backup og meta

Mengenal 4 Jenis Flu Beserta Gejalanya

Mengenal 4 Jenis Flu Beserta Gejalanya

Hampir semua orang pasti pernah sakit flu, tetapi beberapa di antara mereka sering kali meremehkan dan tidak menganggap itu berbahaya. Padahal, beberapa jenis flu dapat menimbulkan komplikasi serius yang justru dapat mengancam nyawa.

Ya, sebenarnya flu atau influenza terbagi dalam berbagai jenis yang memiliki karakteristik, gejala, hingga penyebab yang berbeda. Apa saja jenis flu tersebut? Ketahui jawabannya melalui ulasan di bawah ini. 

Mengenal berbagai jenis flu

pilek

Sepintas, flu memang terdengar seperti penyakit yang sangat umum terjadi. Namun, sedikit yang tahu bahwa penyakit ini terbagi ke dalam berbagai jenis berdasarkan virus penyebab flu itu sendiri.

Pada dasarnya, terdapat empat jenis virus flu, yaitu influenza tipe A, B, C, dan D. Virus jenis A, B, dan C umumnya menjadi penyebab influenza musiman pada manusia.

Sementara itu, influenza tipe D biasanya hanya terjadi pada hewan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai jenis-jenis flu atau influenza yang ada. 

1. Influenza tipe A

Influenza tipe A adalah salah satu jenis tipe influenza yang paling sering ditemukan. Ini merupakan jenis virus influenza yang sangat mudah menular dan sering menjadi penyebab flu musiman. 

Bahkan menurut penelitian dari Plos One, diperkirakan sebanyak 75% kasus influenza tergolong ke dalam tipe A. 

Virus influenza tipe A dapat menyebar melalui droplet yang dihasilkan saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin, serta melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi. 

Mengingat cara penularannya yang cukup cepat, influenza jenis A berpotensi menjadi wabah penyakit yang tersebar luas. Selain manusia, flu tipe ini dapat menyerang berbagai hewan, seperti burung, babi, atau kuda.

Virus influenza tipe A memiliki berbagai subtipe berdasarkan kombinasi protein hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N) pada permukaannya, seperti H1N1 atau H3N3. 

Setiap subtipe memiliki potensi yang berbeda dalam menyebabkan penyakit, dan beberapa di antaranya memiliki sejarah menyebabkan pandemi, seperti pandemi flu babi pada tahun 2009. 

Umumnya, gejala-gejala influenza A muncul secara mendadak dan berlangsung selama 1—2 minggu, seperti batuk, sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, demam, kelelahan, hingga menggigil. 

Bahkan, pada beberapa individu, terutama yang berisiko tinggi seperti orang tua, anak-anak, atau yang memiliki penyakit kronis, infeksi influenza ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia atau peradangan pada jantung dan otak. 

2. Influenza tipe B 

Influenza tipe B adalah jenis virus influenza yang secara genetis berbeda dari influenza tipe A.

Jenis flu tipe B cenderung hanya menginfeksi manusia, berbeda dengan influenza tipe A yang dapat menginfeksi berbagai spesies, termasuk hewan seperti burung dan babi.

Namun, sama halnya dengan influenza tipe A, influenza tipe B juga menyebar melalui droplet yang dilepaskan ke udara oleh orang yang terinfeksi melalui batuk, bersin, hingga berbicara. 

Virus ini juga memiliki kecenderungan untuk menyebar lebih banyak di lingkungan yang padat dan tertutup, seperti sekolah, tempat kerja, atau transportasi umum. 

Gejala-gejala dari influenza tipe B ini pun serupa dengan macam-macam flu lainnya, seperti batuk, bersin, hidung berair, tubuh terasa nyeri, demam, dan sakit tenggorokan. 

Selain itu, karena tingkat keparahannya sama, baik tipe A dan B berpotensi menyebabkan beberapa komplikasi flu, seperti pneumonia, serangan asma, bronkitis, masalah jantung, dan sepsis. 

3. Influenza tipe C

Influenza tipe C mungkin lebih jarang terdengar daripada jenis sebelumnya yaitu tipe A dan B.

Flu atau influenza jenis ini memiliki tingkat infeksi yang paling rendah jika dibandingkan dengan macam-macam flu lainnya. Tingkat keparahannya pun biasanya tidak terlalu parah.

Virus influenza C (ICV) adalah jenis virus influenza yang menyebabkan gejala pilek dan terkadang infeksi saluran pernapasan bawah, terutama pada anak-anak kurang dari 2 tahun. 

Sama seperti tipe lain, influenza tipe C menyebar melalui droplet yang dilepaskan saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Cara penularan virus influenza ini bisa terjadi dalam jarak dekat dan lebih sering terjadi dalam ruangan tertutup. 

Gejala influenza tipe C juga umumnya lebih ringan dibandingkan dengan infeksi yang disebabkan oleh influenza tipe A atau B. Biasanya, gejala yang dapat ditimbulkan berupa pilek atau batuk ringan.

Selain itu, virus influenza tipe C tidak menyebabkan epidemik, yaitu kondisi penyebaran virus yang cepat dari orang ke orang. Sangat jarang ada pasien yang mengalami komplikasi akibat terinfeksi virus ini.

Namun, serupa macam-macam flu lainnya, jika influenza tipe C tidak ditangani dengan baik, pasien tetap berisiko untuk mengalami pneumonia dan bronkitis.

4. Influenza tipe D 

Influenza tipe D adalah jenis influenza yang umumnya ditemukan pada hewan, terutama sapi, dan jarang menginfeksi manusia. 

Hingga saat ini, influenza tipe D belum diketahui memiliki dampak signifikan pada kesehatan manusia.

Namun, jenis flu ini tetap menjadi perhatian karena kemampuannya bermutasi dan potensi penularannya ke manusia dalam kondisi tertentu.

Meskipun hingga kini influenza tipe D belum diketahui menyebabkan penyakit pada manusia, adanya kontak erat antara manusia dan hewan ternak meningkatkan risiko adaptasi virus ini untuk berpotensi menular ke manusia. 

Risiko ini lebih besar terutama pada pekerja yang sering kontak dengan hewan.

Apakah batuk pilek biasa termasuk ke dalam jenis flu?

flu

Banyak orang yang masih bingung membedakan batuk pilek biasa dengan influenza karena gejala-gejalanya yang mirip. Padahal, keduanya merupakan kondisi yang sangat berbeda.

Batuk pilek, atau yang juga dikenal dengan istilah common cold, tidak termasuk dalam macam-macam flu seperti yang disebutkan di atas karena tidak disebabkan oleh virus influenza.

Batuk pilek biasa umumnya disebabkan oleh virus jenis lain, yaitu rhinovirus. Selain itu, tingkat keparahan kedua kondisi ini cukup berbeda.

Apabila gejala influenza berpotensi menimbulkan komplikasi yang fatal, batuk pilek biasa umumnya bersifat lebih ringan dan sangat jarang mengakibatkan komplikasi.

Bagaimana caranya agar tidak kena macam-macam flu tersebut?

Untuk mencegah tertular jenis flu di atas, Anda bisa mulai dengan menjaga kebersihan diri, keluarga, dan lingkungan.

Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah tertular berbagai jenis flu, antara lain sebagai berikut. 

  • Sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
  • Menutup mulut dan hidung ketika sedang bersin.
  • Melakukan vaksinasi untuk menjaga diri dari infeksi virus flu.

Selain itu, menggunakan masker saat flu juga merupakan salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah influenza menular ke orang lain.

Penelitian dalam Annals of International Medicine menyebutkan bahwa penggunaan masker yang benar dapat menurunkan kejadian penyakit flu secara signifikan.

Kesimpulan

  • Flu atau influenza sering kali dianggap remeh, padahal beberapa jenisnya dapat menyebabkan komplikasi serius.
  • Influenza dibedakan menjadi empat jenis, yaitu tipe A, B, C, dan D.
  • Tipe A dan B adalah yang paling sering menyerang manusia dan dapat menyebabkan komplikasi berbahaya seperti pneumonia dan peradangan pada jantung, terutama pada kelompok berisiko tinggi seperti orang tua dan anak-anak.
  • Tipe C cenderung lebih ringan dan jarang menimbulkan komplikasi, sedangkan tipe D biasanya hanya terjadi pada hewan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

How long does the flu last? (2024). Retrieved 11 November 2024, from https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/how-long-does-the-flu-last

Types of Influenza Viruses. (n.d.). Retrieved 11 November 2024, from https://www.cdc.gov/flu/about/viruses-types.html

Nyirenda, M., Omori, R., Tessmer, H. L., Arimura, H., & Ito, K. (2016). Estimating the Lineage Dynamics of Human Influenza B Viruses. Retrieved 11 November 2024, from https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5102436/

Liu, R., Sheng, Z., Huang, C., Wang, D., & Li, F. (n.d.). Influenza D virus. Retrieved 11 November 2024, from https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7755673/

Sederdahl, B. K., & Williams, J. V. (2020). Epidemiology and Clinical Characteristics of Influenza C Virus. Retrieved 11 November 2024, from https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7019359/

Influenza. (n.d.). Retrieved 11 November 2024, from https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-non-penyakit/infeksi-pernapasan–tb/influenza

What’s the difference between H1N1 flu and influenza A? (2024). Retrieved 11 November 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/swine-flu/expert-answers/influenza-a/faq-20058309

(N.d.). Retrieved 11 November 2024, from https://www.pennmedicine.org/for-patients-and-visitors/patient-information/conditions-treated-a-to-z/flu-influenza

Versi Terbaru

19/11/2024

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Bukan Cuma Flu, Ini Penyebab Anda Bersin Terus-menerus

Bolehkah Minuman Dingin Dikonsumsi Saat Flu yang Disertai Demam, Batuk, dan Pilek? Ini Penjelasannya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 19/11/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan