backup og meta

9 Cara Mencegah Keputihan pada Wanita, Apa Saja?

9 Cara Mencegah Keputihan pada Wanita, Apa Saja?

Setiap wanita mungkin pernah mengalami keputihan setidaknya satu kali dalam hidupnya. Selama gejalanya normal, sebenarnya tidak masalah. Namun, penting untuk mencegah penyebab keputihan yang tidak normal agar tidak sampai membuat Anda tak nyaman. Mari cari tahu cara mencegah keputihan tidak normal berikut ini.

Cara mencegah keputihan pada wanita

masker vagina

Vagina ‘dirancang’ untuk bisa menjaga kebersihannya sendiri dengan cara mengeluarkan cairan keputihan.

Oleh karena itu, keputihan yang normal sebenarnya tidak perlu dicegah dan bisa menjadi tanda vagina yang sehat.

Namun memang, ada juga keputihan yang tidak normal dan terjadi sebagai suatu gejala infeksi atau gangguan kesehatan pada vagina.

Jika tak ingin kondisi tersebut terjadi, berikut adalah tips untuk mencegah keputihan abnormal pada vagina.

1. Jaga kebersihan vagina

Menjaga kebersihan vagina merupakan hal yang paling penting untuk mencegah keputihan akibat infeksi bakteri.

Anda bisa membersihkan vagina secara rutin dengan menggunakan air hangat.

Setelah cebok, pastikan Anda mengeringkan vagina dengan menyeka vagina dengan tisu bersih dan tidak berpengharum.

Sekalah dari bagian depan ke belakang alias dari vagina ke anus. Tujuannya untuk mencegah bakteri yang ada di sekitar anus berpindah ke vagina.

Kemudian, ketika Anda sedang menstruasi, bersihkanlah vagina Anda lebih sering dan gantilah pembalut sesering mungkin untuk menjaga kebersihan vagina.

Ingat, sebelum menyentuh vagina, jangan lupa juga untuk mencuci tangan terlebih dahulu.

2. Hindari mencuci vagina dengan sabun mandi

Hindari kebiasaan Anda membersihkan vagina dengan sabun mandi biasa dengan banyak busa.

Membersihkan vagina dengan sabun mandi justru bisa mengganggu keseimbangan pH dan menyebabkan iritasi pada vagina.

Normalnya, pH pada vagina adalah sekitar 3,8—4,5, sedangkan sabun mandi biasa cenderung memiliki pH sekitar 7 sampai 8.

Setiap wanita memiliki tingkat sensitif vagina yang berbeda. Ada wanita yang tidak memiliki masalah jika memakai sabun mandi biasa untuk membersihkan vagina, tetapi ada juga yang mengalami iritasi dan alergi jika memakai sabun biasa.

Namun, lebih baik Anda mencegah iritasi terjadi dengan tidak menggunakan sabun biasa ketika membersihkan vagina.

3. Hindari produk yang mengandung pewangi

vagina bau

Gunakanlah sabun yang lembut dan tidak memiliki bau atau harum untuk membersihkan bagian sekitar vagina.

Sebuah hal yang normal jika vagina memiliki bau karena bau pada vagina dapat berubah-ubah sesuai dengan siklus reproduksi yang terjadi.

Maka itu, tidak melulu dapat dianggap terjadi infeksi ketika vagina mengeluarkan bau.

Sebaliknya, produk yang mengandung pewangi, termasuk detergen dan pelumas, berisiko menimbulkan reaksi alergi atau iritasi pada vagina.

Akibatnya, pertumbuhan bakteri pada vagina bisa terjadi lebih cepat dan menyebabkan keputihan.

4. Ganti pakaian dalam secara rutin

Mengganti pakaian dalam setidaknya 2—3 kali dalam sehari dapat membantu menjaga kebersihan vagina.

Terlebih, jika celana dalam Anda lembap atau basah, misalnya akibat berkeringat atau setelah berenang, hindari duduk terlalu lama dan segera berganti celana dalam.

Dengan cara ini, Anda bisa menghindarkan bakteri menetap di vagina sehingga mencegah bau yang tidak sedap dan keputihan pada vagina.

Tips memilih pakaian dalam

Pastikan Anda memilih bahan yang tepat untuk pakaian dalam yang akan Anda pakai. Pemakaian pakaian dalam dengan bahan yang salah dapat menjadi salah satu faktor risiko vagina terkena infeksi bakteri.
Usahakan pilih pakaian dalam yang berbahan katun untuk memudahkan vagina Anda ‘bernapas’.
Kurangi pemakaian celana ketat, seperti jeans, yang dapat membuat vagina mudah mengalami iritasi.

5. Berikan ruang pada vagina

penyebab vagina hitam

Vagina juga butuh ruang untuk bernapas. Maka itu, jika Anda sedang bersantai di rumah atau saat tidur, cobalah sesekali untuk tidak memakai pakaian dalam. Ini bisa menjadi cara mencegah keputihan secara alami. 

Dilansir dari Mayo Clinic, bakteri tumbuh lebih subur di lingkungan yang lembap, termasuk bakteri pada vagina.

Udara diketahui dapat membantu menurunkan risiko infeksi bakteri dan iritasi pada area sekitar vagina sehingga bisa menjadi cara mencegah keputihan.

6. Menggunakan pembalut atau pantyliner

Anda bisa menggunakan pantyliner untuk membantu menjaga kebersihan vagina, sekaligus sebagai cara mencegah keputihan. 

Pantyliner bisa digunakan saat keputihan yang keluar sedang cukup banyak atau ketika darah haid yang keluar hanya sedikit.

Sementara itu, Anda dapat menggunakan pembalut saat darah haid mulai banyak keluar.

Namun, jangan lupa untuk sering mengganti pembalut atau pantyliner tersebut dan tidak memakainya dalam waktu yang lama. 

Pilih pembalut atau pantyliner yang tidak mengandung pewangi untuk menghindari risiko iritasi pada vagina.

Meski demikian, sebaiknya Anda juga tidak menggunakan pantyliner terus menerus karena ada bahaya yang mungkin terjadi.

7. Melakukan hubungan seksual yang aman

Banyak penyakit menular seksual yang terjadi akibat melakukan hubungan seksual, seperti klamidia, gonore, sifilis, herpes genital, dan HIV.

Mintalah pasangan Anda untuk memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual agar terhindar dari infeksi bakteri.

Selain itu, jangan lupa untuk buang air kecil setelah berhubungan seksual untuk mencegah infeksi saluran kemih.

Atau, hindari melakukan hubungan seksual jika Anda atau pasangan dicurigai mengalami gejala penyakit menular seksual.

Jika Anda merasa ada perubahan pada vagina atau cairan yang keluar dari vagina setelah berhubungan seksual, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.

8. Pemeriksaan serviks rutin

pemeriksaan USG transvaginal

Wanita yang berusia 25—64 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan serviks secara rutin.

Terlebih, jika Anda sering kali mengalami kekambuhan infeksi pada vagina yang menyebabkan keputihan. 

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi apakah terdapat perubahan abnormal pada leher rahim, sehingga dapat dideteksi dari awal. 

Hal ini juga dapat mendeteksi kanker leher rahim pada wanita. 

9. Mengonsumsi makanan yang sehat

Makanan sangat berpengaruh pada kesehatan, termasuk dalam menjaga kesehatan vagina.

Mengonsumsi makanan yang sehat dan cairan yang cukup dapat menjadi cara menjaga kesehatan reproduksi Anda sekaligus mencegah keputihan yang tidak normal.

Contohnya, jus atau yoghurt cranberry yang mengandung tinggi probiotik dapat mencegah bakteri tumbuh pada vagina.

Selain itu, makan makanan yang sehat juga bisa membantu menjaga berat badan yang ideal.

Perlu diketahui bahwa berat badan berlebih bisa menyebabkan gesekan yang terjadi pada kulit di sekitar vagina, sehingga meningkatkan risiko infeksi vagina.

Dengan selalu menerapkan sejumlah cara di atas, Anda bisa lebih mudah mencegah keputihan abnormal pada vagina.

Kesehatan vagina juga akan lebih terjaga, sehingga terhindar dari kondisi atau penyakit lainnya yang lebih serius.

Namun, ketika gejala keputihan tampak tidak biasa, sebaiknya periksakan diri ke dokter guna mengetahui apakah keputihan Anda termasuk normal atau abnormal.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Abnormal Vaginal Discharge – Causes, Treatment, Types of Vaginal Discharge. (2016). Retrieved 9 June 2023, from https://www.std-gov.org/symptoms/abnormal_vaginal_discharge.htm

staff, f. (2023). Vaginal Discharge – Causes and Prevention | familydoctor.org. Retrieved 9 June 2023, from https://familydoctor.org/condition/vaginal-discharge/

Vaginal discharge . (2017). Retrieved 9 June 2023, from https://www.nhs.uk/conditions/vaginal-discharge/

Vaginal Discharge: What’s Normal, What’s Not (for Teens) – Nemours KidsHealth. (2023). Retrieved 9 June 2023, from https://kidshealth.org/en/teens/vdischarge2.html

Sim, M., Logan, S., & Goh, L. (2020). Vaginal discharge: evaluation and management in primary care. Singapore Medical Journal, 297-301. https://doi.org/10.11622/smedj.2020088

Vaginal discharge. (2023). Retrieved 9 June 2023, from https://www.healthdirect.gov.au/vaginal-discharge

Vaginal discharge. (2023). Retrieved 9 June 2023, from https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/sexual-and-reproductive/vaginal-discharge

Vaginal Discharge: Causes, Colors, What’s Normal & Treatment. (2023). Retrieved 9 June 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/4719-vaginal-discharge

Vaginal discharge. (2020). Retrieved from https://www.nationwidechildrens.org/conditions/vaginal-discharge

Vaginitis – Symptoms and causes. (2023). Retrieved 9 June 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/vaginitis/symptoms-causes/syc-20354707

Vaginal itching and discharge – adult and adolescent Information | Mount Sinai – New York. (2023). Retrieved 9 June 2023, from https://www.mountsinai.org/health-library/symptoms/vaginal-itching-and-discharge-adult-and-adolescent

Vulval & vaginal irritation. (2023). Retrieved 9 June 2023, from https://www.jeanhailes.org.au/health-a-z/vulva-vagina-ovaries-uterus/vulva-vaginal-irritation#what-you-can-do-to-look-after-your-vulva

Melbourne, T. (2023). Kids Health Information : Vulval skin care for teenagers . Retrieved 9 June 2023, from https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Vulval_skin_care_for_teenagers/

Versi Terbaru

05/07/2023

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Karinta Ariani Setiaputri


Artikel Terkait

Keputihan Saat Hamil Trimester 3, Apakah Tanda Persalinan?

Apa Saja Perbedaan Keputihan Mau Haid dan Tanda Hamil?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 05/07/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan