backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

7 Pilihan Pengobatan untuk Pengidap PCOS secara Alami dan Medis

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 17/10/2023

    7 Pilihan Pengobatan untuk Pengidap PCOS secara Alami dan Medis

    Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah gangguan hormonal yang cukup sering terjadi pada wanita. Untuk mengatasi gejala PCOS, penderitanya perlu menjalani pengobatan yang tepat.  Lantas, apa saja pengobatan yang dapat dilakukan untuk pengidap sindrom ovarium polikistik ini? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini. 

    Berbagai pengobatan untuk sindrom ovarium polikistik (PCOS) 

    Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah gangguan kesuburan yang rentan terjadi pada wanita berusia subur.

    Kondisi ini menyebabkan hormon dalam tubuh wanita tidak seimbang, sehingga membuat haid tidak teratur. 

    Tidak hanya itu, PCOS juga dapat membuat penderitanya mengalami pertumbuhan rambut berlebih, meningkatnya kadar hormon pria (androgen), serta kemunculan banyak kista pada ovarium

    Penanganan kondisi ini sebenarnya perlu disesuaikan dengan usia, gejala, dan tingkat keparahannya. 

    Berikut ini adalah beberapa pengobatan rumahan maupun medis yang dapat dilakukan untuk mengobati PCOS. 

    1. Mengubah gaya hidup

    Memulai Olahraga

    Salah satu faktor yang dapat menjadi penyebab PCOS adalah resistensi insulin atau kondisi ketika tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik.

    Kondisi ini dapat menyebabkan kadar androgen dalam tubuh menjadi lebih tinggi. 

    Untuk mengatasi kondisi ini, dokter akan menyarankan penderita PCOS untuk mengubah kebiasaan sehari-hari terlebih dahulu, misalnya melakukan diet seimbang dan olahraga secara teratur

    Penderita lebih disarankan mengonsumsi makanan rendah glikemik dan tinggi serat daripada makanan yang menjadi pantangan, seperti yang mengandung karbohidrat tinggi dan gula.

    Hal ini bertujuan untuk membantu mengontrol kadar gula darah dan insulin dalam tubuh.  

    2. Memantau berat badan 

    Mengutip Johns Hopkins Medicine, wanita yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas juga berisiko meningkatkan kadar insulin dalam tubuh dan memperburuk gejala PCOS. 

    Oleh karena itu, dokter umumnya akan meminta pasien untuk menurunkan berat badannya guna mengembalikan keseimbangan hormon dan mengurangi terjadinya resistensi insulin. 

    Tidak hanya sebagai salah satu pengobatan PCOS, menjaga berat badan ideal juga dapat mengurangi risiko terjadinya berbagai penyakit lainnya, seperti penyakit jantung dan diabetes. 

    3. Menggunakan alat kontrasepsi 

    Penggunaan alat kontrasepsi adalah metode pengobatan paling umum untuk wanita pengidap PCOS yang tidak ingin hamil.

    Pasien bisa memilih alat kontrasepsi berupa pil KB, cincin vagina, suntikan, atau IUD (KB spiral).

    Terapi progestin selama 10—14 hari setiap 1–2 bulan juga dapat membantu mengatur siklus menstruasi penderita PCOS dan menurunkan risiko terjadi kanker endometrium. 

    Jika alat kontrasepsi dan obat hormonal belum dapat mengatasi kondisi ini, setidaknya setelah enam bulan penggunaan, dokter mungkin akan meresepkan spironolactone.

    Obat ini bertujuan untuk menurunkan kadar hormon androgen dalam tubuh.

    Peringatan!

    Obat spironolactone tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil atau wanita yang sedang merencanakan kehamilan. Hal ini karena obat tersebut dapat menyebabkan cacat lahir.

    4. Gunakan obat penghilang rambut

    Pengobatan PCOS yang dapat dilakukan selanjutnya adalah dengan mengonsumsi obat penghilang rambut yang disebut depilatori. 

    Depilatori ini dapat berbentuk krim, gel, atau losion. Obat ini bekerja dengan cara memecah struktur protein rambut sehingga rontok dari kulit.

    Pengidap PCOS juga dapat melakukan elektrolisis (prosedur kecantikan untuk menghilangkan rambut dari akarnya menggunakan arus listrik) dan terapi laser.

    5. Konsumsi obat metformin

    obat kalium iodida
    Closeup image of a sick woman holding a white pills while taking medicine and drinking water

    Metformin yang biasa digunakan sebagai obat diabetes juga bisa diresepkan untuk penderita PCOS.

    Obat ini secara spesifik bekerja untuk mengurangi resistensi insulin dan masalah kesuburan akibat PCOS. Konsumsi metformin juga membantu mengatasi berbagai gejala PCOS berikut.

    • Meningkatkan ovulasi.
    • Mengatur siklus menstruasi.
    • Mengurangi gejala hirsutisme (seperti jerawat dan pertumbuhan rambut berlebih).
    • Mengurangi risiko diabetes gestasional.

    Dosis rata-rata metformin untuk wanita pengidap PCOS adalah sekitar 1.500—2000 mg per hari.

    Namun, jumlah pastinya untuk kasus Anda tentu perlu didiskusikan lebih lanjut dengan dokter.

    6. Konsumsi obat kesuburan

    Bagi wanita pengidap PCOS yang ingin hamil, dokter mungkin meresepkan obat penyubur seperti clomiphene dan letrozole.

    Obat ini dapat menstimulasi pembesaran folikel, sehingga dapat mendorong pelepasan sel telur (ovulasi). Hal ini tentunya dapat meningkatkan kemungkinan untuk terjadinya kehamilan. 

    Jika pengobatan ini tidak berhasil, dokter dapat merekomendasikan suntikan hormon yang disebut gonadotropin atau bayi tabung untuk wanita PCOS yang berencana hamil.

    7. Bedah ovarium

    Bila beberapa terapi PCOS di atas tidak juga membuahkan hasil, pembedahan yang disebut dengan ovarian drilling juga mungkin dilakukan untuk membuat ovarium bekerja lebih baik.

    Pengobatan PCOS ini dilakukan dengan cara membuat luka kecil di perut menggunakan prosedur laparoskopi.

    Sebuah jarum akan digunakan untuk menusuk ovarium dan menghancurkan sebagian kecil jaringannya.

    Prosedur ini mengubah kadar hormon yang akhirnya membuat Anda lebih mudah berovulasi atau pelepasan sel telur. 

    Itulah beberapa pilihan pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi PCOS.

    Bila Anda merasa mengalami gejala PCOS, seperti siklus haid tidak teratur, perdarahan berat, dan mengalami gangguan kesuburan, sebaiknya periksakan diri ke dokter. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 17/10/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan