backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Jarang Disadari, Kenali Ciri-Ciri Kekurangan Zat Besi Ini!

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 25/10/2022

    Jarang Disadari, Kenali Ciri-Ciri Kekurangan Zat Besi Ini!

    Zat besi termasuk mineral penting untuk tubuh dalam pembentukan sel darah merah. Bila sel darah merah berkurang (anemia), Anda bisa mengalami gangguan fungsi organ. Waspadai beberapa keluhan yang menunjukkan ciri-ciri kekurangan zat besi. 

    Apa saja ciri-ciri kekurangan zat besi?

    Agar fungsi sel darah merah tetap optimal, Anda perlu memenuhi kebutuhan zat besi

    Bila tidak, Anda dapat mengalami defisiensi zat besi, istilah medis dari kondisi ini yaitu anemia defisiensi besi.

    Di bawah ini beberapa tanda dan ciri-ciri umum kekurangan zat besi.

    1. Mudah lelah

    anemia pada remaja

    Menurut situs National Heart, Lung and Blood Institute, orang yang kekurangan zat besi biasanya sering merasa lesu, lelah, dan sulit fokus. 

    Kelelahan bisa menandakan tubuh Anda tidak memiliki kadar zat besi yang cukup untuk membentuk hemoglobin.

    Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang berfungsi membantu membawa oksigen ke seluruh tubuh. 

    Jika kadarnya dalam tubuh sedikit, oksigen yang diedarkan pun juga akan berkurang. Akibatnya, jaringan dan otot tubuh jadi kekurangan energi.

    2. Wajah terlihat pucat

    Warna merah pada darah dipengaruhi oleh hemoglobin. Semakin banyak kandungan hemoglobin, semakin cerah dan merah pula warna darahnya. 

    Cara mudah mengetahui Anda kekurangan zat besi yaitu dengan mengecek warna kelopak mata bagian bawah. 

    Orang yang sehat memiliki warna kulit yang segar dan kemerahan karena dipenuhi oleh hemoglobin dalam darah.

    Sebaliknya, kekurangan zat besi membuat tubuh Anda tampak pucat. Tidak hanya pada kulit, kondisi ini juga bisa terjadi pada wajah, gusi, bagian dalam bibir, dan kuku.

    3. Sakit kepala

    Salah satu penyebab sakit kepala yang umum terjadi yaitu karena defisiensi zat besi. Namun, gejala ini mungkin tidak selalu muncul. 

    Sakit kepala akibat kekurangan zat besi biasanya disertai dengan pusing dan mata berkunang-kunang.

    Kadar hemoglobin yang rendah menyebabkan otak kekurangan oksigen. Akibatnya, pembuluh darah di otak jadi membengkak dan menekan rongga kepala sehingga menimbulkan sakit kepala.

    4. Jantung berdebar-debar

    bahaya air fryer tingkatkan risiko penyakit jantung

    Saat Anda mengalami kekurangan zat besi, kadar hemoglobin yang rendah membuat jantung harus bekerja keras untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. 

    Akibatnya, jantung berdetak tidak teratur dan sangat cepat. Pada kasus yang ekstrem, kondisi ini dapat menyebabkan pembesaran jantung hingga gagal jantung. 

    Namun, hal ini biasanya terjadi pada orang yang mengalami kekurangan zat besi dalam waktu yang lama. Untuk menentukan hal tersebut, Anda mungkin perlu menjalani tes anemia.

    5. Rambut rontok

    Rambut rontok saat keramas atau disisir memang hal yang cukup wajar terjadi. Namun, jika Anda mengalaminya secara berlebihan, ini bisa jadi ciri-ciri kekurangan zat besi.

    Lagi-lagi, hal ini ada hubungannya dengan menipisnya kadar hemoglobin dalam darah. Dalam hal ini, folikel rambut yang kekurangan hemoglobin mengalami kekurangan oksigen.

    Itulah mengapa, rambut yang mudah rontok menjadi tanda kekurangan zat besi atau gejala kurang darah.

    6. Lidah dan mulut bengkak

    Jika bagian mulut dan lidah terlihat bengkak dan pucat, Anda kurang mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi

    Ciri-ciri kekurangan zat besi juga dapat ditandai dengan mulut kering dan luka, terutama di bagian sudut mulut.

    Selain rendahnya kadar hemoglobin, kadar mioglobin yang juga rendah dapat menyebabkan lidah terasa perih dan bengkak. 

    Mioglobin yaitu protein dalam sel darah merah yang mendukung kekuatan otot tubuh, termasuk otot pembentuk lidah.

    7. Sindrom kaki gelisah

    Penelitian dalam jurnal Sleep Medicine (2017) menjelaskan bahwa semakin rendah asupan zat besi, semakin buruk pula gejala sindrom kaki gelisah ini.

    Sindrom kaki gelisah adalah kondisi saat Anda sering tak sadar menggoyangkan kaki sekalipun saat sedang istirahat. 

    Dorongan untuk terus menggoyangkan kaki ini dapat menyebabkan adanya sensasi geli di kaki, betis, serta paha.

    8. Kuku berbentuk seperti sendok

    deteksi penyakit lewat kuku

    Gejala defisiensi zat besi dapat dilihat dengan mendeteksi tampilan kuku.

    Kalau kuku Anda cenderung rapuh dan berbentuk sendok, bisa jadi Anda mengalami kekurangan zat besi.

    Kuku berbentuk sendok disebut koilonychia yang biasanya diawali dengan kuku yang rapuh dan mudah retak. 

    Saat tubuh kurang asupan zat besi, secara perlahan bagian tengah kuku akan menekan ke bawah dan ujungnya terangkat, membentuk seperti sendok.

    Menurut artikel Spoon Nail (2021), tanda kuku berbentuk sendok biasanya terjadi pada kasus anemia defisiensi besi yang parah.

    9. Napas pendek atau sesak napas

    Salah satu tanda kekurangan zat besi yang cukup mudah dikenali adalah saat Anda mengalami napas pendek atau sesak napas.

    Hemoglobin bertugas memastikan sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh Anda.

    Ketika kadar hemoglobin rendah karena kekurangan zat besi akan menyebabkan tubuh kekurangan kadar oksigen untuk melakukan aktivitas normal.

    Akibatnya, laju pernapasan Anda akan meningkat dan lebih sesak saat tubuh Anda mencoba mendapatkan lebih banyak oksigen.

    10. Tanda lainnya

    Selain gejala di atas, sebagian orang juga mungkin akan mengalami gejala lainnya, yaitu:

    • tangan dan kaki dingin
    • lebih mudah terserang infeksi atau penyakit, 
    • kehilangan nafsu makan, dan 
    • mengalami suasana hati yang buruk hingga depresi.

    Kekurangan zat besi adalah salah satu jenis anemia. Konsultasikan pada dokter bila Anda mengalami ciri-ciri kekurangan zat besi yang parah. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 25/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan