Ada banyak jenis obat untuk mengatasi gejala menstruasi di pasaran. Namun, agar efektif, memilih obat haid harus sesuai dengan gejala yang Anda rasakan. Oleh karena itu, Anda perlu memahami dulu apa saja jenis obat haid yang bisa Anda konsumsi dan apa fungsi obatnya.
Apa saja gejala haid pada wanita?
Sebelum mengulik masing-masing fungsi obat haid, Anda perlu mengenali gejalanya terlebih dahulu.
Pada dasarnya, gejala atau tanda utama dari menstruasi adalah keluarnya darah dari vagina. Sering kali, perdarahan vagina juga disertai gejala yang cukup mengganggu seperti:
- kram perut atau panggul,
- sakit punggung bawah,
- payudara terasa sakit atau bengkak,
- ngidam makanan,
- mood swing atau mudah marah,
- sakit kepala, atau
- kelelahan.
Selain itu, gejala fisik dan emosional bisa timbul sebelum periode menstruasi dimulai. Kondisi ini disebut dengan premenstrual syndrome (PMS).
Mengutip OASH, PMS umumnya terjadi pada hari-hari setelah terjadinya ovulasi ketika kadar hormon estrogen dan progesteron mulai turun drastis.
Gejala PMS umumnya bersifat ringan, tapi juga bisa cukup berat hingga membutuhkan obat haid. Berikut adalah beberapa gejala PMS yang umum terjadi.
- Payudara bengkak.
- Sembelit atau diare.
- Perut kembung.
- Kram.
- Sakit kepala atau sakit punggung.
- Merasa lelah.
- Gangguan tidur.
- Perubahan nafsu makan.
- Masalah dengan konsentrasi atau memori.
- Perasaan sedih, cemas, tegang, atau depresi.
- Perubahan suasana hati atau mudah marah.
- Hasrat seks menurun.
Jenis obat haid berdasarkan fungsinya
Gejala PMS dan haid umumnya akan hilang dengan sendirinya. Meski demikian, pada beberapa wanita, gejala bisa terasa sangat mengganggu sehingga membutuhkan obat.
Agar tak salah memilih obat, simak beberapa jenis obat yang bisa dikonsumsi untuk mengatasi gejala haid.
1. Obat pereda nyeri
Obat nyeri haid dapat membantu meredakan nyeri yang Anda alami selama menstruasi.
Obat pereda nyeri juga dapat membantu mengatasi sakit kepala, sakit punggung, dan payudara bengkak saat Anda menstruasi.
Jenis obat pereda nyeri tergolong dalam NSAID (non steroidal anti Inflammatory drugs), seperti ibuprofen atau aspirin. Keduanya dapat Anda temukan dengan mudah di apotek.
Jika nyeri haid tidak kunjung membaik, Anda bisa meminta resep obat pereda nyeri haid lainnya dari dokter, seperti naproxen atau codeine.
Anda juga bisa mencoba paracetamol, tetapi beberapa penelitian menunjukkan obat ini tidak dapat meredakan nyeri haid.
Agar efektif meredakan nyeri, konsumsi obat ini tepat sebelum menstruasi dimulai atau pada awal periode haid.
Namun, jika Anda memiliki masalah asma, ginjal, atau hati, sebaiknya tidak mengonsumsi ibuprofen dan aspirin.