Apakah Anda termasuk orang yang memiliki bulu lebat pada beberapa bagian tubuh seperti tangan dan kaki? Banyak beredar anggapan bahwa wanita berbulu lebat memiliki gairah yang tinggi.
Benarkah demikian atau itu justru hanyalah satu lagi mitos orang berbulu lebat? Simak ulasannya berikut ini.
Penyebab wanita bisa punya banyak bulu
Wanita yang punya banyak bulu bisa menandakan suatu kondisi medis yang disebut hirsutisme.
Hirsutisme sendiri merupakan salah satu gejala sindrom ovarium polikistik (PCOS), yaitu suatu gangguan keseimbangan hormon pada wanita.
Melansir situs Reproductive Facts, PCOS membuat ovarium memproduksi hormon androgen dalam jumlah berlebih. Kira-kira 10% populasi wanita yang berbulu lebat mengalami kondisi ini.
Kendati begitu, ada beberapa kondisi lain yang menyebabkan wanita berbulu lebat, di antaranya sebagai berikut.
1. Sindrom Cushing
Sindrom Cushing terjadi ketika tubuh Anda terpapar hormon kortisol dalam jumlah tinggi.
Selain akibat produksi hormon kortisol yang berlebihan dari kelenjar adrenal, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka panjang, seperti prednison.
2. Peningkatan hormon testosteron atau androgen
Kondisi bawaan ini ditandai dengan produksi hormon steroid yang tidak normal oleh kelenjar adrenal, termasuk hormon kortisol dan androgen.
3. Pengaruh obat-obatan
Beberapa jenis obat dapat meningkatkan pertumbuhan rambut, termasuk obat yang mengandung kortisol dan sejumlah alat kontrasepsi.
4. Adanya tumor
Meski jarang terjadi, tumor yang menghasilkan hormon androgen dari ovarium atau kelenjar adrenal juga dapat menjadi alasan mengapa seorang wanita berbulu lebat.
5. Menopause
Selama fase menopause, ovarium berhenti memproduksi hormon estrogen, tapi terus memproduksi hormon androgen.
Penurunan hormon estrogen akan membuat hormon androgen memiliki dampak yang lebih besar terhadap tubuh. Hal ini bisa menyebabkan peningkatan jumlah rambut, terutama pada wajah.
Pada beberapa kasus, seorang wanita bisa saja berbulu lebat tanpa mengetahui penyebabnya. Sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter jika Anda mengalami hal ini.
Pasalnya, menunda pengobatan bisa menyebabkan masalah kesehatan wanita yang lebih berat dalam jangka panjang.
Apakah wanita berbulu lebat punya libido tinggi?
Hormon androgen pada wanita, seperti hormon testosteron, diproduksi secara alami di kelenjar adrenal.
Selain berdampak pada fungsi libido (gairah seksual) dan sikap agresif, testosteron juga memengaruhi pertumbuhan rambut halus pada kelamin, perkembangan otot, endapan lemak di sekitar pinggang, dan fungsi otak.
Dalam penelitian terbaru, diketahui bahwa testosteron pada pria sama sekali tidak berhubungan dengan libido atau gairah, bahkan pada orang yang sehat sekali pun.
Sementara itu, wanita sehat dengan testosteron tinggi cenderung memiliki minat yang lebih besar untuk masturbasi dibandingkan ketika bercinta dengan pasangannya.
Ini artinya, wanita yang berbulu lebat akibat tingginya kadar testosteron mungkin saja memiliki gairah yang lebih tinggi.
Apalagi, studi dalam jurnal Archives of Sexual Behavior juga menemukan fakta bahwa pemberian hormon testosteron tambahan pada wanita terkadang akan meningkatkan nafsu atau libidonya untuk sementara.
Akan tetapi, pemberian hormon tambahan yang berlebihan atau terlalu sering malah akan membuat wanita tersebut kehilangan libidonya.
Meski demikian, studi-studi unik tentang hal ini tidak lantas bisa dijadikan landasan sains yang saklek.
Ini berarti wanita yang berbulu lebat belum tentu memiliki nafsu yang tinggi. Terlebih, kebanyakan studi tentang hasrat dan hormon reproduksi menggunakan subjek binatang.
Studi-studi tersebut pun fokus pada orang-orang yang memiliki testosteron rendah atau tinggi secara abnormal dan sengaja datang ke rumah sakit untuk diobati.
Lalu, apa yang memengaruhi libido wanita?
Sari van Anders, ahli perilaku neuroendokrinologi dari University of Michigan, AS, menyatakan bahwa hasrat untuk berhubungan intim dan masturbasi merupakan dua hal yang berbeda.
Hasrat atau libido bisa muncul karena berbagai faktor sebagai berikut.
- Adanya fantasi, dorongan, dan perilaku yang berulang dan intens.
- Merasa terdorong untuk melakukan perilaku seksual tertentu.
- Tidak berhasil mencoba mengurangi atau mengendalikan fantasi, dorongan, atau perilaku seksual.
- Menggunakan masturbasi atau hubungan intim sebagai pelarian dari masalah lain, seperti kesepian, depresi, kecemasan, atau stres.
- Terlibat dalam perilaku seksual yang memiliki konsekuensi serius, seperti potensi untuk menularkan penyakit kelamin, kehilangan hubungan penting, masalah di tempat kerja, ketegangan keuangan, atau masalah hukum.
- Mengalami kesulitan membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat dan stabil.
Selain itu, semakin sering Anda melakukan hubungan intim, bisa semakin kuat pula libido seorang wanita.
Jika Anda tidak melakukannya, hasrat Anda untuk bercinta justru akan turun sehingga Anda merasa kurang bergairah.
Kesimpulan
Libido pria biasanya lebih tinggi daripada wanita. Beberapa penelitian telah memasukkan faktor hormonal dan sosial atau psikologis dalam studi tentang gairah iintim, termasuk yang mungkin terkait dengan wanita berbulu lebat.
[embed-health-tool-ovulation]