Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Fetish adalah kondisi ketika seseorang memiliki daya tarik terhadap benda mati, bagian tubuh tertentu, atau objek lainnya yang tidak lazim dipandang sebagai sesuatu yang bersifat seksual.
Fetish atau fetisisme seksual juga bisa berupa tindakan atau barang-barang tertentu yang membuat seseorang bergairah.
Tindakan tertentu yang memancing nafsu seks tersebut biasanya dilakukan seseorang setiap kali bercinta dengan pasangan.
Sebagai contoh, ada pria yang akan lebih bergairah melihat istrinya memakai sepatu berhak tinggi saat bercinta.
Sementara pria lainnya lebih puas melihat pasangannya menggunakan lingerie daripada baju tidur biasa.
Hal lain yang juga dianggap fetish adalah saat seseorang merasa terangsang dengan melihat kaki, tangan, atau bagian tubuh orang lain yang umumnya tidak memicu rangsangan seksual.
Kondisi ini biasanya dimiliki seseorang untuk memenuhi hasrat bercinta mereka dan mencapai kepuasan.
Umumnya, seseorang punya fantasi seks ketika melakukan hubungan seksual dengan pasangan, saat bermasturbasi, atau bahkan ketika sedang tidak melakukan aktivitas seksual.
Ada yang menganggap fetish adalah gangguan psikologi seseorang terkait hasrat seksnya yang tidak normal.
Namun, ada juga yang menganggap hal ini normal selama pasangan seks Anda bisa diajak kerjasama di atas ranjang dan tidak membuatnya tersakiti.
Fetish adalah kondisi yang bisa dianggap menyimpang apabila hal tersebut sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, sulit untuk diredam, serta memaksa atau menyakiti orang lain.
Menurut sebuah artikel dari jurnal Psychiatry, fetish adalah kondisi yang berkaitan dengan perilaku seksual kompulsif.
Perilaku seksual kompulsif sendiri merupakan kelainan seksual yang dapat memengaruhi kondisi kesehatan fisik dan psikis seseorang.
Perilaku seksual kompulsif sendiri bisa dibagi menjadi 2, yaitu parafilia dan nonparafilia.
Parafilia adalah perilaku seksual seseorang yang tergolong tidak lumrah untuk dilakukan atau dimiliki.
Gangguan parafilia terdiri dari beberapa kondisi, mulai dari eksibisionis (dorongan seksual untuk memamerkan alat kelamin di depan umum), pedofilia (ketertarikan seksual terhadap anak di bawah umur), hingga fetisisme.
Ada kurang lebih sebanyak 5% dari populasi umum memiliki tanda-tanda perilaku seksual kompulsif.
Namun, belum ada studi yang mencantumkan secara pasti berapa banyak populasi di dunia yang memiliki kelainan fetish.
Selain itu, sebagian besar pengidap fetish ternyata adalah pria.
Dilansir dari situs Psychology Today, kelainan fetisisme adalah kondisi yang jauh lebih umum ditemukan pada pria dibandingkan dengan wanita.
Tanda-tanda fetish yang biasanya terlihat adalah ketertarikan seksual terhadap benda mati atau bagian tubuh tertentu.
Kondisi ini bisa digolongkan sebagai kelainan seksual apabila:
Fetish adalah kondisi yang bisa muncul dimulai dari masa pubertas. Namun, kemunculan fetitisme mungkin berbeda-beda pada setiap orang.
Setelah seseorang memiliki fetish, kondisi ini bisa bertahan dalam jangka panjang, tetapi juga dapat hilang dan muncul kembali seiring berjalannya waktu.
Fetish adalah kelainan seksual yang tergolong wajar apabila Anda masih bisa mengendalikannya.
Akan tetapi, apabila Anda merasakan gejala-gejala di atas dan hal tersebut sudah cukup merugikan keseharian Anda, sebaiknya konsultasikan masalah ini ke dokter atau psikiater.
Baik fetish, parafilia, maupun perilaku kompulsif seksual adalah kelainan yang belum diketahui secara pasti apa penyebabnya.
Meski demikian, beberapa ahli meyakini kelainan tersebut timbul akibat beberapa faktor, termasuk neurobiologis, interpersonal, serta kognitif seseorang.
Menurut laman Mayo Clinic, berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab di balik gangguan kompulsif seksual, termasuk fetisisme:
Sebuah artikel dari StatPearls meneliti aktivitas hormon di dalam tubuh seseorang dengan gangguan parafilia.
Hasilnya penelitian tersebut menemukan bahwa kemungkinan hormon dopamin berperan besar dalam terbentuknya rangsangan seksual pada pengidap gangguan ini.
Selain itu, ada peningkatan jumlah hormon serotonin dan norepinefrin pada sampel urin orang-orang yang terdiagnosis dengan gangguan parafilia.
Kondisi ini juga berkaitan dengan fetish.
Sayangnya, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mencari tahu pemicu meningkatnya hormon tersebut ketika seseorang terangsang dengan benda-benda mati atau bagian tubuh tertentu.
Perilaku kompulsif seksual bisa jadi sebuah kondisi yang mengakibatkan ketergantungan sehingga menyebabkan adanya perubahan pada sistem saraf otak.
Masalah kesehatan tertentu, seperti epilepsi dan demensia, juga berisiko merusak beberapa bagian otak yang memengaruhi perilaku seksual seseorang.
Fetish adalah kondisi yang bisa terjadi pada pria dan wanita.
Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini, seperti:
Memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko di atas bukan berarti Anda dipastikan memiliki fetish.
Faktor risiko hanyalah kondisi yang bisa memperbesar peluang seseorang untuk mengidap kondisi kesehatan tertentu, termasuk fetish ini.
Sebelum mencari bantuan medis, Anda mungkin berpikir bagaimana cara membedakan fantasi seks yang normal dan tidak.
Ini karena di luar sana banyak juga orang yang memiliki fantasi seks unik.
Perhatikan baik-baik apa yang sedang Anda alami dan bagaimana Anda mengatasinya.
Coba tanyakan beberapa hal berikut ini pada diri sendiri:
Jangan sepelekan apabila gangguan fetish mulai sulit dikendalikan dan Anda memiliki kecenderungan untuk menyakiti atau memaksa orang lain untuk memenuhi fantasi seks Anda.
Jika Anda mengalami kondisi tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter atau psikiater.
Diagnosis perilaku seksual yang menyimpang, termasuk fetish, masih menjadi perdebatan di antara para ahli psikiatri.
Fetish yang termasuk dalam kondisi parafilia bisa saja memiliki gejala yang sama dengan masalah mental lain, seperti gangguan kontrol impuls atau perilaku kecanduan.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Jika fetish masih bisa dikendalikan, tentu tidak masalah.
Sebaliknya, untuk kasus fetish yang sudah tergolong parah dan merugikan, Anda sebaiknya menjalani terapi.
Terapi sebagai bentuk pengobatan fetish pada tingkat yang parah seperti psikoterapi, obat-obatan, serta mengikuti kelompok dukungan berisikan orang-orang dengan kondisi yang serupa.
Secara rincinya, berikut beberapa pengobatan fetish dalam kondisi yang parah dan merugikan:
Psikoterapi, atau yang disebut juga dengan terapi berbicara, dapat membantu Anda untuk mengatasi perilaku seksual yang menyimpang.
Jenis-jenis psikoterapi umumnya meliputi:
Gangguan fetish juga bisa diatasi dengan obat-obatan untuk membantu mengatasi gangguan senyawa kimia pada otak.
Beberapa contoh obat yang bisa digunakan adalah antidepresan, obat penenang, serta obat anti-androgen untuk pasien pria.
Pastikan Anda tidak mendapatkan obat-obatan di atas tanpa resep dokter.
Pasalnya, obat-obatan tersebut hanya boleh digunakan sesuai dengan dosis dan anjuran yang telah ditetapkan oleh dokter.
Hampir setiap orang memiliki fantasi seksualnya masing-masing.
Hanya saja, tak semua orang menyadari sejak awal apakah ia punya kecenderungan untuk merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Perilaku seksual menyimpang yang dibiarkan begitu saja dapat berdampak besar pada berbagai aspek dalam hidup Anda.
Bahkan, perilaku seksual yang menyimpang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami masalah mental lain yang lebih serius.
Jika Anda punya fetish tertentu, berikut tips agar perilaku Anda tetap terkendali dan tidak berisiko mengganggu kehidupan sehari-hari:
Bila ada pertanyaan, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik dari masalah Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar