2. Persalinan normal
Selain kehamilan, proses saat persalinan normal bisa menyebabkan kondisi ini.
Terutama bila melahirkan bayi besar, proses bersalin yang terlalu lama, dan mengejan terlalu kuat saat melahirkan.
3. Aktivitas berat
Selain pengaruh hamil dan melahirkan, aktivitas yang terlalu berat juga dapat menyebabkan peranakan turun.
Ambil contoh, terlalu sering berkuat di perut karena mengangkat barang-barang yang berat.
4. Penyakit tertentu
Penyebab peranakan turun lainnya adalah bila wanita yang menderita penyakit tertentu yang menyebabkan tekanan pada perut, misalnya batuk kronis dan sembelit yang berkepanjangan.
5. Berkurangnya kadar hormonal
Risiko prolaps uteri akan meningkat seiring bertambahnya usia wanita dan menurunnya kadar hormon estrogen.
Estrogen adalah hormon yang membantu menjaga otot-otot panggul tetap kuat.
Wanita lansia atau post menopause merupakan orang yang memiliki risiko paling tinggi terhadap kondisi ini.
6. Faktor penyebab lainnya.
Selain aktivitas yang memberi tekanan pada otot-otot panggul seperti hamil, melahirkan, dan aktivitas berat.
Faktor lainnya juga bisa berisiko menyebabkan peranakan turun, seperti:
- riwayat operasi panggul,
- memiliki ligamen yang lemah secara keturunan, serta
- timbunan lemak pada wanita yang mengalami kelebihan berat badan.
Selain itu, mengutip Mayo Clinic, orang dengan ras Hispanik atau berkulit putih cenderung lebih berisiko mengalami kondisi ini.
Apa komplikasi yang mungkin terjadi pada prolaps uteri?

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, peranakan turun dapat terjadi bersamaan dengan turunnya sejumlah organ di dalam panggul lainnya seperti organ pencernaan dan sekresi.
Bila ini terjadi, prolaps uteri dapat menimbulkan sejumlah komplikasi antara lain.
1. Prolaps anterior (sistokel)
Prolaps anterior adalah lemahnya jaringan ikat yang memisahkan kandung kemih dan vagina. Akibatnya, kandung kemih membengkak ke dalam vagina.
Prolaps anterior juga disebut prolaps kandung kemih.
2. Prolaps vagina posterior (rektokel)
Prolaps vagina posterior lemahnya jaringan ikat yang memisahkan rektum (usus besar) dan vagina. Akibatnya, usus besar melebar ke dalam vagina.
Anda mungkin mengalami kesulitan buang air besar karena kondisi ini.
3. Rahim menonjol keluar
Prolaps uteri yang parah dapat menyebabkan rahim turun hingga melewati bibir vagina. Akibatnya, rahim menonjol ke luar tubuh.
4. Borok atau Infeksi
Bagian rahim yang menonjol dapat bergesekan dengan pakaian sehingga dapat menyebabkan luka atau bisul pada vagina.
Pada kasus yang langka, luka tersebut dapat terinfeksi.
Bila tidak segera diobati, infeksi tersebut dapat menyebabkan serviks borok dan meningkatkan risiko cedera pada organ panggul.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar