backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengapa Ada Orang yang Bisa Berhubungan Seks Dengan Binatang?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 24/01/2022

    Mengapa Ada Orang yang Bisa Berhubungan Seks Dengan Binatang?

    Dunia sempat dikagetkan dengan berita-berita mengejutkan soal manusia yang kedapatan berhubungan seksual dengan binatang. Salah satu kasus yang cukup menyita perhatian adalah seorang pria berkebangsaan Amerika Serikat berusia 45 tahun yang meninggal dunia setelah berhubungan seks anal dengan seekor kuda jantan. Hubungan seks dengan binatang disebut sebagai bestialitas. Kondisi ini tergolong sebagai penyimpangan seksual zoofilia. Pada kasus yang telah dilaporkan, binatang-binatang yang menjadi pasangan seksual tersebut telah dilatih atau dibiasakan untuk menerima rangsangan seksual dari manusia. Untuk memahami serba-serbi zoofilia lebih jauh, simak terus penjelasan di bawah ini.

    Apa itu zoofilia?

    Zoofilia adalah sebuah bentuk penyimpangan seksual di mana seseorang memiliki hasrat seksual terhadap binatang. Definisi ini sendiri sebenarnya masih sangat luas. Zoofilia dibagi menjadi berbagai jenis. Beberapa di antaranya adalah zooseksual yaitu orientasi seksual hanya pada binatang (tidak tertarik pada manusia secara seksual), zoophilic fantasizer yaitu orang yang memiliki fantasi seksual dengan binatang tanpa pernah benar-benar melakukan aktivitas seksual dengan binatang, bestialitas yaitu penetrasi atau hubungan seks dengan binatang, serta bestialitas sadisme yaitu mendapat kepuasan seksual dari menyiksa animal tanpa berhubungan seksual. Jenis-jenis zoofilia ini pertama kali dikategorikan oleh dr. Anil Aggrawal dalam Journal of Forensic and Legal Medicine pada tahun 2011.

    Hewan apa yang paling sering jadi korban zoofilia?

    Sejauh ini, para ahli menggolongkan zoofilia sebagai parafilia atau selera seks (atau pasangan seksual) yang sangat tidak biasa. Umumnya kasus-kasus zoofilia melibatkan anjing, kucing, kuda, babi, serta unggas seperti angsa dan bebek. Para ahli menduga bahwa binatang-binatang ini sering menjadi sasaran para penderita zoofilia karena sifat binatang tersebut yang jinak dan mudah menurut.

    Seberapa umumkah zoofilia?

    Jumlah kasus zoofilia dan prevalensinya sulit untuk ditentukan. Biasanya orang dengan penyimpangan seksual zoofilia akan menyembunyikan kecenderungan ini akibat banyaknya kecaman dari masyarakat. Di berbagai negara, sudah ada hukum yang mengatur penyimpangan perilaku ini. Seperti yang dilaporkan sebuah studi dalam Journal of Sexual Medicine, laki-laki lebih sering dilaporkan dengan zoofilia daripada perempuan. Namun, zoofilia sendiri termasuk penyimpangan seksual yang langka, lebih jarang diketahui dibandingkan pedofilia atau sadisme.

    Penyebab zoofilia

    Hingga saat ini, penyebab utama zoofilia belum ditemukan. Akan tetapi, hasil dari berbagai studi kasus menunjukkan bahwa zoofilia bisa dipicu oleh trauma atau kekerasan yang dialami semasa kecil, faktor genetik, faktor lingkungan, serta masalah perkembangan diri. Para peneliti juga melihat bahwa perilaku seksual yang menyimpang biasanya ditandai dengan kesulitan untuk menjalin relasi dan hubungan asmara yang positif dengan orang-orang di sekitarnya.

    Dulu penyimpangan seksual ini sering dianggap sebagai bentuk keputusasaan seseorang dalam mencari pasangan seksual manusia. Penyimpangan ini juga dilihat sebagai bentuk dorongan yang sangat besar untuk meluapkan gairah seksual tanpa adanya saluran yang tepat, sehingga orang tersebut menyalurkan gairah seksualnya terhadap binatang.

    Ternyata, penelitian terbaru yang dilakukan pada tahun 2000-an menguak bahwa zoofilia bisa terjadi karena orang tersebut memang hanya tertarik pada hubungan seks dengan binatang. Meskipun dirinya mampu berhubungan seksual dengan manusia secara wajar, dia hanya bisa mendapatkan kepuasan ketika bersama dengan binatang.

    Bisakah zoofilia disembuhkan?

    Kecenderungan untuk melakukan hubungan seks dengan binatang belum bisa diobati atau disembuhkan sepenuhnya. Yang bisa dilakukan oleh para ahli, dokter, dan tenaga kesehatan mental adalah menawarkan terapi agar orang dengan bestialitas atau zoofilia secara umum bisa mengendalikan impuls dan gairah seksualnya lebih baik lagi.

    Terapi yang bisa ditempuh orang dengan penyimpangan sesual ini umumnya akan memakan waktu yang sangat panjang, kira-kira lebih dari satu tahun. Dokter atau psikiater juga mungkin menyarankan terapi hormon guna mengendalikan gairah seksual seseorang.

    Bahaya dan risiko zoofilia

    Selain menyimpang dari norma sosial, zoofilia juga merugikan baik bagi manusia yang melakukan maupun binatang yang menjadi pasangan seksualnya. Hubungan seks dengan binatang bisa berakibat fatal. Karena perbedaan spesies, berbagai hal mungkin terjadi sehingga menyebabkan cedera serius, bahkan kematian.

    Selain cedera fisik, hubungan seks dengan binatang berisiko menularkan virus dan penyakit seperti leptospirosis, ekinokokosis, dan rabies. Penyakit-penyakit tersebut bisa ditularkan dari binatang, khususnya hewan ternak dan peliharaan, pada manusia.

    BACA JUGA:

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 24/01/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan