Daya tahan tubuh selalu menjadi aspek penting untuk menunjang kelancaran aktivitas sehari-hari, terutama di masa pandemi seperti saat ini. Berikut ini beberapa resep untuk menjaga imunitas yang bisa didapatkan dengan mudah dari rempah bumbu masak di dapur.
Rempah di dapur yang bisa dijadikan ramuan penjaga imunitas
Meskipun program vaksinasi COVID-19 sudah berjalan, namun masyarakat tidak boleh lengah. Kita harus tetap menjalankan protokol kesehatan 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak), serta VDJ (ventilasi, durasi, jarak). Selain itu, kita juga sebaiknya tidak lupa untuk membekali diri dengan asupan gizi untuk menjaga imunitas.
Berikut bahan herbal atau rampah dapur yang bisa kita racik secara mandiri untuk menguatkan sistem imun kita.
Jahe
Jahe kaya akan zat aktif seperti senyawa terpenoid dan fenolik yang merupakan kelompok senyawa terbesar yang berperan sebagai antioksidan alami pada tumbuhan. Ada tiga jenis fenolik utama yang terdapat dalam jahe, yakni gingerol, shogaol, dan paradol.
Dalam jahe segar terdapat kandungan senyawa gingerol, tapi setelah dipanaskan atau disimpan dalam waktu yang lama, kandungan gingerol ini akan diubah menjadi senyawa shogaol.
Baik senyawa gingerol ataupun shogaol berfungsi sebagai antioksidan yang bagus untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Selama jahe masih terasa pedas dan hangat, itu artinya kandungan senyawa ini masih ada di dalamnya.
Selain tiga senyawa tersebut, ada beberapa senyawa fenolik lain dalam jahe seperti quercetin, zingerone, gingerenone-A, dan 6-dehydrogingerdione. Kandungan senyawa ini memperkaya khasiat jahe sebagai penjaga imunitas.
Bukti ilmiah jahe sebagai imunomodulator antara lain melalui uji in vivo pada mencit yang ditekan imunnya menggunakan siklofosfamid. Hasil pengujian menunjukkan, pemberian minyak atsiri jahe sehari sekali secara oral selama seminggu dapat meningkatkan respons imun humoral.
Imunitas humoral melibatkan interaksi antara sel-B dengan antigen untuk selanjutnya terjadi proliferasi dan diferensiasi menjadi sel plasma yang mensekresi antibodi.
Penggunaan serbuk jahe per hari yang direkomendasikan yakni sebanyak 2-4 gram.
Serai
Serai atau sereh memiliki nama ilmiah Cymbopogon citratus. Di dalam tanaman ini terkandung senyawa terpene, alkohol, keton, aldehida, dan ester. Minyak atsiri dari serai mengandung Citral α, Citral β, Nerol Geraniol, Citronellal, Terpinolene, Geranyl acetate, Myrcene, dan Terpinol Methylheptenone.
Itu sebabnya minyak atsiri serai memiliki efek melawan amoeba (Entamoeba histolytica), bakteri (Bacillus subtilis, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Salmonella paratyphi, dan Shigella flexneri), jamur (Trichophyton mentagrophytes, T. rubrum, Epidermophyton floccosum, dan Microsporum gypseum).
Minyak serai juga efektif sebagai herbisida dan insektisida karena efek antimikroba alamiah yang dimilikinya. Secara praklinik, minyak atsiri serai dapat mengurangi nyeri pada hewan uji. Selain itu, rebusan serai juga dapat mengurangi peradangan atau bengkak pada hewan uji.
Manfaat serai dalam meningkatkan imun dan mencegah tumor telah diuji secara praklinik yaitu pada dosis 200 mg/kgbb hewan uji dapat mencegah tumor melalui mekanisme peningkatan imun.
Jeruk nipis
Jeruk nipis memiliki nama ilmiah Citrus aurantifolia. Flavonoid dalam jeruk seperti hesperidin, diosmin, quercetin, dan lainnya memiliki efek anti peradangan, anti alergi, serta antinyeri. Kandungan tersebut dapat memengaruhi metabolisme asam arakidonat dan perilisan histamin. Selain itu, salah satu sifat flavonoid secara fisiologisnya pada tanaman juga berperan sebagai antijamur dan antivirus.
Jus jeruk (750 mL/hari) dapat mengurangi lemak darah. Sedangkan kandungan hesperidin dan vitamin C di dalamnya memiliki potensi untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Berikut kandungan pada setiap 100 gram jeruk nipis.
- Protein 1,5 gr
- Serat 1,3 gr
- Karbohidrat 10,9 gr
- Mineral 0,7 gr
- Kalsium 90 gr
- Fosfor 20 gr
- Zat besi 0,3 mg
- Thiamin 0,02 mg
- Riboflavin 0,03 mg
- Niacin 0,1 mg
- Vitamin C 63 mg
- Karoten 16 mcg
- Energi 59 Kcal
Madu
Campuran madu pada berbagai rempah untuk menjaga imunitas tak hanya sebagai pemanis. Madu dapat menambahkan banyak manfaat ramuan bagi kesehatan.
Madu memiliki kandungan fitokimia berupa flavonoid, Phenolic acids, Ascorbic acid, Tocopherols, catalase (CAT), Superoxide dismutase (SOD), Reduced glutathione (GSH), Peptides, dan Maillard reaction products.
Sebagian besar komponen-komponen tersebut bekerja bersama secara sinergis dan menghasilkan efek antioksidan.
Sifat antioksidan pada madu disebabkan oleh kadar fenol yang tinggi sehingga dapat mencegah bahaya radikal bebas. Konsumsi madu sebesar 1,2 g/kg bb telah terbuksi secara klinis dapat meningkatkan sel imun, yakni limfosit, eosinofil, dan monosit.
Madu juga memiliki sifat menghambat pertumbuhan berbagai macam bakteri penyebab penyakit. Bakteri penyebab diare seperti Salmonella diarrhoea, Salmonella typhi (penyebab tifus), Vibrio cholerae (penyebab kolera), Yersinia enterocolitica (penyebab enteritis), Shigella dysentery (penyebab disentri), dan Streptococcus faecalis merupakan salah satu yang dapat dihambat perkembangannya oleh madu.
Selain itu, madu juga dapat membantu memerangi bakteri penyebab infeksi saluran kencing, Proteus species dan Pseudomonas aeruginosa; bakteri penyebab infeksi kulit, Staphylococcus aureus; dan bakteri penyebab karang gigi, Strep. mutans.
Setiap 100 gram madu memiliki kandungan seperti di bawah ini.
- Protein 0,3 g
- Karbohidrat 82,4 g
- Air 17,1 g
- Kalsium 6 mg
- Fosfor 4 g
- Zat besi 0,42 mg
- Thiamin 0,02 mg
- Riboflavin 0,038 mg
- Niacin 0,121 mg
- Asam Pantotenat 0,068 mg
- Piridoksin 0,024 mg
- Folat 0,002 mg
- Vitamin C 0,5 mg
- Kalsium 6 mg
- Magnesium 2 mg
- Kalium 52 mg
- Natrium 4 mg
- Zinc 0,22 mg
Resep ramuan penjaga imunitas dari rempah yang tersedia di dapur
Resep untuk (untuk 2–3 gelas):
- 400 ml air
- 1,5 gram serbuk jahe
- 2 batang serai
- ½ buah jeruk nipis
Rebus semua bahan hingga mendidih. Anda dapat menambahkan 20–30 gram madu atau gula aren sebagai pemanis.
[embed-health-tool-bmi]