Bagaimana cara mengatasi hypersex?

Hiperseksual atau hypersex adalah gangguan yang membutuhkan pengananan medis dari profesional seperti psikolog, psikiater, atau terapis seks.
Gangguan ini bisa disembuhkan dengan berbagai metode pengobatan yang melibatkan konseling, terapi psikologis, dan konsumsi obat-obatan.
Cara pengobatan hypersex pun bisa berbeda-beda, tergantung dari penyebab atau faktor yang memengaruhi kondisi hiperseksual ini.
Berikut adalah pilihan pengobatan untuk hypersex:
1. Psikoterapi
Psikoterapi adalah pengobatan yang sangat penting dalam mengatasi berbagai gangguan kecanduan, termasuk hypersex.
Salah satu metode psikoterapi yang bisa dilakukan dalam pengobatan hiperseksualitas adalah cognitive behavioral therapy (CBT).
Terapi ini bertujuan untuk mengidentifikasi konflik internal, mengubah pola pikir negatif, dan meningkatkan kesadaran diri.
Dengan begitu, terapis dapat diketahui hubungan antara masalah interpersonal dan kecanduan yang dialami pengidap hiperseksualitas.
2. Terapi kelompok
Terapi kelompok melibatkan sesi reguler dengan sejumlah kecil pecandu seks lainnya. Sesi ini dipimpin oleh seorang terapis seks.
Jenis terapi ini sangat bermanfaat karena masing-masing anggota kelompok dapat saling mendukung dan belajar dari pengalaman masing-masing.
Mengikuti terapi ini dapat membantu Anda mengatasi berbagai rintangan untuk sembuh dari kecanduan seks, seperti rasa bersalah, penolakan terhadap diri sendiri, dan kesulitan untuk berhenti.
3. Terapi keluarga dan pasangan
Perilaku adiktif seperti hypersex dapat berdampak negatif pada hubungan dengan keluarga dan kerabat.
Terapi dengan keluarga atau pasangan dapat memberikan Anda kesempatan untuk mengatasi emosi, perilaku problematik, dan konflik yang belum terselesaikan.
Apalagi jika salah satu faktor penyebab kecanduan seks berhubungan dengan keluarga, metode terapi ini bisa sangat membantu.
Anda juga bisa memperoleh dukungan yang lebih kuat dari orang-orang terdekat sehingga Anda bisa lebih termotivasi untuk sembuh melalui terapi ini.
4. Obat-obatan
Selain psikoterapi, psikiater juga akan meresepkan obat-obatan yang dapat membantu proses penyembuhan gangguan kecanduan.
Beberapa obat dapat membantu mengurangi perilaku kompulsif (dorongan berlebihan) dan pikiran obsesif terhadap hal-hal yang berkaitan dengan seks.
Obat ini biasanya menargetkan kerja hormon tertentu yang terkait dengan kecanduan seks, seperti androgen, dopamin, dan norepinephrine.
Selain itu, obat-obatan berikut ini membantu mengurangi gejala yang berkaitan depresi atau kecemasan akibat gangguan hiperseksual:
Antidepresan
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) adalah jenis yang paling umum dari antidepresan yang digunakan untuk mengobati hiperseksualitas atau hypersex.
Obat-obatan SSRI yakni Paxil, Prozac, dan Zoloft.
Antiandrogen
Obat ini dapat menargetkan efek androgen (hormon seks) pada laki-laki dan mengurangi dorongan seksual.
Antiandrogen biasanya digunakan untuk mengobati gangguan pedofilia.
LHRH (Luteinizing Hormone-Releasing Hormone)
Obat ini menurunkan produksi testosteron dan membantu mengontrol pikiran obsesif yang berkaitan dengan kecanduan seksual.
Penstabil suasana hati
Obat dalam kategori ini termasuk lithium dan depakote. Umumnya, kedua obat ini digunakan untuk mencegah episode manik pada individu dengan gangguan bipolar.
Di samping itu, lithium dan depatoke juga efektif dalam membantu mengurangi dorongan seksual yang intens.
Naltrexone
Naltrexone sering digunakan untuk mengobati kecanduan alkohol dan ketergantungan opioid.
Obat naltrexone bekerja dengan cara menargetkan pusat kesenangan di otak yang berhubungan dengan beberapa jenis perilaku adiktif.
Hiperseksualitas dapat menimbulkan dampak negatif dalam kondisi kesehatan, psikologis, dan hubungan sosial.
Meski begitu, gangguan kecanduan ini bisa diatasi dengan pengobatan medis. Jika curiga Anda memiliki tanda-tanda hypersex, segeralah cari bantuan profesional.
Walaupun sulit mendapatkan keberanian dalam mengakuinya, Anda pantas untuk bahagia dan menjalani kehidupan tanpa dikendalikan oleh adiksi dan obsesi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar