Baca semua artikel tentang coronavirus (COVID-19) di sini.
Sejak terjadinya pandemi COVID-19, memakai masker menjadi suatu keharusan yang perlu dilakukan semua orang saat sedang berinteraksi dengan orang lain. Hal ini bertujuan untuk melindungi sesama dari penyebaran infeksi virus, bukan hanya virus corona tetapi juga jenis virus lainnya. Ada beberapa jenis masker yang bisa digunakan untuk membantu mencegah penyebaran penyakit. Ketahui selengkapnya di bawah ini.
Apa itu masker?
Masker adalah alat yang dibuat khusus untuk menahan cairan (droplet) dan partikel yang keluar dari dalam tubuh saat bernapas, batuk, atau bersin.
Jika masker digunakan dengan benar dan ukurannya sesuai dengan ukuran wajah, alat ini juga bisa memberi melindungi Anda dari percikan atau partikel yang keluar dari dalam tubuh orang lain.
Sebelumnya, masker bukan suatu hal yang wajib digunakan. Penggunaan masker menjadi kewajiban setelah WHO mengumumkan pandemi COVID-19 sebagai darurat global.
Penggunaan masker menjadi satu dari tiga hal yang paling penting dalam pencegahan penularan COVID-19 yang wajib dilakukan ketika beraktivitas di luar rumah.
Dua hal lainnya adalah menjaga jarak paling tidak satu meter dan rajin mencuci tangan guna mencegah penularan penyakit.
Jenis-jenis masker dan perbedaannya
Kini, banyak macam masker yang tersedia dengan fungsi dan kegunaannya masing-masing. Sebelum menentukan pilihan, kenali beberapa jenis dan fungsi masker berikut ini agar tidak salah pilih.
Berikut ini adalah beberapa jenis masker berikut fungsi dan manfaatnya.
1. Masker kain
Oleh karena alasan ketersediaan masker bedah yang terbatas, baik WHO maupun pemerintah menyarankan masyarakat biasa untuk setidaknya mengenakan masker kain.
Di Indonesia, banyak masker kain satu lapis berbahan scuba. Masker ini tidak disarankan untuk dipakai karena hanya mampu menahan 0—5% partikel yang masuk, alias tidak efektif sama sekali.
Perlu diingat, masker kain harus segera diganti saat kotor, basah, atau telah dipakai lebih dari 4 jam.
WHO mengharuskan pemakaian masker kain yang terbuat dari 3 lapisan
- Lapisan pertama disarankan menggunakan bahan yang bisa menyerap droplet.
- Lapisan kedua bisa berupa sisipan tisu atau disamakan dengan bahan di layer pertama.
- Lapisan ketiga, atau lapisan terluar berbahan hidropobik, yakni jenis bahan yang mampu mencegah masuknya droplet.
Masker kain 3 lapis ini efektif menahan sekitar 70% partikel droplet. 2. Masker bedah
Masker bedah atau bisa disebut sebagai masker medis biasanya berwarna hijau atau biru.
Masker jenis ini mampu menahan droplet sekitar 80—90%. Masker ini hanya bisa digunakan satu kali pakai dalam waktu 4 jam pemakaian.
Masker ini terutama wajib digunakan oleh pasien sakit dan petugas kesehatan yang tidak menangani pasien COVID-19 secara langsung.
3. Masker respirator
Respirator merupakan jenis masker khusus yang sudah dilengkapi filter atau penyaring khusus sehingga bisa menghalau partikel terhirup melalui hidung saat bernapas.
Petugas yang menangani pasien COVID-19 secara langsung wajib mengenakan respirator dan APD level 3.
Sesuai dengan standar pembuatannya, ada beberapa jenis masker respirator yang berbeda-beda, di antaranya sebagai berikut.
Masker respirator N95 dirancang untuk melindungi pemakainya dari partikel kecil di udara yang mungkin mengandung virus.
Sebutan N95 berarti masker mampu menyaring 95% partikel sekecil 0,3 mikron dari udara.
Virus dari keluarga coronavirus memiliki ukuran yang cukup besar (setidaknya menurut standar virus) dengan ukuran rata-rata sedikit di atas 0,1 mikron.
Jadi secara teoretis, beberapa partikel virus masih bisa menembus masker respirator N95. Selain itu, masker respirator N95 tidak dirancang untuk anak-anak atau orang dengan rambut di wajah.
Sama seperti masker N95, masker KN95 juga terbuat dari beberapa lapisan sintetis yang biasanya berupa polimer plastik.
Kedua masker ini sama-sama diklaim memilki tingkat efektifitas sekitar 95% dalam memfilter partikel polutan di udara.
Perbedaannya hanya dari standar sertifikasinya. Masker N95 dibuat sesuai dengan standar sertifikasi Amerika Serikat, sedangkan KN95 sesuai dengan standar sertifikasi Cina.
Namun, dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 60% masker KN95 yang diperiksa selama tahun 2020 hingga 2021, tidak cukup memenuhi kualifikasi standar keamanan dari National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH).
Hanya saja, ini bukan berarti kualitas seluruh masker KN95 tidak sesuai standar. Tetap penting bagi Anda untuk mencari masker yang tepat, termasuk bila ingin pakai jenis KN95.
Jika KN95 berasal dari Cina, masker KF94 merupakan jenis masker yang dibuat dengan standar Korea. KF94 sendiri adalah kependekan dari Korean Filter 94.
Sesusai dengan namanya, masker ini diketahui bisa menyaring partikel di udara secara efektif hingga 94%.
Meski begitu, pengait masker ini diketahui rentan menyebabkan masker bergeser dan tidak pas di wajah.
Sementara efektivitas tersebut baru bisa tercapai bila masker digunakan dengan benar dan rapat menutupi hidung dan mulut.
Bagaimana cara memakai masker wajah dengan benar?
Selain memilih jenis masker yang benar, syarat mengenakan masker dengan benar adalah menutupi wajah dari pangkal hidung hingga di bawah dagu.
Pastikan Anda menggunakan masker dengan benar. Seperti yang disebutkan New York State Department of Health, masker harus menutupi hidung dan mulut untuk menjaga Anda menghirup jamur dan debu serta partikel lainnya.
Kencangkan bagian pangkal hidung dan area pinggiran masker agar droplet tidak keluar dari bagian tersebut.
Namun, jangan sampai hidung Anda tertekan karena masker terlalu ketat. Kenakan dengan nyaman agar tidak tergoda untuk menyentuh bagian luar masker.
Menyentuh bagian luar masker yang sedang dipakai berisiko memindahkan virus atau kotoran ke tangan Anda dan mengurangi efektivitasnya.
Apakah masker efektif untuk pencegahan penyakit?
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Infection menyebut bahwa masker yang digunakan dengan baik dapat secara efektif mencegah penyebaran virus.
Penelitian lain yang dipublikasikan Annals of Internal Medicine melaporkan hal serupa. Studi tersebut meneliti 400 orang dengan flu.
Hasilnya, anggota keluarga yang sering mencuci tangan dan menggunakan masker menurunkan risiko terkena flu hingga 70%.
Jika digunakan dengan benar, jenis masker operasi dan masker kain dapat membantu memblokir tetesan partikel besar, percikan, dan semprotan yang mungkin mengandung bakteri atau virus.
Ketiganya juga membantu mengurangi paparan Anda terhadap droplet air liur dan pernapasan orang lain.
Walau demikian, ketiga jenis masker tersebut tidak mampu menyaring partikel sangat kecil yang bertahan di udara (airborne) yang dapat ditularkan melalui batuk, bersin, atau prosedur medis tertentu.
Jadi, menjaga jarak, menghindari kerumunan terutama di ruang tertutup, dan rajin mencuci tangan tetaplah diperlukan demi mencegah penularan COVID-19.
[embed-health-tool-bmi]