backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

5 Dampak Pemanasan Global bagi Kesehatan Manusia

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Ocha Tri Rosanti · Tanggal diperbarui 05/08/2022

    5 Dampak Pemanasan Global bagi Kesehatan Manusia

    Masalah global warming alias pemanasan global tampaknya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, apalagi sejak topik ini makin ramai dibicarakan beberapa tahun belakangan. Di samping hebohnya masalah yang menghantui dunia karena global warming ini, sebenarnya apa dampak pemanasan global terhadap kesehatan tubuh?

    Apa itu global warming?

    polusi udara

    Pemanasan global adalah masalah perubahan iklim akibat peningkatan suhu atmosfer bumi yang terjadi secara bertahap.

    Kondisi ini umumnya dikaitkan dengan level karbon dioksida, klorofluorokarbon (CFC), dan polutan lainnya di udara yang terus meningkat. Hal ini kemudian berpengaruh pada perubahan cuaca, udara, hingga sumber air.

    Banyak dari Anda mungkin telah mengetahui bahwa sinar matahari menembus ke bumi melalui lapisan ozon. Normalnya, lapisan ozon bertindak sebagai penyaring yang meredam radiasi ultraviolet (UV) dari matahari.

    Kira-kira sebesar 99% radiasi matahari ditahan oleh lapisan ozon. Dengan kata lain, hanya 1% pancaran sinar matahari yang mencapai bumi.

    Sebetulnya, sinar matahari sangat bermanfaat untuk memberikan panas, membunuh bakteri, merangsang produksi vitamin D pada tubuh, hingga membantu meningkatkan mood.

    Meski begitu, sinar ultraviolet dalam kadar berlebih justru dapat merangsang produksi radikal bebas di dalam tubuh sehingga mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, salah satunya kanker kulit.

    Selain itu, paparan sinar matahari yang berlebih pun dapat meningkatkan risiko iritasi kulit hingga terjadinya katarak pada mata.

    Inilah mengapa penyaringan sinar UV oleh lapisan ozon sangat dibutuhkan bagi kesehatan manusia dan kelangsungan hidup di bumi.

    Sayangnya, pemanasan global akan meningkatkan radiasi sinar ultraviolet yang masuk ke bumi.

    Tentunya dampak pemanasan global sangatlah mengkhawatirkan, terutama bagi orang yang sering beraktivitas di luar rumah dan terpapar sinar matahari langsung.

    Penyebab pemanasan global

    Pemanasan global tentu tidak terjadi tanpa alasan. Berikut merupakan beberapa faktor penyebab pemanasan global.

    1. Pembakaran bahan bakar fosil

    Saat bahan bakar fosil seperti gas dan batu bara dibakar untuk menghasilkan listrik atau menggerakkan mobil, karbon dioksida pun akan dilepaskan ke atmosfer.

    Polusi karbon dioksida inilah yang meningkatkan risiko terjadinya pemanasan global. Sebagai gambaran, di Australia, pembangkit listrik menjadi penyebab utama dari polusi karbon dioksida.

    2. Penebangan hutan

    Tumbuhan dan pohon sangat berperan penting dalam mengatur iklim. Ini karena keduanya dapat menyerap karbon dioksida dari udara, lalu melepaskan oksigen kembali ke dalamnya.

    Akan tetapi, saat dilakukan penebangan hutan, akan ada lebih banyak karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer sehingga menyebabkan pemanasan global.

    3. Pembangkit listrik

    Pada dasarnya, bangunan dan berbagai peralatan yang ada di dalamnya memakan energi listrik yang cukup besar.

    Saat Anda terus menggunakan semua alat tersebut, sejumlah emisi karbon dioksida dan gas rumah kaca pun akan dikeluarkan.

    Dampak pemanasan global terhadap kesehatan manusia

    global warming pengaruhi kesehatan

    Tidak bisa dianggap sepele, berikut berbagai dampak pemanasan global yang mengintai kesehatan setiap individu di dunia.

    1. Kematian akibat bencana atau cuaca ekstrem

    Jika Anda sadari, peristiwa ekstrem atau bencana alam yang beberapa tahun belakangan ini sering terjadi merupakan salah satu dampak pemanasan global.

    Mulai dari banjir besar, badai, suhu bumi yang semakin panas, hingga mencairnya es di kutub, semuanya memakan korban jiwa yang tidak sedikit.

    Ambil contoh, dilansir dari Live Science, sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of Geophysical Research-Atmospheres pada 2007 mengungkapkan bahwa beberapa daerah Eropa pernah mengalami gelombang panas yang meningkat dua kali lipat dari 100 tahun lalu.

    Gelombang panas yang melanda beberapa wilayah di Eropa tersebut memakan korban jiwa hingga sebanyak 70.000 orang.

    2. Kekeringan

    Kondisi kekeringan atau degradasi tanah di suatu daerah biasanya disebabkan oleh perubahan iklim dan penyalahgunaan tanah atau laham.

    Dengan kata lain, aktivitas manusialah yang menjadi salah satu penyebab lahan mengering sehingga kemudian rusak.

    Ketika suatu lahan tanah mengalami degradasi, otomatis tanah tersebut menjadi tidak lagi produktif atau subur untuk digunakan sebagaimana mestinya.

    Akibatnya, luas lahan yang seharusnya masih dapat digunakan untuk kepentingan manusia seperti pertanian, bercocok tanam, dan pengairan pun menjadi lebih terbatas.

    3. Penyebaran virus

    Peningkatan suhu panas dan curah hujan, khususnya di Indonesia, merupakan beberapa dampak pemanasan global yang paling terasa.

    Perubahan cuaca yang terjadi secara tiba-tiba dapat mendukung penyebaran dan infeksi virus, terutama virus-virus penyebab penyakit yang ditularkan melalui serangga dan nyamuk.

    Binatang-binatang tersebut akan membawa dan menularkan bibit penyakit dengan dukungan dari perubahan cuaca, seperti panas ke hujan dan sebaliknya.

    Inilah alasan di balik timbulnya berbagai penyakit khas musim penghujan atau pancaroba. Beberapa pembawa penyakit merupakan hewan berdarah dingin sehingga perubahan suhu lingkungan justru mendukung penyebaran mereka.

    4. Muncul penyakit terkait panas

    Pemanasan global berisiko menimbulkan penyakit yang berhubungan dengan panas, seperti heat stroke (sengatan panas) atau heat exhaustion.

    Keduanya sama-sama terjadi karena Anda terpapar suhu tinggi, sedangkan tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk mengembalikan suhunya.

    Maka dari itu, jika Anda tinggal atau harus bekerja di wilayah yang panas, ketahui apa saja langkah yang perlu Anda lakukan untuk mencegah heat stroke dan heat exhaustion.

    5. Gangguan pernapasan

    Asma merupakan salah satu gangguan pernapasan yang menjadi dampak pemanasan global. Secara tidak langsung, perubahan suhu di bumi dapat memengaruhi kualitas udara karena tingginya kadar polutan.

    Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), pemanasan global telah membuat iklim berubah sekitar 0,85 derajat Celsius lebih panas.

    Perubahan iklim lambat laun akan berdampak pada lebih banyaknya produksi debu, serbuk sari, serta polutan lainnya yang bisa menimbulkan reaksi negatif.

    Pada akhirnya, peningkatan suhu dan polusi udara berdampak bagi pernapasan. Selain asma, buruknya kualitas udara bisa menyebabkan batuk, nyeri dada, iritasi tenggorokan, hingga terhambatnya fungsi normal paru-paru.

    Cara mengurangi dampak pemanasan global

    polusi udara daya tahan tubuh

    Saat ini sudah banyak digalakkan gerakan Go Green dan pelestarian lingkungan untuk mencegah dampak pemanasan global.

    Walaupun belum sepenuhnya membaik, hal ini memberikan sedikit harapan terkait kualitas lingkungan yang lebih baik di masa mendatang.

    Demi menjaga bumi tetap dalam kondisi prima, coba lakukan beberapa cara sederhana tapi berefek besar untuk mengurangi dampak pemanasan global.

    Salah satu caranya dengan membatasi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke angkutan umum. Kebiasaan ini akan sedikit mengurangi emisi karbon dioksida dan karbon monoksida meski dalam jumlah kecil.

    Anda juga bisa meminimalkan penggunaan plastik sehingga tidak akan menambah jumlah limbah di bumi. Cara ini akan lebih menghemat energi yang dibutuhkan untuk mendaur ulang.

    Jangan lupa juga untuk lebih peka terhadap lingkungan dengan menanam dan merawat tanaman, setidaknya dimulai dari halaman belakang rumah Anda.

    Untuk melindungi kulit dari sinar UV, gunakan sunscreen atau sunblock dengan SPF minimal 35, terutama bila Anda sering beraktivitas di luar ruangan. Sebisa mungkin, jauhi paparan sinar matahari terutama pada siang hari.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Ocha Tri Rosanti · Tanggal diperbarui 05/08/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan