan dulu dengan dokter sebelum menjalani tes screening ini bila Anda memang punya keluhan ini.
Hasil dari tes ini biasanya keluar 1—3 minggu setelahnya. Hasil yang positif bukan berarti Anda langsung didiagnosis memiliki kanker serviks.
Tes ini hanya menunjukkan adanya sel abnormal dalam leher rahim. Biasanya, melakukan ulang tes ini beberapa bulan kemudian adalah langkah penting untuk memastikan adanya kanker.