Fibroid rahim dan sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah dua dari sekian banyak penyakit yang terjadi pada sistem reproduksi wanita. Kendati sama-sama menyebabkan gangguan menstruasi, fibroid rahim dan PCOS sebenarnya memiliki sejumlah perbedaan. Apa saja?
Perbedaan fibroid rahim dan PCOS
Penyakit pada sistem reproduksi wanita sering kali menunjukkan ciri-ciri yang mirip satu sama lain.
Padahal, setiap kondisi menimbulkan dampak yang beragam sehingga perlu ditangani dengan metode yang berbeda pula.
Fibroid rahim dan sindrom ovarium polikistik (PCOS) dapat dibedakan berdasarkan penyebab, gejala, komplikasi, serta metode penanganannya.
Walau demikian, tidak menutup kemungkinan wanita yang memiliki fibroid rahim bisa saja menunjukkan karakteristik PCOS atau sebaliknya.
Sebagai gambaran, berikut ini perbedaan antara fibroid rahim dengan PCOS.
1. Definisi

Fibroid rahim adalah jaringan tak normal yang tumbuh pada dinding rahim. Jaringan ini tersusun dari sel-sel yang membelah hingga menjadi tumor.
Fibroid biasanya bersifat jinak, tapi sekitar 1 dari 1000 fibroid rahim bisa saja berkembang menjadi kanker.
Sindrom polikistik ovarium (PCOS) adalah kumpulan gangguan yang berkaitan dengan tingginya hormon androgen pada wanita.
Tingginya androgen memicu pertumbuhan banyak kista berukuran kecil pada ovarium sehingga fungsi ovarium pun terganggu.
Apakah PCOS dapat menyebabkan kista?
Ya, sindrom ovarium polikistik (PCOS) dapat menyebabkan penderitanya memiliki banyak kista kecil pada indung telur atau ovarium.
2. Penyebab
Penyebab fibroid rahim dan PCOS tidak diketahui secara pasti, tetapi ada perbedaan antara faktor risiko keduanya.
Mengacu Mayo Clinic, fibroid rahim kemungkinan ada kaitannya dengan kondisi berikut.
- Perubahan gen pada sel-sel otot yang menyusun rahim.
- Ketidakseimbangan jumlah hormon estrogen dan progesteron.
- Terdapat zat yang merangsang pembelahan sel secara abnormal.
- Adanya matriks ekstraseluler yang menyebabkan sel-sel saling menempel dan membentuk fibroid.
Sementara itu, PCOS diduga berhubungan dengan faktor-faktor berikut.
- Hormon androgen yang berlebihan dalam tubuh.
- Adanya gen tertentu yang meningkatkan risiko PCOS.
- Kelebihan insulin, yakni hormon yang mengubah gula menjadi cadangan energi. Insulin yang berlebihan dapat meningkatkan produksi androgen.
- Peradangan ringan pada tubuh yang terjadi terus-menerus.
3. Gejala
Perbedaan lain antara fibroid rahim dan PCOS terletak pada gejalanya. Fibroid rahim maupun PCOS sama-sama menyebabkan gangguan saat menstruasi, tetapi kedua kondisi ini juga menimbulkan gejala lain yang spesifik.
Fibroid rahim umumnya ditandai dengan gejala berupa:
- perdarahan menstruasi hebat,
- menstruasi yang berlangsung lebih dari seminggu,
- nyeri atau sensasi tertekan pada panggul,
- nyeri saat berhubungan intim,
- sering buang air kecil,
- perut kembung, dan
- sembelit.
PCOS adalah sindrom atau kumpulan gejala. Maka dari itu, gejala sindrom ovarium polikistik biasanya lebih bervariasi dibandingkan fibroid rahim, misalnya:
- menstruasi tidak teratur atau tidak menstruasi sama sekali,
- pertumbuhan rambut tubuh yang berlebihan,
- pertambahan berat badan,
- kulit berminyak atau berjerawat,
- Rambut tipis serta rontok.
4. Komplikasi

Perbedaan gejala pada fibroid rahim dan PCOS bisa berdampak pada komplikasi yang berlainan pula.
Meski tidak berbahaya, menstruasi hebat akibat fibroid rahim dapat menyebabkan anemia. Selain itu, fibroid rahim bisa meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.
Di sisi lain, PCOS yang tidak dikelola dapat menimbulkan komplikasi berupa:
- sulit hamil, keguguran, atau melahirkan bayi prematur,
- depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan makan,
- penyakit diabetes tipe 2,
- hipertensi,
- kolesterol tinggi,
- gangguan tidur, dan
- kanker rahim.
5. Penanganan
Jika fibroid rahim tidak menimbulkan gejala, Anda kemungkinan hanya perlu memantau perkembangannya.
Namun, dengan pertimbangan tertentu, dokter dapat memberikan obat-obatan, menyarankan penggunaan IUD (spiral), atau melakukan operasi.
Bagi wanita dengan PCOS, fokus penanganan adalah untuk mengelola gejala yang ada. Dokter mungkin akan menyarankan gaya hidup sehat agar berat badan Anda tetap ideal.
Berat badan ideal dapat menunjang kesehatan, fungsi obat, bahkan membantu masalah kesuburan.
Jenis obat yang diberikan disesuaikan dengan keluhan Anda. Untuk mengatasi masalah menstruasi, Anda mungkin memerlukan pil KB atau terapi progestin.
Fibroid rahim dan sindrom polikistik ovarium sama-sama memengaruhi sistem reproduksi wanita, tapi ada perbedaan di antara keduanya.
Dengan memahami perbedaan tersebut, akan lebih mudah bagi Anda untuk menangani gejala maupun menjalani perawatan.
Kesimpulan
- Perbedaan utama fibroid rahim dan PCOS terletak pada definisi, penyebab, gejala, pengobatan, dan komplikasinya.
- Fibroid rahim merupakan kondisi ketika jaringan abnormal tumbuh di dinding rahim akibat perubahan hormon atau gen penyusun rahim. Gejalanya berupa perdarahan menstruasi hebat atau nyeri saat berhubungan.
- Sindrom polikistik ovarium (PCOS) adalah gangguan yang muncul ketika hormon androgen wanita tinggi. Gejalanya antara lain haid tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih, atau penambahan berat badan.
[embed-health-tool-ovulation]