backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Diabetes Berisiko Menyebabkan Impotensi! Kenali Penyebab dan Penanganannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 24/11/2021

    Diabetes Berisiko Menyebabkan Impotensi! Kenali Penyebab dan Penanganannya

    Tahukah Anda kalau disfungsi ereksi alias impotensi akibat diabetes itu ternyata benar adanya? Ya, disfungsi ereksi adalah salah satu permasalahan umum yang bisa dialami pria dengan diabetes. Namun, bukan berarti kondisi ini tidak bisa diperbaiki ataupun dicegah. Mari simak ulasan berikut ini untuk mengetahui seluk beluk soal disfungsi ereksi pada diabetes.

    Penyebab disfungsi ereksi pada pria pengidap diabetes

    mencegah difungsi ereksi

    Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan mempertahankan ereksi untuk berhubungan seksual. Kondisi ini sering kali terjadi pada pria pengidap diabetes melitus.

    Meski bisa dialami diabetes tipe 1 dan tipe 2, rata-rata impotensi terjadi pada pria dengan diabetes tipe 2.

    Cleveland Clinic menyebutkan bahwa beberapa kondisi biasanya muncul bersamaan dengan disfungsi ereksi akibat diabetes, seperti obesitas, tekanan darah tinggi, sleep apnea, hingga depresi.

    Sementara itu, berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab disfungsi ereksi pada pria pengidap diabetes.

    1. Masalah emosional

    Pria yang menggunakan pompa insulin mungkin merasa tidak nyaman. Selain itu, waktu dan energi yang dihabiskan untuk mengelola diabetes dapat memengaruhi kesehatan emosional.

    Rasa lelah dan jenuh dalam menghadapi penyakit itulah yang dapat menyebabkan ketidaktertarikan pada seks.

    2. Perubahan hormon

    Perubahan hormon testosteron pada pria dapat memengaruhi libido dan kemampuan untuk terangsang secara seksual.

    3. Aliran darah berkurang

    Penyakit diabetes dapat memengaruhi aliran darah yang dapat membuat darah tak mencapai penis.

    Padahal, pria membutuhkan darah yang mengalir ke penis untuk mencapai dan mempertahankan ereksi.

    4. Kerusakan saraf

    Kadar gula darah yang tinggi pada pasien diabetes dapat merusak saraf. Sementara itu, ujung penis merupakan bagian tubuh dengan sangat banyak saraf.

    Jika saraf tersebut rusak, sensasi seksual akan menurun atau bahkan nyeri akan muncul saat Anda mencoba berhubungan seksual.

    Gejala disfungsi ereksi akibat diabetes

    ereksi

    Berikut ini merupakan serangkaian gejala yang mungkin Anda rasakan jika mengalami disfungsi ereksi akibat diabetes.

    • Libido berkurang, yaitu ketika gairah Anda dalam berhubungan seksual menurun atau tidak ada sama sekali.
    • Tidak mampu melakukan penetrasi, yaitu penis tak bisa memertahankan ereksi hingga tak bisa digunakan untuk berhubungan seksual.
    • Sensasi seksual menurun, yaitu ketika Anda tak lagi terangsang, bahkan mencapai orgasme.
    • Sakit yang berhubungan dengan aktivitas seksual, yaitu ketika Anda merasa nyeri pada penis ketika berhubungan seksual.
    • Infeksi, yaitu ketika Anda lebih sering mengalami infeksi, seperti infeksi saluran kemih.

    Jika merasa terganggu dengan disfungsi ereksi, Anda dapat meminta bantuan pada dokter yang menangani Anda.

    Dokter akan menentukan penyebab disfungsi ereksi dan menentukan pengobatan untuk mengatasi kondisi Anda.

    Pengobatan disfungsi ereksi akibat diabetes

    Ketika melakukan konsultasi dengan dokter, tanyakan apakah Anda sudah melakukan perawatan diabetes yang tepat.

    Anda juga perlu menanyakan pada dokter apakah ada cara yang perlu Anda lakukan untuk memperbaiki pengobatan diabetes supaya disfungsi ereksi bisa teratasi.

    Kabar baiknya, memperbaiki kadar gula darah ternyata dapat membantu mencegah kerusakan saraf dan pembuluh darah yang menyebabkan disfungsi ereksi.

    Selain itu, Mayo Clinic menyebutkan beberapa pengobatan yang dapat Anda pilih untuk mengatasi disfungsi ereksi akibat diabetes.

    1. Obat-obatan oral

    Obat oral disfungsi ereksi bertujuan untuk membantu memperlancar aliran darah ke penis Anda agar lebih mudah ereksi.

    Berikut beberapa pilihan obat oral disfungsi ereksi:

    • sildenafil (Viagra),
    • tadalafil (Cialis, Adcirca),
    • vardenafil (Levitra, Staxyn), dan
    • avanafil (Stendra).

    2. Obat-obatan lainnya

    Jika obat-obatan oral bukan menjadi pilihan Anda, dokter mungkin merekomendasikan pengobatan lain untuk mengatasi disfungsi ereksi, seperti:

    • alat kecil yang dimasukkan ke ujung penis sebelum berhubungan seks, dan
    • obat dalam bentuk injeksi yang disuntikkan ke pangkal atau samping penis.

    3. Pompa penis

    Pompa penis merupakan alat berbentuk tabung berlubang yang Anda letakkan di atas penis. Alat ini digunakan untuk menarik darah ke penis agar menciptakan ereksi.

    Pita yang ditempatkan di pangkal penis akan mempertahankan ereksi setelah tabung dilepas. Alat ini mudah digunakan dan memiliki risiko yang rendah.

    4. Implan penis

    Jika obat-obatan dan pompa penis tidak berfungsi, implan bedah mungkin bisa menjadi pilihan Anda untuk mengatasi disfungsi ereksi akibat diabetes.

    Jangan lupa lakukan gaya hidup sehat, ya!

    olahraga untuk menghilangkan perut buncit

    Perubahan gaya hidup dapat membantu mengatasi disfungsi ereksi akibat diabetes. Gaya hidup sehat juga mampu meningkatkan kualitas hidup Anda secara keseluruhan.

    Lakukan perubahan-perubahan kecil di bawah ini demi kesehatan Anda.

    • Berhenti merokok karena merokok dapat memperburuk disfungsi ereksi. Kebiasaan tersebut juga tidak akan memberikan manfaat untuk kesehatan Anda.
    • Turunkan berat badan Anda karena berat badan berlebih ataupun obesitas dapat menyebabkan disfungsi ereksi dan memperparah keadaannya.
    • Olahraga dapat membantu mengatasi kondisi yang menyebabkan disfungsi ereksi, seperti stres, berat badan berlebih, hingga aliran darah tidak lancar.
    • Berhenti minum alkohol juga bisa membantu mengatasi disfungsi ereksi dan meningkatkan kesehatan Anda secara umum.

    Disfungsi ereksi merupakan kondisi yang dapat mengganggu kehidupan seksual dan menurunkan kualitas hidup Anda.

    Jangan ragu konsultasikan hal ini pada dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 24/11/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan