Kulit merupakan salah satu organ terbesar yang memiliki berbagai fungsi. Salah satu fungsi kulit yang paling vital adalah menyembuhkan luka. Kulit dapat memulihkan luka melalui beberapa tahapan, mulai dari pembekuan darah (koagulasi) hingga pembentukan jaringan kulit baru. Meski melalui proses penyembuhan yang sama, setiap luka bisa sembuh dalam waktu yang berbeda tergantung tingkat keparahannya.
Tahapan dalam proses penyembuhan luka
Luka pada kulit bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti luka gores, luka tusukan, ataupun luka tertutup yang disebabkan oleh benturan benda tumpul. Semua jenis luka ini membutuhkan proses untuk sembuh.
Saat kulit terluka, proses penyembuhan luka mulai berlangsung dan sesuai waktunya untuk membangun kembali struktur kulit yang rusak sekaligus mengembalikan fungsinya.
Berikut adalah beberapa proses yang dilalui oleh luka sampai akhirnya sembuh dan terbentuk jaringan kulit yang baru.
1. Pembekuan darah (hemostasis)
Saat mengalami luka terbuka akibat tersayat atau tergores benda tajam, kulit yang terluka biasanya akan mengeluarkan darah.
Ketika ini terjadi, pembuluh darah segera akan menyempit untuk menjalankan proses pembekuan darah (hemostasis).
Hal ini bertujuan untuk menghentikan perdarahan sehingga tubuh tidak kehilangan terlalu banyak darah.
Pada proses pembekuan darah, darah yang tadinya cair akan mengental dan menggumpal.
Komponen yang berperan penting dalam hemostasis adalah trombosit (keping darah) dan protein yang disebut dengan fibrin.
Selama proses pembekuan darah berlangsung, trombosit bertugas menyumbat pembuluh darah yang rusak.
Pada saat yang bersamaan, fibrin dalam bentuk benang-benang halus akan memperkuat sumbatan sehingga darah bisa menggumpal. Gumpalan darah kemudian berubah menjadi keropeng saat mengering.
2. Peradangan (inflamasi)
Setelah pembekuan darah berhasil menutup luka dan menghentikan perdarahan, pembuluh darah akan terbuka sedikit untuk mengalirkan darah kembali.
Hal ini bertujuan untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi pada jaringan yang rusak.
Selama proses penyembuhan, luka perlu mendapat asupan oksigen dalam kadar yang seimbang alias tidak terlalu sedikit atau banyak.
Nah, aliran darah yang melewati luka akan menyebabkan luka terasa bengkak, hangat, dan kemerahan sehingga fase penyembuhan luka ini disebut juga sebagai inflamasi.
Sementara itu, salah satu jenis sel darah putih yaitu makrofag akan memerangi bakteri dan mikroba lain yang terdapat pada luka.
Ini merupakan bentuk pertahanan alami tubuh untuk melindungi luka dari infeksi.
Pada tahap ini, makrofag juga melepas zat kimia tertentu yang memicu pertumbuhan sel baru guna membantu pemulihan luka.
3. Pembentukan jaringan baru (proliferasi)
Setelah area luka steril, selanjutnya sel darah merah mulai memproduksi senyawa kimia yang mendorong pembentukan kolagen pada luka.
Kolagen adalah serat protein yang membentuk jaringan kulit yang baru pada luka atau jaringan parut.
Berdasarkan penjelasan dalam studi rilisan Pharmaceutics, keberadaan kolagen akan memulai proses penutupan area luka dan perbaikan jaringan kulit yang rusak.
Fase penyembuhan luka ini biasanya ditunjukkan dengan bekas luka yang tadinya terlihat memerah, lalu lama-kelamaan warnanya tampak kusam.
4. Pematangan atau penguatan jaringan (maturasi)
Tahapan penyembuhan luka yang terakhir adalah penguatan jaringan yang baru terbentuk atau proses maturasi.
Dalam fase ini, bekas luka benar-benar sudah tertutup oleh lapisan kulit baru.
Namun, lapisan kulit ini bisa tampak lebih keras, kencang, dan tidak selentur kulit normal.
Anda juga bisa mengalami rasa gatal yang kuat pada bekas luka ini.
Seiring dengan berjalannya waktu, kulit akan terus memperbaiki kerusakan pada bekas luka dan menyempurnakan pemulihan jaringan sehingga kulit pada bekas luka semakin kuat dan lentur.
Berapa lama luka sembuh?
Berapa lama waktu yang dibutuhkan luka untuk sembuh bisa berbeda-beda tergantung dari jenis luka, ukuran luka, dan kerusakan jaringan.
Luka terbuka memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh dibandingkan luka tertutup.
Proses penyembuhan luka yang mengakibatkan perdarahan luar yang besar atau kerusakan dalam pada jaringan kulit juga memakan waktu lebih panjang.
Selain itu, cara perawatan luka memengaruhi seberapa cepat atau lambat luka untuk sembuh.
Luka tusuk yang menyebabkan kerusakan dalam akan lebih cepat pulih bila dijahit karena kulit hanya perlu memperbaiki sedikit bagian.
Umumnya, luka jahitan, termasuk luka operasi, bisa sembuh secara total setelah 6—8 minggu.
Sementara untuk jenis luka selain luka bakar derajat tinggi biasanya bisa pulih sepenuhnya dalam waktu 2—3 bulan.
Menutup luka terbuka dengan plester juga mempercepat penyembuhan luka karena luka membutuhkan kelembapan untuk pulih.
Di sisi lain, plester membantu menjaga luka tetap bersih sehingga terbebas dari infeksi.
Oleh karena itu, langkah pertolongan pertama yang kurang tepat bisa menghambat salah satu atau beberapa tahapan dalam penyembuhan luka.
Akibatnya, luka tak kunjung sembuh, yang bisa berisiko menimbulkan bengkak, rasa sakit yang kuat, atau munculnya nanah.
Kesimpulan
- Semua jenis luka memerlukan tahapan atau proses untuk akhirnya bisa sembuh. Umumnya, luka akan melalui empat proses penyembuhan, yaitu pembekuan darah, peradangan, pembentukan jaringan baru, dan pematangan atau penguatan jaringan.
- Untuk waktu penyembuhannya, setiap jenis luka mungkin memerlukan waktu yang berbeda-beda, tergantung dari jenis, ukuran, dan kerusakan jaringan pada luka.
[embed-health-tool-bmi]