backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengenal Jenis Vaksin COVID-19 yang Dipakai di Indonesia

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 08/08/2022

    Mengenal Jenis Vaksin COVID-19 yang Dipakai di Indonesia

    Vaksinasi bertujuan untuk membangun sistem kekebalan tubuh guna melawan penyakit, salah satunya COVID-19. Di Indonesia sendiri, program kesehatan ini telah melibatkan beberapa jenis vaksin COVID-19 yang telah teruji dan disetujui penggunaannya.

    Daftar vaksin COVID-19 di Indonesia

    Sebelum diberikan kepada masyarakat, keamanan dan efek samping vaksin COVID-19 harus diuji untuk mengetahui apakah vaksin tersebut efektif dan aman untuk digunakan.

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) terhadap sepuluh jenis vaksin COVID-19 di Indonesia.

    Setiap jenis vaksin COVID-19 memiliki mekanisme pemberian yang berbeda, mulai dari dosis, interval pemberian, hingga efek samping pascavaksinasi yang bisa ditimbulkan.

    Adapun, platform atau tipe vaksin tersebut juga berbeda-beda, bisa berupa virus yang telah dimatikan (inactivated virus), berbasis RNA, viral-vector, dan sub-unit protein.

    Berikut ini perbedaan dari masing-masing jenis vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia.

    1. Vaksin Sinovac

    sinovac vaccine

    Vaksin CoronaVac atau lebih sering disebut vaksin Sinovac adalah sebuah vaksin COVID-19 yang berasal dari virus yang telah dimatikan (inactivated virus).

    Materi genetik virus yang telah dihancurkan tidak bisa membuatnya memperbanyak diri. Akan tetapi, sisa-sisa virus ini tetap bisa mendorong sistem imun untuk membentuk kekebalan terhadap infeksi.

    Vaksin Sinovac direkomendasikan untuk anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia. Dosis vaksin 0,5 ml akan diberikan sebanyak dua kali dengan interval 14–28 hari setelah dosis pertama.

    Beberapa efek samping paling umum dari vaksin COVID-19 ini antara lain sakit kepala, nyeri pada daerah suntikan, dan keletihan.

    2. Vaksin AstraZeneca

    Vaksin AstraZeneca yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca merupakan vaksin COVID-19 bertipe vektor adenovirus non-replikasi (non-replicated viral vector).

    Materi genetik SARS-CoV-2 akan dikemas dalam virus lain (umumnya adenovirus penyebab flu) untuk menghasilkan antigen dan memicu respons kekebalan tubuh.

    Jenis vaksin COVID-19 yang umum digunakan di Indonesia ini diberikan dalam dosis 0,5 ml sebanyak dua kali dengan interval 8–12 minggu setelah dosis pertama.

    Efek samping umum yang dirasakan setelah pemberian vaksin AstraZeneca di antaranya nyeri pada area suntikan, keletihan, meriang, sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, dan nyeri sendi.

    3. Vaksin Moderna

    dosis vaksin

    BPOM juga menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 Moderna dari ModernaTX, Inc. berbasis messenger RNA (mRNA) untuk diberikan kepada masyarakat Indonesia.

    Jenis vaksin dengan platform mRNA ini berisikan materi genetik virus yang memberikan instruksi kepada sel untuk memproduksi antigen SARS-CoV-2 sehingga tubuh membentuk respons imun.

    Vaksin Moderna diberikan untuk orang berusia 18 tahun atau lebih. Dosis 0,5 ml akan diberikan sebanyak dua kali dengan interval 28 hari setelah dosis pertama.

    Adapun, efek samping yang umum dari vaksin COVID-19 ini meliputi pusing, mual, muntah, nyeri otot, nyeri sendi, keletihan, meriang, demam, dan sakit pada area suntikan.

    4. Vaksin Sinopharm

    Vaksin Sinopharm yang dikembangkan oleh Beijing Institute of Biological Products Co., Ltd juga telah mendapatkan emergency use authorization (EUA) dari BPOM.

    Salah satu pilihan vaksinasi COVID-19 di Indonesia ini menggunakan platform inactivated virus untuk menstimulasi sistem kekebalan tubuh tanpa risiko menyebabkan penyakit.

    Jenis vaksin COVID-19 ini dianjurkan untuk orang berusia 18 tahun atau lebih. Pemberian dosis 0,5 ml dilakukan sebanyak dua kali dengan interval 21–28 hari setelah dosis pertama.

    Efek samping vaksin Sinopharm mungkin hanya memicu sakit kepala. Namun, sebagian orang bisa merasakan gejala demam, keletihan, mual, diare, nyeri otot, dan nyeri sendi.

    5. Vaksin Pfizer

    vaksin covid-19 pfizer untuk anak dan remaja

    Selain Moderna, BPOM juga telah menyetujui vaksin Pfizer yang bertipe mRNA. Jenis vaksin ini dinilai memiliki tingkat efektivitas (efikasi) lebih tinggi, yakni di atas 90 persen.

    Vakin COVID-19 yang diproduksi Pfizer and BioNTech ini bekerja dengan cara menginstruksikan sel untuk memproduksi antigen SARS-CoV-2. Cara ini akan merangsang respons kekebalan tubuh terhadap virus.

    Orang berusia 16 tahun atau lebih bisa menerima vaksin Pfizer. Adapun, dosis yang diberikan sebanyak dua kali dengan interval 21–28 hari setelah dosis pertama. 

    Efek samping vaksin Pfizer di antaranya sakit kepala, nyeri pada area suntikan, nyeri otot, dan nyeri sendi. Gejala demam lebih sering terjadi setelah dosis kedua.

    6. Vaksin Novavax

    BPOM telah menyetujui vaksin Covovax, merek dagang lain dari vaksin Novavax yang dibuat oleh Serum Institute of India Pvt. Ltd. yang menggunakan platform sub-unit protein.

    Jenis vaksin COVID-19 bertipe sub-unit protein menggunakan protein coronavirus penyebab COVID-19 (SARS-CoV-2) yang diisolasi dan dimurnikan untuk memicu respons imun.

    Dosis vaksin ini diberikan dua kali dengan interval 21 hari setelah dosis pertama. Akan tetapi, vaksin ini tidak memperoleh persetujuan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait kehalalannya.

    Dalam Fatwa MUI Nomor 10 Tahun 2022, disebutkan bahwa penetapan hukum haram vaksin Covovax disebabkan proses produksi yang memanfaatkan enzim dari pankreas babi.

    7. Vaksin Sputnik-V

    vaksin covid-19 di indonesia

    Vaksin Sputnik-V yang dikembangkan oleh Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology dari Rusia menggunakan platform non-replicated viral vector.

    Pemberian vaksin Sputnik-V yang memiliki efikasi 91,6% ini dilakukan dengan dosis 0,5 ml sebanyak dua kali penyuntikan dengan interval 21 hari setelah dosis pertama.

    Beberapa efek samping ringan dan sedang yang dapat muncul antara lain nyeri pada area suntikan, nyeri otot, nyeri sendi, keletihan, sakit kepala, demam, dan menggigil.

    Kendati efektif, jenis vaksin COVID-19 yang rencananya akan digunakan di Indonesia ini belum dimasukkan ke dalam program vaksinasi pemerintah hingga saat ini.

    8. Vaksin Janssen

    Vaksin Janssen yang dikembangkan oleh Janssen Pharmaceuticals Companies of Johnson & Johnson juga merupakan tipe vaksin COVID-19 non-replicated viral vector.

    Jenis vaksin COVID-19 ini menggunakan adenovirus (Ad26) sebagai pembawa antigen SARS-CoV-2. Setelah disuntikkan, vaksin akan merangsang terbentuknya antibodi dalam tubuh.

    Berbeda dibandingkan vaksin lain, vaksin Janssen hanya diberikan dalam dosis tunggal 0,5 ml untuk orang dewasa berusia 18 tahun dan lebih.

    Sejumlah efek samping yang sangat umum seperti sakit kepala, mual, kelelahan, nyeri otot, dan nyeri pada area sekitar suntikan.

    9. Vaksin Convidecia

    jenis vaksin covid-19 yang digunakan di indonesia

    Vaksin Convidecia merupakan vaksin asal Tiongkok yang dikembangkan oleh CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology.

    Vaksin ini termasuk tipe non-replicating viral vector, tetapi menggunakan vektor adenovirus (Ad5) untuk menstimulasi respons kekebalan tubuh.

    Dosis pemberiannya pun sama, yakni dosis tunggal sebanyak 0,5 ml. Efek samping dari pemberian vaksin COVID-19 ini bisa berupa nyeri pada area suntikan, sakit kepala, keletihan, nyeri otot, mual, dan demam.

    Akan tetapi, Fatwa MUI Nomor 11 Tahun 2022 menetapkan hukum haram untuk vaksin Convidecia. Ini dikarenakan penggunaan sel HEK293 dari ginjal embrio bayi manusia pada tahap produksinya.

    10. Vaksin Zifivax

    BPOM juga telah menerbitkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Zifivax yang diproduksi oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical asal Tiongkok.

    Vaksin Zifivax merupakan vaksin COVID-19 dengan platform protein sub-unit. Penggunaan vaksin ini sebagai dosis primer membutuhkan tiga kali suntikan 0,5 ml dengan interval 30 hari.

    Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) juga memperbarui penggunaan vaksin Zifivax sebagai vaksin booster untuk penerima vaksin primer Sinovac dan Sinopharm.

    Efek samping dari pemberian jenis vaksin COVID-19 ini meliputi nyeri pada area suntikan, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan, demam, batuk, dan mual.

    Pemerintah Indonesia mengupayakan target sasaran vaksinasi nasional setidaknya untuk lebih dari 208 juta penduduk untuk tercapainya kekebalan kelompok (herd immunity).

    Meski begitu, pada dasarnya pelaksanaan vaksin COVID-19 di Indonesia memerlukan peran aktif masyarakat untuk segera memperoleh vaksin pertama, kedua, maupun booster.

    Apabila Anda hendak mendapatkan vaksin COVID-19, ada baiknya datangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, seperti puskesmas, klinik, atau rumah sakit.

    Vaksin COVID-19 membantu meningkatkan imunitas tubuh dengan efek samping yang minim. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 08/08/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan