backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Serangan Migrain Sebelah Kiri Kepala, Apa Artinya, Ya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 27/10/2022

Serangan Migrain Sebelah Kiri Kepala, Apa Artinya, Ya?

Sakit kepala sebelah, atau yang lebih dikenal dengan nama migrain, umumnya terjadi di salah satu sisi kepala, entah itu kanan atau kiri. Lantas, apa penyebab jika sakit kepala migrain sebelah kiri?

Berbagai penyebab migrain sebelah kiri

Migrain sebenarnya bisa terjadi di sisi kepala manapun.

Meski begitu, tidak ada penyebab khusus yang menunjukkan arti serangan migrain sebelah kiri ataupun kanan. Semua dipicu oleh penyebab yang sama.

Seperti serangan sakit kepala migrain pada umumnya, migrain sebelah kiri ditandai dengan nyeri berdenyut pada sisi kiri kepala.

Dalam kasus yang lebih parah, rasa nyeri ini dapat disertai dengan mual, muntah, kepekaan terhadap cahaya, serta mati rasa pada sisi wajah yang terserang migrain.

Sejauh ini, belum dapat dipastikan apa penyebab pasti untuk migrain, termasuk migrain sebelah kiri kepala.

Namun, penyebab paling mendasar dari migrain diduga berhubungan dengan pembuluh darah di sekitar otak yang melebar.

Selain itu, baik pada migrain sebelah kiri atau di sisi kepala manapun, ada berbagai pemicu yang berisiko meningkatkan kemungkinan munculnya migrain, di antaranya sebagai berikut.

1. Stres

benarah migrain penyakit keturunan

Dilansir dari Cleveland Clinic, ketika sedang stres, tubuh akan melepaskan bahan kimia tertentu sebagai respons untuk melawan stres tersebut. Bahan kimia ini bisa memicu migrain.

Rasa cemas juga bisa mengencangkan otot dan memperbesar pembuluh darah. Kedua hal tersebut bisa membuat migrain bertambah parah.

2. Makanan dan minuman tertentu

Beberapa jenis makanan diketahui bisa menjadi penyebab migrain, antara lain alkohol, kafein, keju, serta makanan olahan karena kandungan pemanis buatan dan monosodium glutamat (MSG).

Minum minuman beralkohol dapat memicu pelebaran pembuluh darah yang nantinya membuat Anda migrain.

Sementara itu, kebiasaan minum terlalu banyak kafein bisa menyebabkan migrain saat kadar kafein di dalam tubuh tiba-tiba menurun.

3. Perubahan waktu tidur

Kurang atau terlalu banyak tidur bisa memicu migrain pada beberapa orang, termasuk kepala migrain sebelah kiri.

Tidur memperbarui dan memperbaiki semua fungsi tubuh, termasuk otak. Jika kurang tidur, kondisi otak pun akan menurun, sehingga lebih rentan terhadap serangan migrain.

4. Rangsangan Sensorik

Cahaya yang terang, seperti cahaya TV, HP, atau senter, dan sinar matahari yang terik bisa memicu migrain, begitu pula dengan suara yang terlalu keras.

Bau yang menyengat, seperti parfum, pengencer cat, asap rokok, juga menjadi memicu migrain pada beberapa orang.

5. Pola makan buruk

Menunda makan atau tidak makan tepat waktu akan menurunkan kadar gula darah Anda. Akibatnya, kondisi ini bisa memicu migrain atau sakit kepala.

Kurang minum juga bisa memicu migrain. Dehidrasi yang mungkin terjadi akibat kurang minum dapat memengaruhi semua fungsi tubuh dan menyebabkan pusing, linglung, bahkan kondisi yang lebih serius.

6. Penggunaan obat-obatan

Terlalu sering minum obat dengan frekuensi lebih dari tiga kali dalam seminggu juga diduga menjadi memicu munculnya migrain.

Misalnya, obat aspirin, paracetamol (Tylenol), ibuprofen (Advil), naproxen (Naprosyn), serta obat pereda nyeri, seperti oxycodone (Oxycontin), tramadol (Ultram), hydrocodone (Vicodin).

7. Perubahan hormon pada wanita

Pada wanita, migrain sering kali terjadi sekitar masa mentruasi. Penurunan kadar hormon estrogen secara tiba-tiba bukan hanya memicu haid, tetapi juga bisa menimbulkan migrain.

Namun, bukan hanya saat haid, perubahan hormon ini juga bisa terjadi sebagai efek mengonsumsi pil KB dan obat terapi hormon.

8. Kondisi kesehatan tertentu

Migrain diketahui bisa juga dipicu oleh flu dan demam. Ini karena respons alergi akibat flu bisa memicu sumbatan pada sinus yang akhirnya menimbulkan tekanan di dahi dan tulang pipi.

Tidak hanya itu, adanya masalah saraf di sisi bagian kiri atau kanan kepala turut andil menjadi penyebab migrain selanjutnya, yang mungkin akibat dari occipital neuralgia dan trigeminal neuralgia.

Bagaimana cara mengatasi migrain di kepala sebelah kiri?

sering migrain

Migrain biasanya akan sembuh sendiri dalam hitungan jam. Namun, sebaiknya jangan sepelekan bila rasa sakit tak kunjung hilang dalam hitungan hari hingga minggu.

Untuk mengatasinya, ada berbagai obat pereda rasa sakit yang dijual bebas untuk bantu meredakan gejala.

Konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan obat migrain yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Di samping itu, sebaiknya ubah gaya hidup menjadi lebih teratur guna mempercepat penyembuhan migrain sebelah kiri.

Anda bisa menghindari berbagai makanan yang memicu migrain, seperti kafein dan alkohol.

Tidak ada salahnya juga untuk lebih rileks dan menenangkan pikiran, misal dengan melakukan yoga maupun teknik relaksasi lainnya.

Relaksasi ini disinyalir mampu mengurangi ketegangan otot dari kepala hingga kaki, yang juga jadi pemicu stres berat.

Demi hasil yang lebih optimal, usahakan untuk selalu mendapat waktu tidur yang cukup setiap hari.

Lain halnya bila migrain sebelah kiri yang Anda alami disebabkan oleh kondisi medis tertentu, maka dokter perlu memberi perawatan khusus yang terbaik untuk mengobati kondisi ini.

Kapan harus ke dokter jika migrain sebelah kiri?

Banyak penderita migrain yang tidak melakukan pemeriksaan ke dokter, sehingga kondisi yang dialami tidak ditangani secara tepat.

Jika Anda mengalami gejala migrain, coba catat gejala apa saja yang Anda alami dan berapa lama jangka waktunya serta bagaimana cara Anda mengatasinya.

Setelah itu, lakukan konsultasi ke dokter untuk memastikan kondisi tersebut.

Sementara itu, segera cari pertolongan medis atau pergi ke unit gawat daruta (UGD) di rumah sakit terdekat jika timbul gejala sebagai berikut.

  • Sakit kepala yang amat sangat secara tiba-tiba.
  • Disertai demam, leher kaku, linglung, kejang, penglihatan ganda, serta mati rasa atau kelemahan di bagian tubuh tertentu, yang bisa menjadi gejala stroke.
  • Sakit kepala setelah cedera.
  • Sakit kepala kronis yang bertambah parah setelah batuk, mengejan, bergerak tiba-tiba, atau aktivitas yang cukup berat.
  • Gejala sakit kepala baru setelah usia 50 tahun.

Pemeriksaan ke dokter sebaiknya tetap dilakukan meski ada riwayat sakit kepala sebelumnya, terutama jika ada gejala baru atau sakit kepala terasa berbeda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 27/10/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan