backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

5

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Memahami Perbedaan PCO dan PCOS, Penyakit pada Reproduksi Wanita

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 29/08/2023

Memahami Perbedaan PCO dan PCOS, Penyakit pada Reproduksi Wanita

PCO dan PCOS adalah kondisi medis yang sama-sama terjadi pada organ reproduksi wanitaMeskipun namanya sangat mirip, PCO dan PCOS adalah dua kondisi yang berbeda. Yuk, kenali lebih jauh tentang dua kondisi ini dan bagaimana perbedaan PCO dan PCOS melalui penjelasan berikut!

Perbedaan definisi PCO dan PCOS

infeksi jamur vagina

Untuk memahami apa bedanya antara PCO dan PCOS, maka perlu dipahami terlebih dahulu arti dari masing-masing kondisi.

PCO (polycystic ovaries) biasa juga disebut dengan kista ovarium yang multipel (ovarian cysts) adalah kondisi di mana terdapat banyak sel telur yang menempel pada dinding ovarium atau indung telur.

Biasanya, seorang wanita akan memiliki setidaknya satu buah cyst (kista) di sepanjang hidupnya. Namun, jika terdapat lebih dari satu cyst, maka inilah yang disebut dengan PCO.

Sementara itu, PCOS adalah singkatan dari polycystic ovary syndrome. Ini merupakan gangguan hormonal yang menyebabkan sel telur sulit matang pada wanita dewasa.

Sel-sel telur yang tidak matang tersebut gagal dilepaskan menuju rahim. Akibatnya terbentuklah kantung kecil berisi cairan (kista) yang berisi sel-sel telur tidak matang tersebut.

Kantung-kantung ini kemudian menumpuk di dalam ovarium. Kondisi inilah yang disebut dengan PCOS.

Tidak banyak wanita yang mengalami PCOS. Melansir jurnal Human Reproduction Oxford, hanya terdapat 2,2% hingga 26,7% wanita usia 15 sampai 44 tahun yang mengalami kondisi ini.

Perlu Anda Ketahui

Terbentuknya kista ovarium (PCO) bisa jadi salah satu tanda atau gejala dari PCOS. Namun perlu Anda pahami, tak semua kista ovarium terjadi karena PCOS. Anda bisa mendeteksi apa bedanya PCO dan PCOS dari gejala lainnya serta penyebab, komplikasi, dan pengobatan.

Perbedaan gejala PCO dan PCOS

Secara umum, PCO dan PCOS memiliki gejala yang berbeda satu sama lain.

Kebanyakan kasus polycystic ovaries tidak menunjukkan gejala. Namun, seiring pertumbuhan kista yang semakin banyak, Anda mungkin akan mengalami gejala sebagai berikut.

  • Nyeri pada area panggul terutama jika bergerak.
  • Merasa nyeri setelah berhubungan seks.
  • Nyeri pada perut saat haid ataupun sebelumnya.
  • Merasa penuh dan berat di perut bagian bawah.
  • Rasa nyeri pada payudara.
  • Perut terasa kembung dan bengkak.
  • Mual dan muntah.

Jika Anda mengalami gejala di atas sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter untuk mencegah PCO semakin parah.

Pada kasus PCOS, kebanyakan wanita tidak menyadari bahwa dirinya mengalami kondisi ini. Pasalnya, PCOS tidak menunjukkan gejala nyeri seperti yang terjadi pada PCO.

Biasanya wanita baru mengetahui kondisinya setelah memeriksakan diri ke dokter akibat mengalami kenaikan berat badan yang sulit terkontrol atau sulit memiliki anak.

Secara umum, kondisi polycystic ovary syndrome menunjukkan gejala-gejala berikut ini.

  • Gangguan menstruasi.
  • Menstruasi berat.
  • Tumbuh bulu di tempat yang tidak biasa.
  • Tumbuh jerawat di berbagai tempat.
  • Kulit yang berminyak dan semakin gelap.
  • Mengalami kenaikan berat badan.
  • Rambut rontok.
  • Sakit kepala.
  • Perbedaan penyebab PCO dan PCOS

    peradangan pada vagina bisa jadi alasan kenapa pada saat hamil berhubungan terasa sakit

    Meskipun sama-sama menyerang bagian reproduksi wanita, tetapi ada perbedaan penyebab antara PCO atau kista ovarium dan PCOS.

    Kebanyakan polycystic ovaries disebabkan oleh fungsional cyst yaitu kondisi di mana folikel yang berisi sel telur tidak pecah.

    Akibatnya terbentuk benjolan kecil pada permukaan indung telur sehingga menjadi kista.

    Wanita yang sudah pernah memiliki kista ovarium, akan berisiko memiliki kista yang lebih banyak atau PCO.

    Adapun penyebab PCOS adalah gangguan metabolisme yang menyebabkan tubuh memproduksi terlalu banyak hormon androgen atau hormon lelaki, yaitu testosteron.

    Akibatnya, wanita yang mengalami PCOS akan kesulitan memproduksi sel telur ataupun sulit mematangkan sel telurnya.

    Gangguan metabolisme ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.

    • Faktor keturunan gen dalam keluarga.
    • Resistensi insulin.
    • Adanya peradangan di dalam tubuh.

    Perbedaan komplikasi PCO dan PCOS

    Baik PCO maupun PCOS, keduanya berisiko menyebabkan komplikasi tertentu, terlebih jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat.

    Secara umum, PCO dapat menyebabkan berbagai gangguan berikut ini.

    • Pergeseran posisi ovarium.
    • Perdarahan dalam ovarium (kondisi ini cukup langka).
    • Meningkatkan risiko infeksi pada ovarium.

    Kabar baiknya, kondisi PCO umumnya tidak menyebabkan gangguan pada kesuburan wanita. Oleh karena itu, Anda tidak perlu khawatir berlebihan.

    Jika dibandingkan dengan PCO, PCOS berisiko memberikan efek yang lebih buruk bagi kesehatan. Risiko komplikasi yang bisa terjadi, antara lain sebagai berikut.

    • Gangguan kesuburan.
    • Keguguran dan persalinan prematur.
    • Gangguan metabolisme, seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kolesterol tinggi, dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
    • Diabetes.
    • Kanker endometrium.

    Perbedaan diagnosis PCO dan PCOS

    usg transvaginal

    Perbedaan antara kista ovarium dan PCOS juga meliputi proses pemeriksaannya.

    Kondisi polycystic ovaries biasanya dapat dideteksi dengan melakukan pemeriksaan panggul. Selain itu, pemeriksaan dapat dilakukan sesuai dengan ukuran dan tipe kista pada PCO.

    Adapun pemeriksaan yang biasanya dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini, antara lain sebagai berikut.

    • Tes kehamilan. Jika hasil tes kehamilan menunjukkan positif, ada kemungkinan Anda sedang hamil atau justru sedang mengalami kista ovarium/PCO.
    • USG pada bagian panggul. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi lokasi kista dan jenis kista yang dimiliki apakah kista padat atau berisi cairan.
    • Laparoskopi. Pemeriksaan laparoskopi dilakukan dengan memasukkan semacam selang berkamera melalui sayatan kecil di perut untuk mendeteksi adanya kista sekaligus mengangkatnya.

    Berbeda dengan PCO, kondisi PCOS cenderung lebih sulit dideteksi. Hingga saat ini belum ditemukan metode yang paling akurat untuk mendeteksi kondisi ini.

    WHO menyatakan bahwa 70% penderita PCOS tidak terdiagnosis dengan baik. Selain itu, kondisi ini biasanya tidak memiliki gejala yang khas, sehingga sulit dideteksi dini.

    Biasanya, penderitanya baru menyadari kondisi PCOS setelah melakukan pemeriksaan menyeluruh karena adanya keluhan sulit hamil.

    Untuk mendiagnosis PCOS, dokter biasanya akan mengumpulkan data seperti:

    • perubahan berat badan,
    • kondisi siklus menstruasi,
    • mengecek adanya pertumbuhan bulu di bagian tubuh yang tidak biasa,
    • mengecek adanya jerawat yang berlebihan, dan
    • memeriksa adanya kondisi resistensi insulin.

    Selain pemeriksaan tersebut, jika dibutuhkan, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, sebagai berikut.

    • Pemeriksaan panggul, yaitu dengan memasukkan jari ke dalam liang vagina.
    • Pemeriksaan darah, untuk mendeteksi adanya gangguan hormonal.
    • USG transvaginal, yaitu memasukkan alat yang memancarkan gelombang suara ke dalam vagina lalu melihat gambarnya di monitor.

    Perbedaan pengobatan PCO dan PCOS

    Akibat perbedaan penyebab, kista ovarium dan PCOS juga memiliki prosedur pengobatan yang berbeda.

    Pada dasarnya, polycystic ovaries atau kista ovarium adalah kondisi yang umum terjadi pada wanita dan bukan merupakan penyakit yang parah.

    Biasanya, kista pada ovarium dapat hilang sendiri dalam beberapa bulan. Ini terutama jika Anda mengalaminya di usia yang masih muda.

    Anda hanya perlu melakukan konsultasi dan pemeriksaan rutin untuk mengetahui apakah kista yang Anda miliki mulai mengecil atau sudah menghilang sama sekali.

    Namun, jika dalam waktu beberapa bulan, kista Anda masih ada, maka dokter mungkin akan melakukan berbagai tindakan pengobatan berikut.

    • Pil KB untuk PCOS.
    • Operasi pengangkatan kista dengan prosedur laparoskopi ataupun laparatomi.

    Berbeda dengan kista ovarium, pengobatan PCOS cenderung lebih rumit karena kista dapat berkembang semakin ganas sehingga berisiko kanker.

    Pengobatan kondisi ini biasanya dilakukan sesuai dengan keluhan yang ditimbulkannya.

    • Untuk melancarkan siklus haid, dokter akan menganjurkan konsumsi pil hormonal dan terapi progestin. Terapi ini juga bertujuan untuk mencegah terbentuknya sel kanker.
    • Untuk membantu menaikkan kesuburan, dokter akan memberikan obat-obatan, seperti pil anti-estrogen, letrozole, metformin dan suntik gonadotropins.
    • Untuk mengurangi pertumbuhan bulu, dokter akan memberikan obat-obatan hormonal, seperti spironolactone, eflornithine, atau elektrolisis.

    Selain pemberian obat-obatan, tindakan operasi untuk mengangkat kista mungkin diperlukan jika kista pada PCOS semakin ganas dan berisiko kanker

    Untuk mengurangi keparahan PCOS, Anda sebaiknya menjalani pola hidup sehat, seperti berolahraga secara teratur dan diet rendah karbo.

    Untuk lebih jelasnya, Anda bisa menanyakan ke dokter secara langsung untuk mengetahui apa bedanya PCO dan PCOS.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 29/08/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan