BAB sejatinya merupakan kegiatan yang terkait dengan reaksi biologis. Kebiasaan buang air besar bahkan bisa menjadi gambaran kondisi kesehatan seseorang. Itulah mengapa biarpun kelihatannya sepele, fakta BAB dalam artikel berikut ini menjadi perlu untuk dibahas.
Beragam fakta terkait buang air besar
Makna “BAB yang normal” mungkin berbeda-beda pada tiap orang. Ada orang yang bisa BAB setiap hari secara rutin, ada pula yang gampang mulas setelah makan.
Namun, mana yang sebetulnya menyehatkan bagi Anda? Di bawah ini paparan jawaban menurut sejumlah ahli serta beberapa sumber lainnya.
1. Frekuensi BAB sangat bervariasi
Fakta BAB yang pertama yaitu seseorang rata-rata pergi buang air besar satu hingga dua kali dalam sehari. Namun, ada juga yang susah buang air besar hingga tiga hari sekali.
Selama perut terasa baik-baik saja dan Anda tidak kesulitan buang air besar, itu berarti tidak ada masalah.
Lantas, apa yang terjadi jika biasanya dalam sehari Anda buang air besar sekali, kemudian tiba-tiba berubah menjadi tiga atau empat kali dalam sehari?
Jangan khawatir dulu. Hal tersebut bisa saja terjadi karena perubahan bahan dan pola makan Anda. Perubahan seperti itu mungkin saja menandakan hal yang baik, misalnya penambahan kadar serat dalam tubuh Anda.
Akan tetapi, jika Anda mengalami sakit perut atau rasa tidak nyaman yang berkelanjutan, segeralah berkonsultasi kepada dokter.
2. Buang air besar yang terjadwal lebih bagus
Jika setiap hari Anda buang air besar pada waktu yang sama dan merasa dapat mengatur jadwal tersebut, berarti sistem pencernaan Anda berada dalam kondisi yang prima.
Meski begitu, jangan takut bila kondisi pencernaan Anda tidak demikian. Felice Schnoll-Sussman, M.D., dokter ahli pencernaan di Jay Monahan Center, AS, mengatakan fakta BAB bahwa posisi tidur akan menutup perut selama Anda tertidur.
Esok harinya, kotoran akan menekan ke bawah sehingga membuat Anda mulas. Waktu yang umum bagi banyak orang untuk merasa mulas justru ketika pulang kerja.
Begitu Anda melewati semua rutinitas pekerjaan, tubuh akan merasa rileks. Inilah waktu yang ideal bagi usus untuk menggerakkan ampas makanan menuju rektum.
3. Tiba-tiba mulas belum tentu berarti buruk
Pernahkah Anda tiba-tiba merasa mulas setelah makan? Lisa Ganjhu, profesor kedokteran klinis di NYU Langone Medical Center, AS, mengatakan bahwa hal ini merupakan refleks normal yang terjadi pada sistem pencernaan bayi.
Refleks tersebut rupanya tidak berubah pada sebagian orang dan itu sangatlah normal. Meskipun terasa tidak enak, Anda tidak perlu khawatir.
Schnoll-Sussman menyatakan bahwa selama Anda masih sanggup menahan buang air besar, berarti itu wajar. Akan tetapi, jika rasa mulas tidak bisa ditahan dan feses yang keluar tampak encer, ini mungkin gejala diare.
Feses yang berbau menyengat, berair, atau menunjukkan ciri tidak wajar lainnya juga dapat menandakan sejumlah gangguan pencernaan.
4. Kopi merangsang buang air besar
Fakta buang air besar selanjutnya yaitu kopi bisa menyebabkan mulas atau merangsang buang air besar pada sebagian orang.
Dalang di balik semua ini yakni kafein, zat perangsang alami yang memengaruhi sistem saraf dan sejumlah organ.
Mengutip sebuah penelitian dalam European Journal of Sport Science, kafein membuat otot pada organ usus besar menjadi lebih aktif.
Usus besar lalu berkontraksi sehingga mendorong feses menuju rektum. Inilah yang membuat Anda merasa mulas. Uniknya, kopi decaf yang tidak mengandung kafein pun dapat menimbulkan efek yang sama.
Minuman ini kemungkinan mengaktifkan gastrin atau kolesistokinin, yakni salah satu hormon pencernaan yang membantu mendorong makanan di dalam usus.
5. Menstruasi membuat Anda lebih sering BAB
Fakta BAB lainnya adalah sindrom prahaid (PMS) juga bisa membuat Anda mengalami kembung, kram, dan lebih sering BAB.
Beberapa wanita pun mengeluhkan feses yang encer seperti diare. Semua ini rupanya berkaitan dengan hormon.
Para ilmuwan menyatakan bahwa selama periode haid, tubuh wanita akan melepaskan lebih banyak hormon prostaglandin.
Hormon ini memicu kontraksi otot-otot rahim. Tak jarang, kontraksi tersebut menjalar ke usus sehingga rasa mulas pun datang.
6. Buang air besar sambil berjongkok lebih baik
Perdebatan mengenai posisi BAB yang sehat memang tak ada habisnya.
Para ahli telah membuktikan bahwa sudut badan 90º di atas toilet duduk bukanlah yang terbaik. Justru, jongkok dengan sudut badan 45º yang tepat.
Berjongkok mengubah posisi rektum sedemikian rupa sehingga Anda dapat membuang feses tanpa harus banyak mengejan.
Sebaliknya, posisi duduk justru menekan rektum sehingga Anda perlu menghabiskan waktu lebih lama untuk menuntaskan BAB.
BAB sambil berjongkok tentu sulit bila Anda hanya punya toilet duduk di rumah. Untuk mengatasinya, coba gunakan alat bantu yang bisa Anda gunakan sebagai pijakan.
Alat ini akan mengubah sudut badan Anda sehingga memudahkan jalur keluarnya feses.
Apa saja manfaat BAB?
Berikut adalah beberapa manfaat penting dari melakukan buang air besar (BAB) secara teratur.
- Membantu tubuh untuk membuang sisa-sisa makanan dan zat-zat berbahaya dalam tubuh.
- Membantu menjaga keseimbangan air dalam tubuh.
- Mengurangi konstipasi.
- Menjaga kesehatan usus dan mengurangi risiko penyakit.
- Menjaga berat badan yang sehat.
7. Anda lebih jarang BAB saat bepergian
Sebagian dari Anda mungkin pernah mengalami susah BAB ketika bepergian.
Entah bagaimana, Anda yang tadinya rutin buang air besar justru mengalami sembelit selama berhari-hari berada di luar rumah.
Bagi Anda yang bepergian dengan pesawat, duduk berjam-jam dalam pesawat dengan tekanan udara yang berbeda ternyata bisa membuat usus kehilangan cairan.
Akibatnya, gerak feses di dalam usus besar pun menjadi lebih lambat. Berlibur juga berpotensi membuat dehidrasi sebab Anda tidak minum air sesering di rumah.
Tanpa sadar, Anda mungkin juga mengonsumsi makanan yang berbeda dari biasanya atau merasa kurang nyaman bila harus BAB di tempat yang baru.
8. Setiap orang butuh waktu yang berbeda untuk BAB
Fakta BAB lainnya yaitu durasi buang air besar setiap orang berbeda-beda. Ada yang membutuhkan waktu lama untuk menuntaskan BAB, tapi tidak sedikit pula yang mungkin hanya menghabiskan kurang dari lima menit.
Perbedaan ini sebenarnya wajar, asalkan bukan disebabkan oleh sembelit parah atau kebiasaan bermain ponsel saat BAB.
Meski begitu, waktu terlama yang Anda habiskan untuk BAB sebaiknya tidak lebih dari 5 – 10 menit.
Berjongkok, apalagi duduk di atas toilet terlalu lama, bisa meningkatkan tekanan pada rektum dan anus.
Darah lambat laun akan menumpuk dalam pembuluh vena di sekitar area ini. Jika Anda sering mengejan, semua ini bisa menjadi penyebab ambeien.
Setiap orang memiliki pengalaman buang air besar yang berbeda-beda. Selama Anda tidak mengalami masalah kesehatan tertentu, perbedaan ini semestinya bukanlah suatu hal yang besar.
Meski begitu, kebiasaan BAB bisa menunjukkan kondisi kesehatan Anda. Apabila Anda mengalami kondisi yang tidak biasa, segera konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.
[embed-health-tool-bmr]