Melakukan pertolongan pertama dalam kondisi darurat adalah tindakan yang sangat penting. Langkah pertolongan yang pertama kali dilakukan bisa menentukan kondisi luka atau cedera bisa cepat membaik atau justru tambah parah. Untuk itu, catat baik-baik dan hindari berbagai kesalahan umum yang sering dilakukan orang ketika memberikan pertolongan pertama berikut ini.
Berbagai kesalahan saat memberikan pertolongan pertama
Jangan sampai salah langkah ketika memberikan pertolongan pertama. Nah, Anda bisa simak kesalahan yang berisiko terjadi saat memberikan pertolongan pertama pada kondisi darurat:
1. Mengucek mata ketika kelilipan
Ketika mata kemasukan benda asing, baik debu maupun kosmetik, Anda mungkin secara refleks langsung menggosok mata.
Padahal, ini termasuk salah satu kesalahan pertolongan pertama karena justru bisa memicu iritasi mata. Dengan menggosok mata, objek asing yang masuk malah bisa terjebak di dalam mata Anda.
Cara yang benar
Air mata bisa berfungsi untuk membersihkan mata, termasuk untuk mengeluarkan benda asing seperti debu dan kotoran yang masuk.
Oleh karena itu, coba kedipkan mata beberapa kali supaya air mata membasuh kotoran keluar. Anda juga bisa menggunakan obat tetes mata untuk mengurangi kemerahan dan rasa gatal.
Jika cara ini belum berhasil, bilas mata Anda dengan air bersih selama kira-kira 15 menit atau sampai mata Anda terasa lebih nyaman.
Jika masih terasa tidak nyaman, periksakan mata Anda ke klinik dan dokter.
2. Pakai kompres hangat saat terkilir
Mengompres kaki atau sendi yang terkilir dan keseleo dengan kompres hangat atau koyo panas memang terasa nyaman sekaligus mampu meredakan rasa sakit.
Akan tetapi, kompres hangat justru akan memperparah peradangan saat Anda keseleo. Maka dari itu, hindari kompres hangat atau merendam kaki di air hangat setelah keseleo.
Cara yang benar
Gunakan kompres dingin pada bagian yang keseleo. Namun, jangan langsung menempelkan es batu. Sebaiknya bungkus dulu es dalam kantung atau dengan kain lembut.
Setelah itu, tempelkan kompres dingin pada bagian yang terkilir selama 15-20 menit. Hindari mengompres terlalu lama karena bisa menghambat aliran darah di bagian tubuh yang terkilir atau keseleo.
Lepaslah kompres selama beberapa saat untuk memberi jeda istirahat, kemudian tempelkan lagi jika rasa nyeri atau bengkak kembali muncul.
3. Langsung pakai torniket untuk menghentikan perdarahan
Penggunaan torniket (bebat luka) di dekat area perdarahan hanya dianjurkan sebagai pilihan terakhir, yaitu ketika sudah tidak ada cara lain untuk menghentikan perdarahan.
Jika kesalahan pertolongan pertama ini tidak dihindari, akibatnya bisa berbahaya.
Hal yang menjadi masalah adalah mengikat bagian tubuh di dekat area yang sedang mengalami perdarahan dengan torniket bisa menyebabkan kerusakan jaringan secara permanen.
Cara yang benar
Cari kain yang cukup tebal, kasa, atau perban. Tutup area yang mengalami perdarahan dengan kain atau perban tersebut dan terus tekan di atasnya dengan tangan atau jari Anda.
Selama mencoba menghentikan perdarahan, jika memungkinkan posisikan bagian tubuh yang terluka sejajar atau di atas dada.
Meskipun perdarahan luar tetap berlangsung, sebaiknya jangan lepaskan tekanan Anda sampai tiba di rumah sakit atau klinik.
Kondisi ini bisa merupakan perdarahan arteri yang menandakan luka perlu dijahit untuk menghentikan perdarahan.
4. Mendongak untuk menghentikan mimisan
Jika Anda mendongak saat mimisan, darah justru bisa mengalir ke kerongkongan.
Kesalahan pertolongan pertama ini justru berisiko menyebabkan Anda tersedak, batuk-batuk, dan sulit bernapas.
Cara yang benar
Ketimbang mendongak saat mimisan, sebaiknya jepit hidung Anda dengan ibu jari dan telunjuk sambil duduk dalam tegak. Tahan posisi ini selama kira-kira 15 menit.
Selama menunggu, bernapaslah dari mulut sampai perdarahan berhenti. Bila dalam waktu 30 menit mimisan tak kunjung mereda, segera cari bantuan medis.
5. Mengganjal mulut dengan sendok saat kejang
Anda mungkin sudah sering dengar kalau orang yang sedang kejang mulutnya harus diganjal sendok supaya tidak menggigit lidahnya sendiri.
Nyatanya, cara ini termasuk kesalahan memberikan pertolongan pertama yang justru berbahaya.
Meletakkan sendok pada mulut saat kejang bisa menghalangi jalan napas seseorang. Akibatnya, korban bisa tersedak dan sulit bernapas. Risiko ini lebih besar daripada risiko lidah tergigit.
Cara yang benar
Miringkan tubuh orang yang sedang kejang ke samping. Panduan International First Aid and Resuscitation menjelaskan bahwa cara ini bertujuan mengalirkan cairan atau busa ke luar dan ia bisa bernapas lebih lega.
Tenangkan situasi dan jangan panik. Kejang akan berhenti sendiri tanpa bantuan atau tindakan medis dari orang lain.
Jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit tanpa tanda-tanda membaik, segera hubungi nomor darurat untuk mendapatkan bantuan medis (118/021-65303118 untuk DKI Jakarta, 112 untuk seluruh Indonesia).
Jangan langsung mengobati luka bakar dengan es batu atau odol. Keduanya justru berisiko menyebabkan kerusakan jaringan.
Hindari juga kesalahan pertolongan pertama seperti mengoleskan mentega atau putih telur langsung ke luka bakar. Hal ini bisa memerangkap panas dan memperlambat penyembuhan luka.
Cara yang benar
Basuh luka bakar Anda di bawah air bersih yang sejuk (bukan air es) selama 20 menit.
Ingat, Anda memang harus membasuhnya cukup lama. Berdasarkan American College of Emergency Physicians, hal ini penting untuk mencegah panasnya merusak lapisan kulit Anda lebih dalam lagi.
Setelah itu Anda bisa oleskan salep khusus untuk luka bakar atau pergi ke dokter.
7. Pergi ke rumah sakit terdekat dalam keadaan darurat
Ketika ada orang yang membutuhkan bantuan darurat, tanpa pikir panjang Anda mungkin langsung membawanya ke rumah sakit terdekat.
Maksudnya memang baik yaitu memberikan pertolongan secepatnya, tetapi penanganan pertama ini bisa salah atau kurang tepat.
Pasalnya, rumah sakit atau klinik yang paling dekat dengan lokasi Anda belum tentu cukup memadai dan mampu menangani kondisi Anda.
Cara yang benar
Anda harus bijak memilih rumah sakit yang akan didatangi. Keputusan ini sangat penting karena bisa saja di rumah sakit terdekat tidak ada alat atau fasilitas yang bisa menyelamatkan pasien.
Kadang, memang lebih aman membawa pasien ke rumah sakit yang agak lebih jauh tetapi fasilitas dan tenaga kesehatannya memadai.
Jadi, Anda harus tahu rumah sakit mana di area tempat tinggal atau kantor Anda yang bisa memberikan pertolongan pertama paling tepat pada kondisi darurat tertentu, misalnya serangan jantung atau stroke.
[embed-health-tool-bmi]