backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

3 Jenis Vitamin K, Apa Perbedaan Manfaatnya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 27/07/2022

    3 Jenis Vitamin K, Apa Perbedaan Manfaatnya?

    Vitamin K dikenal dengan fungsinya untuk proses penyembuhan luka. Namun, tahukah Anda bahwa ada lebih dari satu jenis vitamin K dalam makanan dan suplemen? Setiap macam vitamin K bahkan memiliki manfaat tersendiri bagi tubuh Anda.

    Mengenal tiap jenis vitamin K

    vitamin untuk kulit kering

    Vitamin K terbagi menjadi tiga macam, yakni vitamin K1, K2, dan K3. Vitamin K1 dan K2 ditemukan secara alamiah pada makanan. Sebaliknya, vitamin K3 dibuat secara sintetis dengan fungsi yang cukup berbeda dibandingkan dua jenis sebelumnya.

    Di bawah ini perbedaan ketiganya.

    1. Vitamin K1 (phylloquinone)

    Vitamin K1 adalah jenis vitamin K yang Anda dapatkan dari makanan sehari-hari. Zat gizi ini juga dikenal dengan nama phylloquinone. Dari seluruh asupan vitamin K yang Anda konsumsi, sekitar 75 – 90% di antaranya merupakan vitamin K1.

    Manusia memerlukan asupan vitamin K1 untuk membentuk tulang, menjalankan proses pembekuan darah, dan metabolisme pembuluh darah. Di dalam tubuh Anda, vitamin ini bekerja dengan memperkuat protein khusus yang berikatan dengan kalsium.

    Protein ini bekerja dengan trombosit untuk menghentikan perdarahan saat Anda terluka atau cedera. Tubuh Anda juga menggunakan protein ini untuk memelihara kepadatan tulang serta menjaga kekuatan dan kelenturan pembuluh darah.

    Jenis vitamin K yang satu ini dihasilkan oleh tumbuhan. Berikut beberapa sayuran yang dapat Anda konsumsi serta kandungan vitamin K1-nya untuk setiap 80 gram sayuran matang.

  • Bayam: 889 mikrogram
  • Brokoli: 220 mikrogram
  • Daun lobak: 529 mikrogram
  • Kale: 1.062 mikrogram
  • Brokoli: 220 mikrogram
  • 2. Vitamin K2 (menaquinone)

    Vitamin K2 memiliki struktur kimia yang berbeda dengan vitamin K1. Zat dengan nama lain menaquinone ini juga terbagi menjadi beberapa tipe. Para ilmuwan memberikannya nomor MK-4 hingga MK-13 dengan melihat panjang rantai sisinya.

    Menaquinone memiliki peran dalam menjaga kepadatan tulang. Zat ini membantu kerja osteokalsin, yakni protein pengikat kalsium dengan jaringan tulang. Dengan tulang kuat, Anda bisa terlindungi dari risiko penyakit osteoporosis dan patah tulang.

    Beberapa penelitian terbaru juga menunjukkan manfaat lain vitamin K2 bagi tubuh. Zat gizi ini membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, menurunkan risiko kanker, serta berpotensi mengurangi gejala gangguan kecemasan.

    Sumber utama vitamin K2 yaitu makanan fermentasi dan produk hewani. Menaquinone subtipe MK-4 paling banyak ditemukan pada produk hewani seperti ayam, kuning telur, dan mentega. Di bawah ini jumlah vitamin K2 di dalamnya.

    • Keju keras: 76 mikrogram
    • Ayam bagian kaki dan paha: 60 mikrogram
    • Keju lunak: 57 mikrogram
    • Kuning telur: 32 mikrogram

    Selain bahan pangan hewani, bakteri pada usus Anda juga menghasilkan menaquinone dengan subtipe MK-5 hingga MK-13. Satu-satunya jenis vitamin K yang tidak diproduksi bakteri usus yakni menaquinone dengan subtipe MK-4.

    3. Vitamin K3 (menadione)

    Vitamin K3 alias menadione adalah vitamin sintetis yang tidak ditemukan pada sumber makanan alami. Di dalam tubuh makhluk hidup, vitamin ini akan diubah menjadi vitamin K2 dengan bantuan organ hati sebelum bisa dimanfaatkan.

    Berbagai penelitian terdahulu sebenarnya menunjukkan bahwa vitamin K3 berbahaya bagi kesehatan. Penggunaan suplemen menadione pada manusia tidak disarankan karena dapat meningkatkan risiko kerusakan hati dan sel darah merah.

    Meski begitu, penelitian di laboratorium mengungkapkan bahwa menadione mempunyai sifat antikanker yang menjanjikan. Zat ini mampu mematikan sel kanker usus besar dan rektum, payudara, serta ginjal dengan cara mengaktifkan protein khusus.

    Selain itu, vitamin K3 juga memiliki sifat antibakteri. Menurut sebuah studi dalam jurnal Investigational New Drugs, vitamin ini mampu menghambat pertumbuhan Helicobacter pylori yang merupakan penyebab umum infeksi lambung.

    Beda penyerapan vitamin K1 dan K2 di dalam tubuh

    Manusia membutuhkan vitamin K1 dan K2 untuk menjalankan proses pembekuan darah, menjaga kesehatan tulang, serta menurunkan risiko penyakit jantung. Kendati sama-sama penting, tubuh menyerap kedua vitamin ini dengan cara yang berbeda.

    Tubuh menyerap sekitar 10 persen dari total vitamin K1 yang terdapat dalam makanan. Sementara itu, sebuah studi pada 2019 menunjukkan bahwa tubuh manusia menyerap vitamin K2 sepuluh kali lipat lebih banyak dibandingkan jenis vitamin K lainnya.

    Para ahli meyakini bahwa ini karena vitamin K2 lebih banyak ditemukan pada makanan yang mengandung lemak. Vitamin K merupakan vitamin larut lemak sehingga penyerapannya lebih baik ketika dikonsumsi dengan makanan berlemak.

    Selain itu, vitamin K2 memiliki rantai samping yang lebih panjang dibandingkan dengan vitamin K1. Sehingga, vitamin K2 bisa mengalir lebih lama di dalam darah hingga berhari-hari, sedangkan vitamin K1 hanya bertahan selama beberapa jam dalam darah.

    Peredaran yang lebih lama ini memungkinkan jaringan tubuh untuk menggunakan lebih banyak vitamin K2. Sementara itu, vitamin K1 langsung dialirkan menuju hati dan diolah untuk keperluan lain.

    Vitamin K merupakan zat gizi dengan kegunaan yang beragam. Vitamin K1 dan K2 banyak berperan dalam sistem tubuh, sedangkan vitamin K3 masih menjadi zat sintetis yang belum digunakan sebagai suplemen.

    Oleh karena fungsinya begitu penting, pastikan Anda mendapatkan asupan vitamin K dari sumber hewani dan sayuran hijau. Lengkapi menu Anda dengan makanan yang beragam agar Anda mendapatkan asupan gizi yang seimbang dan tidak mengalami kekurangan vitamin K.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 27/07/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan