backup og meta

Ciri Luka Vulnus Laceratum dan Pertolongan Pertamanya

DefinisiPertolongan pertama

Luka robek atau vulnus laceratum bukanlah luka biasa karena membutuhkan penanganan khusus. Apabila tidak segera diobati dengan pertolongan pertama, luka robek bisa menyebabkan perdarahan serius hingga membahayakan nyawa. Namun, banyak yang belum mengetahui cara pertolongan pertama pada luka robek yang tepat. Ketahui apa penjelasannya di bawah ini.

Apa itu vulnus laceratum?

Vulnus laceratum adalah luka terbuka yang disebabkan oleh robeknya jaringan halus pada tubuh sehingga disebut dengan luka robek atau laserasi.

Luka robek atau sobek umumnya disebabkan oleh benda tajam seperti pisau, pecahan kaca, atau mesin pemotong. Penyebab lain dari vulnus laceratum adalah benturan keras dari benda tumpul.

Menurut U.S. National Library of Medicine, vulnus laceratum biasanya terkontaminasi bakteri dan kotoran dari benda tajam yang menyebabkan jaringan robek.

Jenis luka ini berbeda dengan luka lecet (abrasi) atau luka tusuk yang disebabkan oleh tusukan paku atau gigitan binatang.

Berikut ini adalah ciri-ciri luka robek.

  • Robekan jaringan dalam kulit tidak beraturan.
  • Perdarahan ringan hingga berat.
  • Luka bisa merobek lapisan atas kulit hingga jaringan lemak.
  • Muncul memar biru saat merobek jaringan kuku.
  • Bengkak atau kemerahan di sekitar luka robek.

Pertolongan pertama pada vulnus laceratum

Vulnus laceratum (luka robek)

Jika vulnus laceratum hanya menyebabkan robekan di permukaan kulit, Anda bisa dengan mudah mengatasinya melalui langkah pertolongan pertama atau perawatan luka biasa.

Akan tetapi, luka yang merobek jaringan kulit yang lebih dalam dapat merusak jaringan lemak hingga menyebabkan perdarahan luar yang lebih besar.

Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera untuk menghentikan perdarahan luar.

Bagaimanapun kondisinya, Anda bisa mengikuti langkah pertolongan pertama pada luka robek atau vulnus laceratum seperti di bawah ini.

1. Pastikan keadaan aman

Apabila Anda mengalami jenis luka robek atau hendak menolong orang lain, pastikan Anda menjauhi alat atau benda tajam yang menyebabkan luka.

Sebelum menolong, cek dan amati keadaan lebih dahulu. Vulnus laceratum dapat mengakibatkan perdarahan yang deras.

Hal ini bisa membuat Anda syok, tetapi berusahalah untuk tenang sehingga bisa melakukan pertolongan selanjutnya dengan tepat.

2. Menghentikan perdarahan

Saat perdarahan cukup banyak, korban bisa kehilangan banyak darah.

Oleh karena itu, pertolongan pertama pada luka robek yang utama adalah berusaha menghentikan perdarahan pada luka.

Berikan tekanan menggunakan kain atau handuk pada bagian luka yang mengeluarkan darah. Setelah itu, angkat bagian yang mengalami luka robek dan sejajarkan dengan dada.

Perdarahan seharusnya dapat berhenti jika Anda melakukan penanganan ini selama 15 menit.

Apabila perdarahan masih sulit dihentikan, cobalah menekan luka robek dengan menekuk siku tangan atau kaki jika memang luka robek berada di bagian tangan atau kaki.

3. Menelepon nomor darurat

Selama Anda menghentikan perdarahan, segera hubungi nomor telepon darurat atau ambulans (118) agar bantuan medis segera tiba.

Pasalnya, perdarahan yang deras bisa menyebabkan komplikasi berbahaya, terutama jika luka telah merobek pembuluh arteri.

Untuk menghentikan perdarahan, luka robek mungkin harus ditutup dengan jahitan.

4. Membersihkan luka

Sementara jika Anda berhasil menghentikan perdarahan, bersihkan luka robek dan kulit di sekitarnya menggunakan air hangat dan sabun.

Vulnus laceratum mungkin akan kembali mengalami perdarahan saat luka merobek bagian kulit cukup dalam. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam membersihkan luka.

Jika perdarahan terjadi lagi, kembali tekan bagian luka robek yang mengeluarkan darah.

5. Ketahui apakah luka perlu dijahit atau tidak

Setelah membersihkan luka, sekali lagi cek apakah perdarahan benar-benar sudah berhenti. Vulnus laceratum bisa merobek kulit cukup dalam sehingga Anda mungkin membutuhkan jahitan untuk menutup luka.

Luka robek yang memiliki kedalaman lebih dari 1,2 sentimeter (cm) dengan perdarahan yang tidak kunjung berhenti selama lebih dari 10 menit menjadi tanda luka perlu dijahit.

Meskipun memang luka robek bisa sembuh dengan sendirinya tanpa jahitan, menjahit luka bisa membantu mempercepat pemulihan dan mencegah infeksi pada luka.

Akan tetapi, pastikan Anda mengetahui cara menjahit luka dengan benar sehingga tidak membuat luka robek bertambah parah.

Jika tidak yakin bagaimana cara menjahit luka, biarkan petugas medis yang melakukannya.

6. Balut luka vulnus laceratum

Apabila luka robek tidak terlalu lebar dan dalam, Anda bisa mengoleskan salep atau cairan antiseptik pada luka.

Pertolongan pertama pada luka robek ini membantu menjaga luka tetap bersih dan terhindar dari risiko infeksi luka.

Selanjutnya, tutup luka robek dengan plester atau perban dari kain kasa steril yang direkatkan dengan plester.

Hal ini bertujuan untuk menjaga luka tidak terkena kotoran dan tetap kering.

7. Perhatikan jika ada infeksi

Lakukanlah perawatan luka robek secara rutin. Pastikan untuk menjaga vulnus laceratum tetap kering dengan membersihkan luka setiap kali mengganti perban.

Selain itu, amati tanda-tanda terjadinya infeksi pada luka, seperti munculnya bengkak dan rasa nyeri. Apabila hal ini terjadi, segera periksakan luka ke dokter.

Cara penanganan luka robek ini membantu proses pembekuan darah sehingga mempercepat pemulihan luka dan terbentuknya jaringan kulit baru.

8. Redakan nyeri

Sering kali vulnus laceratum juga menimbulkan rasa nyeri yang tidak tertahankan.

Apabila setelah luka dibersihkan dan diperban Anda masih merasa sakit dan pembengkakan terjadi, cobalah untuk mengompres area yang bengkak dengan kompres es.

Jika pertolongan pertama pada luka robek ini tidak juga mengurangi nyeri, konsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol bisa membantu.

Selama masa pemulihan vulnus laceratum, pastikan juga Anda mengistirahatkan bagian tubuh yang terluka.

Penting bagi Anda untuk terus memantau pemulihan luka. Segera berkonsultasi kepada dokter jika terdapat pembengkakan, perdarahan, timbul nyeri, dan nanah pada luka robek.

Kesimpulan

  • Vulnus laceratum adalah luka robek pada kulit akibat benda tajam atau benturan keras, ditandai dengan robekan tidak beraturan dan perdarahan.
  • Pertolongan pertama meliputi menghentikan perdarahan, membersihkan luka, dan menutupnya dengan perban steril.
  • Jika luka dalam atau perdarahan tidak berhenti, perlu segera dibawa ke tenaga medis. Perawatan lanjutan penting untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Otterness, K., & J Singer, A. (2019). Updates in emergency department laceration management. Clinical And Experimental Emergency Medicine, 6(2), 97-105. https://doi.org/10.15441/ceem.18.018

Rothe, K., Tsokos, M., & Handrick, W. (2015). Animal and Human Bite Wounds. Deutsches Aerzteblatt Online112(25). https://doi.org/10.3238/arztebl.2015.0433‌

Laceration versus puncture wound: MedlinePlus Medical Encyclopedia Image. (n.d.). Retrieved 3 June 2025, from https://medlineplus.gov/ency/imagepages/19616.htm

Wounds (abrasions, lacerations, puncture, or avulsions): CVH. (2025). Retrieved 3 June 2025, from https://www.cvhnc.org/primary-care-services/minor-injuries-and-procedures/wounds-abrasions-lacerations-puncture-or-avulsions/

Lacerations. (2023). Retrieved 3 June 2025, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/lacerations

Laceration – sutures or staples – at home: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (n.d.). Retrieved 3 June 2025, from https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000498.htm

Versi Terbaru

10/06/2025

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Kenapa Biasanya Luka Terasa Gatal kalau Mau Sembuh?

Tak Sengaja Kena Air Panas, Lakukan 5 Langkah Pertolongan Pertama Ini!


Ditinjau oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF) · Ditulis oleh Fidhia Kemala · Diperbarui 10/06/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan