Abses tubo ovarium merupakan komplikasi penyakit radang panggul yang umumnya menyerang wanita usia subur yang aktif secara seksual. Ketahui lebih lanjut apa penyebab abses tubo ovarium dan gejalanya berikut ini.
Apa itu abses tubo ovarium?
Tubo ovarian abscess (TOA) adalah kumpulan nanah yang terbentuk akibat infeksi pada saluran tuba falopi dan ovarium (indung telur).
Infeksi ini biasanya berasal dari penyebaran bakteri yang menyerang organ-organ reproduksi wanita bagian dalam.
Abses tubo ovarium merupakan salah satu bentuk komplikasi kronis dari penyakit radang panggul (PID).
Jika kondisi ini tidak segera ditangani, abses akan berpotensi pecah dan menyebabkan infeksi menyebar ke area tubuh lainnya.
Oleh karena itu, diagnosis dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah risiko komplikasi yang lebih serius.
Seberapa umum kondisi ini?
Tubo ovarian abscess merupakan penyakit yang cukup umum terjadi pada wanita usia subur yang aktif melakukan hubungan seksual atau memiliki penyakit radang panggul.
Mengutip NIH, sekitar 15% – 35% pasien yang dirawat di rumah sakit karena radang panggul mengalami komplikasi abses tubo ovarium.
Tanda dan gejala abses tubo ovarium

Tanda dan gejala tubo ovarian abscess bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Seseorang dengan TOA mungkin akan merasakan adanya benjolan di perut bagian bawah atau panggul yang disebabkan oleh pembengkakan akibat abses.
Namun, secara umum, berikut ini beberapa gejala tubo ovarian abscess yang mungkin dialami.
- Demam.
- Menggigil.
- Mual.
- Nyeri perut di bagian bawah.
- Perdarahan pada vagina di luar menstruasi.
- Keputihan yang tidak atau berlebihan, biasanya disertai dengan bau busuk.
Jika tidak segera diatasi dengan pengobatan yang tepat, abses tubo ovarium dapat menimbulkan gangguan yang lebih parah, seperti infertilitas, nyeri panggul kronis, kehamilan ektopik, dan sepsis yang bisa mengancam jiwa.
Kapan harus ke dokter?
Jika Anda merasakan gejala tubo ovarian abscess di atas, sebaiknya segera konsultasikan diri ke dokter. Biasanya, dokter akan menyarankan untuk segera memulai pengobatan jika mencurigai adanya TOA.
Diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk mencegah risiko komplikasi yang berbahaya untuk kesehatan.
Penyebab abses tubo ovarium
Penyebab utama abses tubo ovarium adalah infeksi bakteri yang menyebar ke saluran tuba falopi dan ovarium yang biasanya terjadi sebagai komplikasi dari penyakit radang panggul.
Namun, jenis bakteri yang ditemukan pada penyakit tubo ovarian abscess tidak selalu sama dengan bakteri yang menjadi penyebab awal penyakit radang panggul.
Pada wanita usia subur, TOA sering dikaitkan dengan bakteri penyebab infeksi menular seksual, seperti Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae.
Namun, pada wanita yang sudah menopause, bakteri lain seperti Escherichia coli, Bacteroides fragilis, dan Peptostreptococcus justru lebih sering ditemukan.
Infeksi TOA juga bisa melibatkan lebih dari satu jenis bakteri, termasuk bakteri yang berasal dari saluran pencernaan atau saluran pernapasan.
Faktor risiko abses tubo ovarium
Selain disebabkan oleh infeksi, berikut ini beberapa faktor yang dapat meningkat risiko seseorang mengalami tubo ovarian abscess.
- Memiliki penyakit radang panggul. Pasien yang mengalami penyakit radang panggul memiliki risiko tinggi mengalami penyakit ini.
- Usia. Wanita dalam masa subur, berusia 25 atau kurang lebih mungkin terserang penyakit ini.
- Sering bergonta-ganti pasangan seksual. Kebiasaan sering bergonta-ganti pasangan seksual dapat meningkatkan risiko seseorang tertular infeksi menular seksual yang dapat memicu abses tubo ovarium.
- Penggunaan IUD. Dalam beberapa kasus, menggunakan intrauterine device atau KB spiral dapat meningkatkan risiko tubo ovarian abscess.
- Melakukan hubungan seksual tanpa kondom. Hubungan intim tanpa menggunakan kondom dapat meningkatkan risiko penyebaran infeksi menular seksual yang bisa mengakibatkan abses tubo ovarium.
Diagnosis abses tubo ovarium
Mendiagnosis tubo ovarian abscess dapat menjadi tantangan tersendiri bagi dokter.
Hal ini karena penyakit ini memiliki gejala yang sama dengan kondisi kesehatan lainnya, seperti kehamilan ektopik atau penyakit radang usus.
Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter akan menanyakan mengenai riwayat kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan panggul untuk mendeteksi adanya abses.
Selain itu, dokter mungkin akan melakukan serangkaian tes untuk mendukung diagnosis, seperti berikut ini.
- Tes darah. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mendeteksi adanya patogen dalam tubuh yang menjadi penyebab munculnya abses tubo ovarium, seperti mendeteksi jumlah sel darah putih, laju endapan darah, dan protein c-reaktif.
- Tes urine. Pemeriksaan urine dapat membantu dokter untuk menyingkirkan infeksi pada saluran kemih.
- Pencitraan. Pemeriksaan seperti USG transvaginal, CT scan, MRI dilakukan untuk mendeteksi adanya pertumbuhan abses di area saluran reproduksi wanita.
Pengobatan abses tubo ovarium
Pengobatan penyakit ini bertujuan untuk menghentikan infeksi, mengurangi peradangan, dan mencegah komplikasi yang lebih serius, seperti pecahnya abses.
Penanganan kondisi ini juga biasanya disesuaikan dengan ukuran abses, respons terhadap obat, dan kondisi keseluruhan pasien.
Secara umum, berikut ini beberapa jenis pengobatan tubo ovarian abscess.
1. Antibiotik

Karena disebabkan oleh infeksi bakteri, pengobatan utama untuk kondisi ini umumnya berupa pemberian antibiotik melalui infus di rumah sakit.
Biasanya, pasien mulai membaik dalam 24 -48 jam setelah pemberian antibiotik. Jika kondisi sudah stabil, pengobatan bisa dilanjutkan dengan antibiotik oral.
Berikut ini beberapa jenis antibiotik yang biasa digunakan untuk mengobati tubo ovarian abscess.
- Cefriaxone.
- Doxycycline.
- Metronidazole.
- Cefotetan.
- Cefoxitin.
2. Laparoskopi
Apabila setelah pemberian antibiotik tidak ada perbaikan atau justru bertambah buruk, dokter mungkin akan merekomendasikan Anda untuk melakukan drainase atau pengeluaran nanah.
Drainase bisa dilakukan dengan beberapa cara tergantung pada ukuran, lokasi abses, serta kondisi kesehatan pasien. Salah satu metode yang umum digunakan adalah laparoskopi.
Laparoskopi adalah proses pembedahan minimal invasif di mana dokter akan membuat sayatan kecil di perut dan memasukkan alat khusus yang nantinya digunakan untuk mengeluarkan abses.
Karena tidak melibatkan sayatan besar, prosedur ini umumnya memiliki masa pemulihan yang lebih cepat dan risiko komplikasi yang lebih rendah.
Perawatan rumahan abses tubo ovarium
Selain pengobatan medis, melakukan perawatan rumahan dan perubahan gaya hidup bisa membantu mendukung penyembuhan penyakit ini.
Berikut ini beberapa perawatan rumahan yang bisa Anda lakukan.
- Istirahat yang cukup.
- Hindari mengangkat beban berat.
- Makan makanan yang seimbang.
- Minum air putih yang cukup.
- Hindari melakukan hubungan seksual setidaknya selama 6 minggu.
- Minum obat sesuai dengan resep dokter.
Abses tubo ovarium merupakan kondisi serius yang memerlukan penanganan segera untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa, seperti pecahnya abses dan penyebaran infeksi ke seluruh organ perut.
Jika Anda atau seseorang mengalami gejala seperti di atas, segera konsultasikan ke dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
Kesimpulan
- Abses tubo ovarium adalah kumpulan nanah yang terbentuk akibat infeksi pada saluran tuba falopi dan ovarium (indung telur).
- Kondisi ini biasanya ditandai dengan gejala berupa demam, menggigil, mual, nyeri perut di bagian bawah, serta keputihan yang tidak normal.
- Pengobatan kondisi ini biasanya berupa pemberian antibiotik. Jika tidak ada perkembangan, dokter mungkin akan menyarankan drainase untuk mengeluarkan nanah dengan menggunakan metode laparoskopi.
[embed-health-tool-ovulation]