backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

Erosi Serviks, Gangguan yang Sering Dialami Wanita

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 24/11/2020

    Erosi Serviks, Gangguan yang Sering Dialami Wanita

    Erosi serviks atau juga dikenal sebagai ektropion mungkin jarang didengar oleh sebagian orang. Kondisi ini biasanya dialami oleh wanita muda dengan perubahan hormon. Untuk lebih mengetahuinya lebih lanjut, mari simak penjelasannya berikut ini.

    Apa itu erosi serviks?

    erosi serviks

    Mengutip dari NHS, erosi serviks atau ektropion adalah kondisi sel-sel kelenjar (sel lunak) yang seharusnya ada di dalam serviks (leher rahim) tumbuh di luar serviks. Hal ini membuat terbentuk daerah peradangan yang terlihat tergerus dan terinfeksi. 

    Meski namanya erosi serviks (portio), tapi ini bukan berarti serviks mengalami pengikisan. Hal ini hanya ditandai dengan sel skuamosa normal (sel yang lebih keras) di luar serviks bergantian dengan sel kelenjar dari dalam serviks yang lebih lunak.

    Kondisi ini bisa terlihat bila wanita melakukan skrining serviks (pap smear) dan area luar serviks terlihat merah. Namun, jangan khawatir, hal ini tidak berbahaya dan tidak berhubungan dengan perkembangan kanker serviks.

    Apa penyebab erosi serviks?

    gejala kanker serviks

    Ektropion atau erosi serviks dapat disebabkan oleh perubahan hormon karena kehamilan atau wanita sedang menggunakan pil KB yang mengandung hormon. 

    Saat sedang mengalami siklus menstruasi, tubuh memproduksi hormon estrogen. Peningkatan kadar hormon estrogen ini menyebabkan serviks membengkak dan terbuka.

    Membengkak dan terbukanya serviks dapat membuat sejumlah sel kelenjar yang ada di dalam serviks berpindah keluar serviks.

    Akibatnya, terjadi peradangan pada serviks karena sel lembut yang berada di dalam serviks bertemu dengan sel keras yang ada di luar serviks.

    Walaupun bukan disebabkan oleh hal-hal yang serius, jika dibiarkan terus dapat membahayakan kesehatan wanita.

    Pasalnya, bila mengalami ektropion, membuat wanita lebih rentan terkena bakteri dan jamur yang kemudian mengakibatkan infeksi. Oleh karena itu, biasanya wanita yang memiliki erosi serviks juga mempunyai infeksi serviks.

    Apa saja tanda dan gejala dari ektropion?

    cara pengobatan kanker serviks

    Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan bahkan tidak menimbulkan tanda dan gejala. Namun, beberapa gejala dapat muncul dan bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. 

    Beberapa hal yang bisa dirasakan saat mengalami erosi serviks adalah:

    • Keputihan yang sangat banyak yang tidak berbau (bau muncul jika erosi serviks disertai infeksi).
    • Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual.
    • Bercak darah yang tidak normal dan bukan bagian dari menstruasi.
    • Perdarahan di antara waktu menstruasi.
    • Perdarahan selama atau setelah berhubungan seksual.
    • Nyeri dan perdarahan selama atau setelah pemeriksaan panggul atau pap smear. 

    Nyeri dan perdarahan setelah atau selama pemeriksaan pap smear biasanya terjadi saat spekulum dimasukkan ke dalam vagina atau selama pemeriksaan bimanual.

    Namun, perlu dicatat bahwa gejala di atas tidak selalu mengarah pada erosi serviks. Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, baiknya segera bicarakan ke dokter untuk memastikan diagnosa.

    Apakah erosi serviks berbahaya?

    ektropion

    Mengingat ektropion sering tidak menimbulkan gejala, kebanyakan wanita tidak sadar saat mengalaminya. Biasanya baru diketahui setelah menjalani pemeriksaan panggul oleh dokter.

    Walau cenderung tidak berbahaya, kondisi ini tetap tidak boleh disepelekan. Pasalnya, erosi serviks dapat merupakan akibat dari kondisi lain, seperti:

    • Infeksi
    • Fibroid atau polip
    • Endometriosis
    • Masalah dengan IUD
    • Perkembangan kanker, seperti kanker rahim atau kanker serviks

    Untuk memastikan diagnosisnya, Anda dapat berkonsultasi pada dokter untuk menjalani prosedur medis yang sesuai dengan kondisi. 

    Beberapa pemeriksaan yang mungkin ditawarkan adalah sebagai berikut:

    1. Pap smear: pemeriksaan sel serviks untuk melihat adanya perubahan sel kanker atau prakanker yang mengarah pada virus HPV.
    2. Kolposkopi: memeriksa serviks menggunakan pencahayaan terang dan alat pembesar.
    3. Biopsi: pengambilan sampel jaringan kecil untuk diuji dugaan sel kanker. 

    Prosedur biopsi biasanya membuat wanita merasakan kram di bagian tertentu.

    Apakah erosi serviks bisa disembuhkan?

    ektropion

    Pada umumnya, erosi mulut rahim tidak menyebabkan masalah yang serius dan bisa disembuhkan. Kondisi ini bahkan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan apapun, kecuali jika disertai dengan infeksi. 

    Mengutip dari Health Navigator New Zealand, jika kondisi ini disebabkan oleh kehamilan, erosi serviks akan hilang setelah bayi lahir dengan melahirkan normal atau operasi caesar.

    Bila karena mengonsumsi pil KB dan kondisi semakin mengganggu Anda akan diminta mengubah jenis kontrasepsi yang digunakan.

    Terdapat beberapa pengobatan yang dapat membantu Anda dalam penyembuhan erosi serviks. Biasanya pengobatan dilakukan dengan menggunakan panas atau cauterise (pembakaran luka).

    Hal ini dilakukan untuk mengeraskan sel-sel lembut dari dari dalam serviks, sehingga perdarahan tidak terjadi lagi. Ada dua pengobatan dengan teknik ini, yaitu:

    • Nitrat perak untuk membakar sel-sel lembut. Hal ini umumnya tidak menyakitkan saat dilakukan tapi akan merasakan sakit ringan.
    • Koagulasi dingin untuk membakar sel-sel lembut. 

    Sebelum dilakukan pengobatan ini, Anda akan diberikan bius lokal agar tidak merasakan sakit apapun saat perlakuan.

    Namun, sayangnya pengobatan tersebut mempunyai efek samping. Anda dapat mengalami perdarahan atau keputihan selama sekitar satu minggu sampai empat minggu setelah dilakukan pengobatan. 

    Oleh karena itu, prosedur ini sangat jarang dilakukan. Dokter biasanya akan membiarkan tubuh mengobati sendiri kondisi ini merupakan pengobatan terbaik untuk erosi mulut rahim, terlebih lagi jika tidak disertai dengan infeksi. 

    Jika ada infeksi muncul, dokter mungkin akan memberikan antibiotik. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter lebih lanjut mengenai kondisi Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 24/11/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan