Diet tidak hanya bertujuan untuk menurunkan berat badan, tetapi juga untuk mengatur pola makan bagi pengidap masalah kesehatan tertentu. Salah satunya diet untuk pasien penyakit autoimun.
Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Diet tidak hanya bertujuan untuk menurunkan berat badan, tetapi juga untuk mengatur pola makan bagi pengidap masalah kesehatan tertentu. Salah satunya diet untuk pasien penyakit autoimun.
Bagaimana panduan diet ini? Simak penjelasannya di bawah ini.
Autoimmune protocol diet (AIP diet) atau diet autoimun adalah pedoman makan yang ditujukan bagi pengidap penyakit autoimun.
Psoriasis, rheumatoid arthritis, dan lupus merupakan beberapa jenis penyakit autoimun yang menyerang sistem kekebalan serta merusak jaringan sehat di dalam tubuh.
Pengaturan pola makan ini bertujuan untuk meredakan peradangan sekaligus berbagai gejala yang disebabkan oleh kondisi autoimun.
Diet autoimun ini juga bisa disebut paleo autoimmune protocol. Pada dasarnya, diet AIP hampir mirip diet paleo, tetapi dalam versi yang jauh lebih ketat.
Jika diet paleo lebih menekankan konsumsi daging, ikan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian, diet AIP agak berbeda.
Pedoman makan untuk diet AIP mengharuskan Anda untuk tidak makan makanan yang berisiko menimbulkan peradangan di dalam usus. Sebaliknya, Anda lebih dianjurkan memperbanyak konsumsi makanan yang kaya zat gizi.
Penyakit autoimun kerap dikaitkan dengan kondisi saluran usus yang bermasalah karena luka.
Kondisi ini dapat menyebabkan sindrom usus bocor (leaky gut syndrome) sehingga memudahkan bakteri dan racun masuk ke dalam aliran darah dan memicu peradangan.
Nah, diet penyakit autoimun inilah yang bertujuan untuk menyembuhkan gangguan usus tersebut.
Sebuah hipotesis dalam Frontiers In Immunology (2017) menyebutkan diet autoimun dapat membantu menyembuhkan usus bocor. Hal ini juga mengurangi tingkat peradangan dalam tubuh.
Memperbanyak konsumsi makanan bergizi bisa membantu mencegah serangan sistem imun terhadap jaringan yang sehat dan mengurangi gejala penyakit autoimun.
Secara umum, diet AIP dipercaya dapat membantu memulihkan sistem kekebalan tubuh dan kondisi usus yang bermasalah. Selain itu, beberapa manfaat diet AIP bagi pengidap gangguan imun antara lain:
Sebuah studi dalam jurnal Cureus (2019) melaporkan pengujian diet AIP pada 17 partisipan wanita berusia 20–45 tahun yang mengalami penyakit Hashimoto.
Penyakit Hashimoto atau tiroiditis Hashimoto merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang menimbulkan peradangan pada kelenjar tiroid.
Para peneliti melaporkan terjadinya pengurangan gejala dan peningkatan kualitas hidup pada partisipan setelah menjalani program diet AIP selama sepuluh minggu.
Dengan demikian, diet AIP bisa menjadi bagian dari pengobatan dan membantu orang-orang dengan kondisi autoimun.
Penting untuk dipahami bahwa Anda tidak bisa sembarangan melakukan diet AIP.
Apabila menginginkan hasil yang optimal, Anda perlu melalui dua tahapan dalam diet autoimun, yakni fase eliminasi dan fase pengenalan kembali seperti berikut ini.
Fase eliminasi melibatkan pantangan konsumsi makanan dan obat-obatan yang menyebabkan peradangan usus, ketidakseimbangan bakteri usus, dan respons imun.
Selain itu, fase ini juga mendorong untuk mengonsumsi makanan segar yang kaya zat gizi.
Anda juga dianjurkan untuk memulai pola hidup sehat, seperti mengelola stres, tidur yang cukup, dan rutin beraktivitas fisik.
Durasi fase eliminasi bisa bervariasi pada setiap orang. Hal ini akan sangat bergantung pada kapan Anda mengalami penurunan gejala dari penyakit autoimun yang dialami.
Rata-rata tahapan ini dilakukan selama 30–90 hari, sedangkan sebagian orang mungkin akan memperoleh perbaikan hanya dalam tiga minggu saja.
Fase pengenalan kembali dapat dilakukan setelah gejala penyakit autoimun berkurang. Hal ini melibatkan pengenalan kembali satu demi satu makanan yang tadinya menjadi pantangan.
Tujuan dari fase ini ialah untuk mencari tahu makanan mana yang memicu respons imun dan sejauh mana tubuh Anda mampu menoleransinya.
Adapun, tahapan tes yang harus Anda lakukan dalam fase ini sebagai berikut.
Toleransi tubuh terhadap makanan tertentu mungkin berubah seiring waktu. Penting untuk mengulangi tes ini bila gejala penyakit autoimun muncul kembali.
Selama menjalani diet autoimun, Anda disarankan agar memperbanyak konsumsi makanan kaya zat gizi seperti berikut ini.
Meski diperbolehkan secukupnya, buah-buahan sebenarnya termasuk makanan yang tidak selalu boleh dimakan selama menjalani diet AIP.
Beberapa ahli mungkin mengizinkan Anda makan buah sekitar dua potong per hari. Namun, ada juga yang tidak memperbolehkannya sama sekali.
Sementara itu, ada juga beberapa jenis makanan yang tidak dianjurkan untuk Anda konsumsi selama menjalani diet autoimun. Berikut merupakan beberapa contohnya.
Selain makanan, pantangan diet autoimun juga berkaitan dengan konsumsi obat antiradang nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen, aspirin, dan naproxen sodium.
Diet AIP atau diet autoimun memang tampak sangat ketat. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya pantangan untuk mengonsumsi beberapa jenis makanan.
Anda mungkin akan merasa kesulitan untuk mulai menjalaninya, terlebih ketika pembatasan ini sampai memengaruhi gaya hidup sehari-hari.
Solusinya, Anda masih bisa melakukan diet AIP dengan menghilangkan jenis-jenis makanan yang dilarang secara bertahap.
Pastikan juga Anda menjauhi makanan tinggi lemak dan kolesterol serta makanan olahan selama melakukan tahapan diet ini.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut perihal makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi, konsultasikan dengan dokter Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar