Kulit gatal kadang tidak hanya disebabkan karena penyakit kulit, tapi juga bisa berkaitan dengan sakit kuning yang menjadi ciri khas penyakit hati (liver).
Rasa gatal yang ringan mungkin tidak begitu mengganggu. Namun, jika rasa gatal sudah bertambah parah, hal ini bisa berpengaruh terhadap kesehatan.
Uniknya, tidak semua orang yang mengalami penyakit kuning menunjukkan gejala gatal pada kulit. Sebenarnya apa hubungan antara penyakit kuning dan rasa gatal?
Bagaimana sakit kuning menyebabkan gatal?
Penyakit kuning alias jaundice merupakan kondisi ketika warna kulit, bagian putih mata, dan lapisan lendir berubah menguning karena tingginya kadar bilirubin.
Kadar bilirubin yang tinggi umumnya disebabkan oleh kerusakan pada hati.
Banyak orang yang sakit kuning mengalami gatal di samping gejala lainnya, terutama pada sore dan malam hari.
Gatal-gatal ini bahkan menjadi gejala penyakit kuning yang paling sulit dikontrol dan dapat menghambat aktivitas sehari-hari.
Berikut berbagai teori para ahli mengenai rasa gatal yang muncul karena sakit kuning.
1. Penumpukan bilirubin
Rasa gatal pada dasarnya muncul akibat zat yang disebut pruritogen.
Ambil contoh, saat Anda terkena zat kimia, hal ini akan memicu kerja pruritogen di bawah kulit dan membuat otak mengartikannya sebagai rasa gatal.
Sebagai responsnya, Anda akan menggaruk atau mengusap area tersebut.
Saat Anda mengalami sakit kuning, kadar bilirubin dalam tubuh akan meningkat tajam.
Bilirubin terbentuk dari proses daur ulang sel darah merah yang sudah tua atau rusak. Setelah diproduksi dalam hati, zat ini akan bercampur dengan empedu.
Orang yang sakit kuning kerap mengalami gatal karena bilirubin merupakan salah satu pruritogen.
Jika hati bekerja menghasilkan terlalu banyak bilirubin, zat ini akan terbawa aliran darah dan menumpuk di bawah kulit. Inilah yang membuat kulit terasa gatal.
2. Penumpukan garam empedu
Sebuah studi dalam jurnal Dermatology Research and Practice menyebutkan bahwa rasa gatal pada penderita sakit kuning bisa muncul akibat penumpukan garam empedu.
Garam empedu merupakan bahan utama yang membentuk empedu. Seperti halnya bilirubin, garam empedu merupakan pruritogen yang dapat menumpuk di bawah kulit.
Bedanya, rasa gatal akibat garam empedu muncul sebelum warna kulit menjadi kuning. Kulit Anda juga tidak akan terlihat membengkak atau kemerahan.
3. Kadar serotonin yang tinggi dan konsumsi opioid
Menurut penelitian yang sama, rasa gatal pada penderita sakit kuning mungkin muncul karena kadar serotonin yang tinggi dalam tubuh mereka.
Serotonin dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam menanggapi rasa gatal sehingga gejala ini semakin parah.
Selain itu, penderita penyakit liver yang mengonsumsi obat opioid kemungkinan juga mengalami keluhan serupa.
Oleh sebab itu, mereka mungkin perlu mengonsumsi obat yang dapat menurunkan kadar serotonin dan kerja opioid.
4. Kadar histamin yang tinggi
Pada orang yang mengalami sakit kuning, rasa gatal juga dapat muncul akibat kadar histamin yang tinggi.
Histamin merupakan zat yang terlibat dalam sistem imun sekaligus menjadi pembawa sinyal dalam otak dan tulang belakang.
Kendati bermanfaat, histamin juga dapat menimbulkan gejala alergi berupa gatal-gatal.
Sebuah penelitian lama menemukan kadar histamin yang tinggi pada pasien penyakit penyumbatan empedu, tapi hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut.