Berbicara mengenai kesehatan pria, tentu tidak akan lepas dari pembahasaan tentang hormon testosteron. Hormon ini memiliki banyak fungsi penting pada laki-laki, secara khusus berkaitan dengan kesehatan seksualnya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Berbicara mengenai kesehatan pria, tentu tidak akan lepas dari pembahasaan tentang hormon testosteron. Hormon ini memiliki banyak fungsi penting pada laki-laki, secara khusus berkaitan dengan kesehatan seksualnya.
Testosteron adalah hormon reproduksi yang berperan penting dalam kesehatan seksual dan perkembangan tubuh pria.
Saat laki-laki beranjak remaja atau memasuki masa pubertas, umumnya produksi hormon testosteron akan mengalami peningkatan.
Hormon ini memengaruhi perkembangan kelamin dan karakteristik seks sekunder pria, seperti:
Produksi testosteron dimulai dari area otak yang disebut hipotalamus. Bagian dari sistem endokrin ini mengirim sinyal ke kelenjar pituitari (hipofisis) untuk menghasilkan hormon sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Sinyal tersebut akan diteruskan ke testis untuk memproduksi testosteron. Selain pada testis, hormon reproduksi ini juga dapat diproduksi oleh kelenjar adrenal.
Kadar hormon umumnya akan meningkat dan bertahan hingga seorang pria berumur 30-an. Setelah itu, pria yang berusia lebih tua cenderung memiliki kadar hormon lebih rendah.
Penting untuk menjaga kadar testosteron normal. Pasalnya, produksi hormon yang lebih sedikit maupun lebih banyak bisa menimbulkan gangguan pada tubuh.
Testosteron memiliki beberapa peran penting dalam tubuh pria, khususnya berkaitan dengan perkembangan sistem reproduksi.
Secara umum, berikut ini adalah beberapa peranan penting dari hormon pria yang perlu diketahui.
Produksi testosteron yang meningkat selama masa pubertas akan mematangkan fungsi penis dan testis sebagai bagian dari organ reproduksi pria.
Selama fase ini juga, testis pada pria mulai bisa memproduksi sel sperma (spermatozoa) yang diperlukan dalam proses pembuahan setelah berhubungan intim.
Selain perkembangan organ reproduksi, hormon testosteron juga merangsang perkembangan karakteristik seks sekunder pada pria.
Hal ini meliputi pertumbuhan rambut halus pada tubuh (seperti jambang, jenggot, bulu kemaluan, dan bulu ketiak), suara yang lebih dalam, dan munculnya jakun.
Hormon testosteron diperlukan untuk menjaga kepadatan tulang. Kekurangan testosteron bisa membuat tulang lemah dan rapuh sehingga meningkatkan risiko pria mengalami osteoporosis.
Hormon ini juga membangun serta mempertahankan massa otot. Distribusi lemak tubuh yang didukung pula oleh testosteron juga bisa membuat tubuh pria lebih maskulin.
Peningkatan produksi hormon testosteron selama masa pubertas umumnya membuat remaja laki-laki merasakan adanya desakan atau hasrat seksual.
Ketika organ reproduksi dan mental seorang pria sudah cukup matang, gairah seksual ini akan membantunya untuk melakukan hubungan intim hingga mendapatkan keturunan.
Kebiasaan berkompetisi pada pria dipengaruhi oleh kadar hormon testosteron. Beberapa pria percaya bahwa memenangkan kompetisi bisa membuatnya lebih percaya diri.
Rendahnya kadar hormon bisa membuat pria merasa kurang termotivasi. Hal ini juga mungkin berpengaruh pada kurangnya energi dan munculnya gangguan tidur pada pria.
Ketidakseimbangan hormon dalam tubuh, seperti kelebihan atau kekurangan kadar testosteron akan membawa dampak buruk seperti di bawah ini.
Kelebihan testosteron bukanlah suatu kondisi yang serius. Pasalnya, kadar hormon ini biasanya bervariasi dan berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Beberapa masalah kesehatan yang mungkin timbul akibat kelebihan testosteron antara lain:
Sementara itu, kelebihan kadar testosteron pada wanita dapat meningkatkan risiko timbulnya sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Produksi testosteron yang rendah menjadi salah satu penyebab utama disfungsi ereksi. Dalam dunia medis, rendahnya produksi hormon reproduksi disebut sebagai hipogonadisme.
Mengutip siklus MedlinePlus, beberapa gangguan yang timbul bila tubuh Anda kekurangan testosteron antara lain:
Wanita juga berisiko mengalami kekurangan testosteron dalam tubuhnya. Gejala umumnya antara lain libido rendah, berkurangnya kekuatan tulang, sulit konsentrasi, dan depresi.
Pada umumnya, masalah terkait ketidakseimbangan hormon dalam tubuh yang paling banyak dikeluhkan yakni saat tubuh kekurangan testosteron.
Berikut ini beberapa langkah sederhana untuk meningkatkan testosteron dalam tubuh Anda.
Jika Anda mengalami gejala yang berkaitan dengan gangguan testosteron, konsultasi dengan dokter untuk memperoleh diagnosis dan perawatan yang tepat.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar