backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Gas Gangrene: Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegah

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Priscila Stevanni · Tanggal diperbarui 21/05/2021

Gas Gangrene: Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegah

Apa itu gas gangrene?

Gas gangrene adalah suatu infeksi pada sel, jaringan kulit, dan pembuluh darah yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi bakteri ini akan melepaskan gas beracun sehingga menyebabkan kematian jaringan pada area yang terinfeksi.

Walaupun merupakan kondisi yang jarang terjadi, gas gangrene dapat menyebar dengan cepat dan dapat mengancam nyawa jika dibiarkan.

Kebanyakan infeksi gangrene terjadi pada luka terbuka yang dibiarkan dan luka operasi yang terkontaminasi bakteri.

Pada beberapa kasus, infeksi bakteri bisa dipicu oleh gangguan aliran darah yang melewati bagian tubuh yang terluka. Kondisi seperti ini umumnya terjadi karena peristiwa aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah akibat plak) yang terjadi pada pasien stroke, jantung, atau diabetes mellitus.

Tanda-tanda dan gejala

Gejala luka infeksi

Infeksi bakteri ini dapat terjadi di setiap bagian tubuh yang terluka, tapi paling sering ditemui di kaki dan tangan. Gejala gas gangrene dapat meliputi:

  • nyeri yang kuat di sekitar luka,
  • kulit di sekitar luka berubah pucat keabuan,
  • kemerahan pada luka berubah gelap atau ungu kehitaman,
  • bengkak pada luka,
  • lenting yang terisi cairan yang berbau pada luka,
  • nanah berwarna kekuningan pada luka,
  • demam,
  • keringat berlebih,
  • mual atau muntah, dan
  • denyut nadi bertambah cepat.

Gejala-gejala di atas kebanyakan muncul kurang lebih 6 hingga 48 jam setelah terjadinya infeksi.

Sama halnya dengan tetanus, infeksi bakteri ini dapat menyebar dengan cepat dan membuat luka bertambah parah.

Jika mengalami gejala gas gangrene, segera periksakan luka ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Komplikasi gas gangrene

Infeksi bakteri pada luka perlu mendapatkan pengobatan medis sesegera mungkin. Apabila dibiarkan, gas gangrene bisa mengarah pada beberapa komplikasi seperti berikut:

  • kerusakan jaringan yang permanen,
  • jaundice atau penyakit kuning,
  • kerusakan hati,
  • gagal ginjal,
  • perdarahan hingga syok,
  • penyebaran infeksi ke jaringan lain,
  • koma, dan
  • kematian.

Penyebab

Menurut studi rilisan jurnal Case Report in Orthopedics, penyebab utama gas gangrene adalah infeksi bakteri Clostridium. Selain itu, bakteri dari kelompok Streptococcus juga dapat menyebabkan infeksi pada luka ini.

Infeksi Clostridium yang terjadi biasanya berlangsung tiba-tiba dan dapat menyebar dengan cepat. Gas gangrene biasanya muncul pada jahitan luka operasi atau pada daerah luka baru yang tidak dibersihkan.

Terdapat beberapa jenis luka yang berisiko tinggi berkembang menjadi gangrene, seperti:

  • luka pada otot,
  • jenis luka termasuk dalam, 
  • luka yang terkontaminasi oleh kotoran, dan
  • adanya kerusakan jaringan di dalam kulit.
  • Anda juga akan lebih berisiko mengalami gas gangrene jika memiliki kondisi seperti:

    • diabetes,
    • penyakit arteri,
    • kanker kolon,
    • frostbite (radang dingin),
    • patah tulang terbuka, dan
    • menggunakan jarum yang telah terkontaminasi untuk menyuntikan obat-obatan ke dalam tubuh.

    Pengobatan gas gangrene

    Proses penyembuhan luka

    Berikut ini adalah beberapa jenis pengobatan untuk gas gangrene.

    1. Antibiotik

    Setelah didiagnosis, gas gangrene harus diobati segera. Biasanya dokter akan memberikan antibiotik yang dimasukkan melalui infus sehingga dapat langsung masuk ke pembuluh darah Anda.

    Jika dokter Anda memberikan antibiotik untuk diminum, pastikan Anda meminumnya sesuai aturan penggunaan antibiotik yang disarankan. 

    2. Skin graft

    Jaringan yang telah mati atau terinfeksi harus segera dibuang dengan pembedahan. Dokter mungkin harus memperbaiki jaringan pembuluh darah di area yang terinfeksi sehingga sirkulasi darah kembali lancar.

    Perbaikan jaringan yang telah rusak dapat dilakukan dengan teknik skin graft. Melalui metode ini, dokter akan mengambil kulit yang sehat dari tempat yang tidak terinfeksi dan menanamnya di lokasi yang terluka setelah tentu saja membuang sel kulit yang terinfeksi.

    3. Oksigen hiperbarik

    Beberapa dokter juga memanfaatkan metode terapi oksigen hiperbarik untuk membantu mempercepat penyembuhan gas gangrene. Dalam terapi ini, Anda akan diminta untuk menghirup gas oksigen dalam ruangan bertekanan khusus.

    Tujuannya adalah untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah Anda, sehingga dapat membantu jaringan yang rusak untuk sembuh lebih cepat.

    Dalam kasus gangrene yang berat, dokter dapat saja menyarankan amputasi bagian yang terdampak untuk menghindari penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain.

    Pencegahan

    Cara terbaik untuk mencegah terbentuknya gas gangrene adalah dengan menjaga kebersihan luka dan perawatan luka yang tepat.

    Pastikan untuk segera mencuci bagian tubuh yang terluka dan menutupnya dengan perban bila luka cukup lebar. Apabila mengalami perdarahan luar yang besar atau luka sulit ditutup dengan perban, luka biasanya perlu mendapatkan jahitan.

    Mengubah pola hidup juga dapat menurunkan risiko gas gangrene. Lakukan tips berikut sehingga luka semakin terhindar dari infeksi.

    • Menghindari konsumsi rokok atau semua produk tembakau.
    • Menjalani pengobatan untuk penyakit yang membuat luka sulit sembuh seperti diabetes atau gangguan pembekuan darah.
    • Mengonsumsi makanan bergizi yang mempercepat penyembuhan luka, seperti yang mengandung protein, vitamin A, C, D, E, dan K. 

    Selama masa pemulihan, pastikan Anda selalu menjaga perban tetap kering dan memantau terus kondisi luka.

    Segera pergi ke dokter jika Anda mengalami tanda-tanda infeksi pada luka, seperti kemerahan, bengkak, nyeri, dan keluarnya cairan dari luka.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Priscila Stevanni · Tanggal diperbarui 21/05/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan