backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Risiko Hamil di Usia Muda dan Tips agar Ibu Tetap Sehat

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Risiko Hamil di Usia Muda dan Tips agar Ibu Tetap Sehat

Kehamilan membutuhkan kesiapan secara fisik dan mental. Maka dari itu, sebaiknya Anda hamil ketika sudah benar-benar siap. Hamil di usia terlalu muda ataupun terlalu tua dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan Anda dan bayi kelak.

Risiko kesehatan pada ibu yang hamil di usia muda

Kehamilan yang terjadi di bawah usia 20 tahun masuk dalam kategori kehamilan di usia muda. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada 21 juta kehamilan yang terjadi pada remaja berusia 15–19 tahun di negara berpenghasilan rendah dan menengah pada 2019.

Besarnya angka ibu hamil usia remaja ini nyatanya juga sebanding dengan risiko yang harus dihadapi. Berikut ini merupakan beberapa risiko kesehatan akibat hamil di usia remaja.

1. Tekanan darah tinggi

gejala preeklampsia

Ibu yang hamil di usia remaja berisiko tinggi mengalami tekanan darah tinggi. Anda juga berisiko mengalami preeklampsia, komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urine.

Preeklampsia dapat menyebabkan kelahiran prematur dan kematian janin. Maka dari itu, pengobatan harus dilakukan untuk mengontrol tekanan darah dan mencegah komplikasi.

2. Anemia

Kehamilan pada usia muda juga bisa meningkatkan risiko anemia pada ibu hamil. Gangguan ini umumnya disebabkan karena kekurangan asupan zat besi selama kehamilan. 

Anemia saat hamil bisa menyebabkan bayi lahir prematur. Apabila kondisinya sangat parah, anemia juga bisa mengakibatkan kerusakan organ vital janin, seperti otak dan jantung.

3. Bayi lahir prematur

Kejadian bayi lahir prematur meningkat bila Anda hamil di usia muda. Hal ini karena bayi belum siap untuk lahir, terutama saat usia kehamilan kurang dari 37 minggu.

Bayi prematur juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan pada sistem pernapasan, pencernaan, penglihatan, dan kognitif setelah lahir.

4. Berat badan lahir bayi rendah

Bayi yang terlahir prematur juga cenderung mengalami berat badan lahir rendah (BBLR). Kondisi ini terjadi saat berat badan bayi yang lahir kurang dari 2.500 gram.

Bayi prematur dan bayi dengan BBLR mungkin perlu dipasangi ventilator di unit perawatan intensif neonatal (NICU) rumah sakit untuk membantu pernapasannya setelah lahir.

5. Infeksi menular seksual

isk infeksi saluran kemih pada ibu hamil

Pada remaja yang sudah aktif melakukan hubungan seksual, infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, dan HIV tentu menjadi perhatian utama. 

Infeksi menular seksual yang dialami oleh ibu hamil dapat mengakibatkan infeksi rahim dan mengganggu pertumbuhan bayi dalam kandungan.

6. Depresi postpartum

Depresi postpartum dapat terjadi setelah bayi lahir atau kapan saja selama tahun pertama kelahiran.

Sebuah studi dalam jurnal Pediatrics (2012) menemukan wanita yang hamil di usia 15–19 tahun dua kali lebih berisiko mengalami depresi postpartum daripada ibu berusia 25 tahun ke atas.

Bahkan, wanita yang hamil dan jadi ibu saat usia remaja lebih rentan memiliki keinginan bunuh diri akibat stres dan depresi yang cukup parah.

7. Ketidakstabilan ekonomi

Kehamilan yang tidak diinginkan akan menurunkan kesejahteraan ekonomi pasangan muda. Ini dapat berdampak pada kebutuhan ibu hamil dan janin yang tidak terpenuhi.

Hamil di usia muda juga berisiko menghambat kelanjutan pendidikan ibu dan ayah. Kondisi ini memperkecil kemungkinan mereka untuk memperoleh status pekerjaan yang lebih tinggi.

Orangtua muda cenderung memiliki pekerjaan berpenghasilan rendah. Ketidakstabilan ekonomi ini juga diperparah dengan pengeluaran yang meningkat saat bayi sudah lahir.

Tips menjaga kesehatan ibu yang hamil di usia muda

Menjaga kesehatan wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun sebenarnya tidak berbeda jauh dengan kehamilan yang terjadi pada usia matang. 

Namun, ibu perlu mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai kesehatan saat hamil agar tidak lagi sembarang dalam memilih makanan maupun melakukan aktivitas.

Berikut ini beberapa panduan menjaga kesehatan untuk ibu hamil di usia yang masih muda.

1. Tingkatkan kalori selama kehamilan

makanan untuk memperbanyak asi

Janin dalam rahim Anda juga membutuhkan makanan untuk proses tumbuh kembangnya. Akan tetapi, bukan berarti Anda boleh makan sebanyak dua porsi sekaligus. 

Dikutip dari MedlinePlus, ibu hamil akan membutuhkan sekitar 300 kalori tambahan setiap hari sehingga tidak disarankan untuk melipatgandakan porsi makan.

Hindari makanan berkalori tinggi, seperti makanan manis dan makanan cepat saji, yang tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi janin Anda.

2. Penuhi asupan zat gizi untuk diri dan janin

Tubuh Anda juga memerlukan zat besi, kalsium, protein, asam folat, vitamin dan zinc. Anda bisa mendapatkannya dari sayuran, buah, biji-bijian, produk susu, daging ayam, ikan, dan telur.

Agar kesehatan ibu yang hamil di usia muda tetap terjaga, perbanyak konsumsi makanan alami dan kurangi makanan olahan dalam kemasan.

Jika Anda mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan gizi saat hamil, konsultasikan pada dokter kandungan dan ahli gizi.

3. Perbanyak minum air putih

Selain makanan, kebutuhan cairan juga harus diperhatikan. Ibu hamil disarankan untuk minum air putih sebanyak 8–12 gelaas setiap harinya.

Kadar air dalam tubuh membantu organ bekerja secara optimal. Tercukupinya kebutuhan cairan tubuh juga menurunkan risiko dehidrasi, sembelit, dan infeksi pada ibu hamil.

Selain minum air putih, asupan cairan juga bisa Anda dapatkan dari sup ataupun jus. Namun, batasi penggunaan gula sebagai pemanis jus yang Anda minum.

4. Olahraga secara rutin

olahraga saat hamil muda

Kesehatan ibu yang hamil di usia muda akan semakin baik bila juga diimbangi dengan olahraga. Olahraga untuk ibu hamil membantu tubuh ibu tetap aktif bergerak.

Selain menghindari kenaikan berat badan yang berlebihan, jenis olahraga tertentu juga dapat mencegah nyeri punggung sekaligus membuat mood ibu jadi lebih baik.

American Pregnancy Association menyarankan ibu hamil berolahraga 30 menit sebanyak 3–4 kali seminggu. Jalan santai, berenang, dan yoga bisa menjadi pilihan olahraga yang aman.

5. Hindari kebiasaan yang kurang baik saat hamil

Hamil bisa membuat sebagian orang jadi mager alias malas gerak. Ibu hamil yang dulu sangat gemar minum kopi mungkin harus mengurangi kebiasaannya ini.

Beberapa kebiasaan yang bahkan harus dihentikan sama sekali yaitu merokok dan minum alkohol. Semua kebiasaan tersebut dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti hipertensi, diabetes, dan gangguan perkembangan pada bayi.

6. Rutin periksa kesehatan dengan dokter

Langkah terakhir untuk menjaga kesehatan ibu hamil di usia muda yaitu rutin cek kesehatan. 

Tidak hanya mengetahui perkembangan kehamilan, cara ini memungkinkan ibu hamil dengan kondisi kesehatan tertentu untuk mendapatkan perawatan yang lebih cepat.

Ibu hamil disarankan untuk periksa kandungan secara berkala setidaknya empat kali. Namun, pemeriksaan bisa lebih sering dilakukan bila ada keluhan dari ibu hamil.

Bagaimana cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan?

Jika sudah aktif berhubungan seksual atau belum ingin punya anak, pastikan Anda melakukan langkah-langkah berikut untuk mencegah kehamilan di usia muda yang tidak diinginkan.

  • Pahami metode kontrasepsi yang cocok. Mulai pelajari jenis-jenis kontrasepsi, seperti kondom, pil KB, KB spiral, atau KB suntik, lalu tentukan yang paling pas untuk Anda.
  • Gunakan kontrasepsi dengan benar. Baca aturan pakai kondom atau pil KB, serta cari tahu kapan Anda harus periksa dengan dokter bila menggunakan KB spiral atau suntik.
  • Hindari berhubungan intim saat masa subur. Untuk menghindari kehamilan, Anda bisa menghitung masa subur dan ovulasi dengan kalkulator masa subur.

Jika memiliki pertanyaan atau membutuhkan informasi lebih lanjut tentang kontrasepsi seperti di atas. silakan konsultasi dengan dokter kandungan atau bidan Anda.

Kesimpulan

  • Kehamilan yang terjadi di bawah usia 20 tahun tergolong sebagai hamil di usia muda.
  • Hamil pada usia ini meningkatkan risiko hipertensi dan preeklampsia pada ibu hamil, sekaligus kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah pada bayi.
  • Ibu yang hamil saat usia remaja perlu memperhatikan kebutuhan gizi, menjaga gaya hidup sehat, dan rutin memeriksakan diri dengan dokter kandungan.
  • Jika sudah aktif secara seksual dan belum berniat hamil, sebaiknya gunakan metode kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 07/09/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan