Meski jarang dibicarakan, penyakit autoimun bisa menyebabkan kerusakan organ dan bahkan kematian bila dibiarkan. Belum banyak orang yang sadar betul mengenai gangguan kesehatan ini sehingga penting untuk tahu gejala dan cara penanganannya.
Apa itu penyakit autoimun?
Autoimun adalah suatu kondisi saat sistem kekebalan atau imun tidak dapat menjalankan fungsinya untuk melawan virus, bakteri, dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh secara normal.
Kegagalan ini kemudian mengakibatkan sistem imun menyerang sel dan jaringan sehat dalam tubuh sehingga menimbulkan gangguan kesehatan.
Gangguan ini termasuk penyakit kronis yang mengganggu kesehatan secara bertahap.
Ada lebih dari 80 jenis penyakit dalam kelompok besar kondisi autoimun. Akan tetapi, secara garis besar penyakit ini terbagi ke dalam dua kategori berikut.
- Autoimun organ spesifik. Gangguan menyerang satu organ tubuh saja, seperti vitiligo yang hanya menyerang kulit.
- Autoimun sistemik. Gangguan menyerang seluruh organ tubuh, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
Seberapa umum penyakit ini?
Meski dapat menyerang siapa saja, sebanyak 78% kasus penyakit autoimun terjadi pada wanita.
Kondisi ini kemungkinan juga diturunkan secara genetik meski gangguan yang diderita tidak selalu sama.
Sebagai contoh, seorang wanita yang mengidap penyakit autoimun berupa penyakit Hashimoto bisa memiliki anak dengan diabetes tipe 1 atau ibu dengan psoriasis.
Tanda dan gejala penyakit autoimun
Penyakit autoimun menjadi masalah kesehatan yang berjalan sangat lambat. Artinya, gangguan kesehatan ini sering kali sulit diagnosis pada tahap awal kemunculannya.
Di samping itu, gejalanya pun mirip dengan masalah kesehatan lain sehingga sulit untuk Anda kenali.
Secara umum, berikut ini beberapa gejala penyakit autoimun yang perlu diketahui.
- Kelelahan.
- Nyeri dan kaku pada sendi.
- Ruam kulit.
- Kemerahan.
- Gatal.
- Demam ringan.
- Diare.
- Perut kembung.
- Penurunan atau peningkatan berat badan tiba-tiba.
- Mudah terkena infeksi.
- Sulit berkonsentrasi.
- Kesemutan.
- Mati rasa.
- Lemah pada otot.
Gangguan sistem imun ini juga dapat menyebabkan penyakit yang berbeda-beda. Oleh karena itu, gejalanya tidak bisa disamaratakan.
Gejala yang paling sering muncul tergantung dari jenis penyakit autoimun yang dialami seperti berikut.
1. Lupus
Lupus bisa ditandai dengan gejala awal seperti nyeri sendi kronis, sering sariawan, rambut rontok, demam berulang, kelainan kulit yang sulit sembuh, dan kulit pucat.
Jika tidak segera ditangani, lupus bisa membuat Anda mengalami kerusakan organ vital, termasuk otak, ginjal, paru-paru, dan jantung
2. Rheumatoid arthritis
Rheumatoid arthritis merupakan jenis penyakit autoimun yang paling umum. Penyakit ini menyerang persendian pada seluruh tubuh, terutama pada tangan.
Gejala awal rheumatoid arthritis yaitu rasa nyeri dan kaku pada jari tangan yang lebih sering terjadi pada pagi hari.
Jika tidak segera diobati, penyakit ini bisa mengakibatkan kerusakan permanen dan cacat sendi.
3. Ankylosing spondylitis
Ankylosing spondylitis biasanya lebih sering menyerang pria usia muda. Gejala awalnya berupa sakit pinggang pada pagi hari yang akan membaik setelah melakukan aktivitas fisik.
Apabila tidak segera diobati, penyakit autoimun ini bisa membuat ruas tulang belakang menyatu seperti bambu. Akibatnya, tulang jadi kaku dan pengidapnya sulit membungkuk.
4. Skleroderma
Di awal kemunculannya, skeloderma umumnya ditandai dengan pengerasan dan penebalan pada kulit. Akibatnya, kulit menjadi lebih kencang dan mengilap.
Selain itu, gejala lainnya yang kerap muncul berupa perubahan warna kulit saat cuaca dingin.
Ketika kondisinya berlanjut, lama-kelamaan akan terbentuk jaringan parut pada organ-organ tertentu, seperti paru dan ginjal. Hal ini bisa memicu kegagalan fungsi organ yang tak terhindarkan.
5. Sjorgen syndrome
Penyakit autoimun ini biasanya ditandai dengan badan lemas, nyeri sendi, serta mata dan mulut yang kering.
Jika tidak ditangani, Sjorgen syndrome bisa menyebabkan kerusakan pada mata dan gigi serta organ lainnya, seperti ginjal dan paru.
Penyebab penyakit autoimun
Hingga saat ini belum ditemukan secara pasti penyebab penyakit ini. Namun, salah satu faktor yang berperan dalam kemunculan gangguan ini ialah unsur genetik.
Riwayat keluarga yang mengidap gangguan autoimun cenderung membuat seseorang memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena masalah kesehatan ini.
Namun, tidak semua orang dengan orang tua yang memiliki riwayat penyakit ini pasti ikut terkena masalah sistem kekebalan tubuh.
Selain faktor genetik, infeksi bakteri dan virus diduga memicu timbulnya penyakit autoimun.
Teori lain juga menyebutkan bahwa paparan terhadap bahan kimia tertentu menyebabkan kemunculan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini.
Diagnosis penyakit autoimun
Proses diagnosis penyakit autoimun tidak bisa dokter lakukan dalam sekali waktu. Butuh proses panjang dan berkelanjutan untuk menentukan diagnosis secara tepat.
Hal ini karena perkembangan gangguan sistem kekebalan tubuh yang sangat pelan dan gejala yang muncul pun tidak khas. Artinya, gejala mirip-mirip dengan penyakit lainnya.
Untuk membantu diagnosis, Anda dapat mencatat semua gejala yang dirasakan. Beri tahu dokter riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, terlebih bila ada anggota keluarga yang mengidap penyakit ini.
Dikutip dari Cleveland Clinic, dokter biasanya juga menyarankan pasien untuk melakukan tes laboratorium, meliputi:
- pemeriksaan darah lengkap,
- tes antibodi antinuklear (antinuclear antibody/ANA), dan
- tes laju endap darah (erythrocyte sedimentation rate/ESR).
Dengan menggabungkan gejala, riwayat kesehatan, dan hasil tes laboratorium, dokter bisa menentukan kondisi autoimun mana yang Anda alami.
Pengobatan penyakit autoimun
Tanpa bermaksud menakuti hingga saat ini memang belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan penyakit autoimun.
Namun, obat-obatan untuk autoimun bisa meringankan dan mengendalikan gejalanya. Konsumsi obat juga bertujuan agar Anda tetap bisa beraktivitas harian seperti biasa.
Semakin cepat penyakit ini didiagnosis, dokter bisa menentukan pengobatan yang tepat agar kondisi tidak makin parah.
Sebagai contoh, pengobatan rheumatoid arthritis dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
- obat untuk menghilangkan gejala, seperti obat pereda nyeri, dan
- obat untuk memengaruhi atau memperlambat perjalanan penyakit, misalnya methotrexate, dan azatioprin.
Sementara itu, dokter akan menyesuaikan jenis obat berdasarkan gejala yang dialami, organ tubuh yang terpengaruh, keparahan penyakit, dan apakah Anda sedang hamil atau tidak.
Dalam kebanyakan kasus, rata-rata pasien autoimun terlambat mendapatkan golongan obat penekan respons kekebalan dan hanya minum obat penghilang nyeri saja.
Akibatnya, pasien yang datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi yang cukup parah.
Pencegahan penyakit autoimun
Pencegahan penyakit ini terbilang cukup sulit karena penyebab pastinya tidak diketahui.
Namun, Anda dapat menurunkan risikonya dengan menjaga berat badan ideal, berhenti merokok, dan penuhi asupan zat gizi penting, seperti vitamin D.
Sementara itu, tetaplah tenang ketika dokter mendiagnosis Anda dengan autoimun. Usahakan untuk memeriksakan diri secara teratur dengan dokter yang menangani Anda.
Dokter umumnya menyarankan Anda untuk menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengikuti diet autoimun, rutin berolahraga, dan mengurangi stres.
Ingat, jangan tergoda oleh metode pengobatan penyakit ini yang belum terbukti secara ilmiah.
Sebaiknya, pelajari penyakit yang Anda alami dari dokter yang bersangkutan atau melalui sumber bacaan yang tepercaya dan terverifikasi secara medis.
Ringkasan
- Penyakit autoimun adalah kondisi sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dan merusak jaringan sehat yang mengakibatkan peradangan dan kerusakan organ.
- Penyebab penyakit autoimun belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor dapat berkontribusi, seperti genetik, hormon, dan lingkungan.
- Gejala penyakit autoimun bervariasi tergantung pada jenisnya, tetapi umumnya meliputi nyeri sendi, ruam kulit, demam, masalah pencernaan, dan mudah terkena infeksi.
[embed-health-tool-bmi]