Kalau gatal, jangan digaruk
Gatal bisa disebabkan oleh berbagai hal. Entah itu karena adanya peradangan akibat terkena zat asing, atau bahkan alergen (penyebab alergi). Kemudian, ketika merasa gatal, Anda secara reflek akan menggaruknya. Pada awalnya memang rasa gatal akan hilang dan terasa nyaman. Namun beberapa saat kemudian, Anda akan merasakan sakit pada tempat yang sebelumnya gatal itu akibat menggaruk.
Nah, karena timbul rasa sakit, tubuh secara alami mengeluarkan serotonin. Tujuannya adalah untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan. Namun, tidak hanya mengatur rasa sakit saja, serotonin juga memberikan rasa “puas” saat menggaruk. Sehingga, semakin banyak serotonin yang dihasilkan akibat rasa sakit, Anda juga akan semakin merasa semakin ingin menggaruk.
Rasa gatal selanjutnya bisa mengiritasi yang sedang tergores atau luka, menghilangkan jaringan yang tumbuh, memperlambat proses pemulihan dan memperburuk jaringan parut. Selain itu, menggaruk luka dapat menyebabkan bakteri berbahaya di tangan berpindah ke luka, dan bisa menyebabkan risiko infeksi yang lebih tinggi.

Benarkah kondisi luka gatal tandanya mau sembuh?
Gatal pada saat proses penyembuhan luka merupakan suatu yang normal dan biasa terjadi. Pada umumnya, gatal pada kasus ini akan mereda dengan sendirinya. Kalau gatalnya tidak kunjung hilang sendiri, Anda bisa jadi mengalami luka keloid atau luka hipertrofik.
Biasanya rasa gatal pada bekas luka terjadi akibat rangsangan fisik, rangsangan kimia, dan juga regenerasi atau proses perbaikan saraf. Beberapa contoh rangsangan fisik dapat berbentuk rangsangan mekanik, listrik, atau panas.