Perimenopause adalah sebuah masa transisi dari siklus menstruasi normal menuju menopause. Biasanya, ada beberapa gejala yang menandai kondisi ini sehingga Anda bisa mengetahui kapan waktu reproduksi akan berakhir. Kenali lebih dalam soal perimenopause melalui penjelasan di bawah ini.
Apa itu perimenopause?
Perimenopause adalah periode yang menandakan bahwa Anda sudah mendekati masa menopause. Masa ini ditandai dengan ketidakstabilan hormon reproduksi.
Perlu diketahui bahwa kemungkinan setiap wanita akan mengalaminya pada usia yang berbeda.
Sebagian wanita yang berusia sekitar 40 tahun akan merasakan gejala dari masa transisi ini, tetapi tidak sedikit pula yang mengalami hal tersebut pada usia 30-an.
Gejala perimenopause akan bertahan sampai Anda mencapai menopause, yaitu ketika indung telur berhenti melepaskan telur.
Setelah itu, selama 1—2 tahun terakhir dari masa transisi ini, kemungkinan besar Anda akan mulai mengalami berbagai gejala menopause.
Gejala perimenopause
Sebenarnya, durasi serta gejala perimenopause yang dialami setiap wanita sangat beragam.
Ada sebagian wanita yang hanya merasakan gejalanya selama beberapa bulan, ada pula yang mengalaminya selama 3—4 tahun.
Beberapa gejala umum yang menandakan Anda sedang berada dalam masa transisi ini, antara lain sebagai berikut.
1. Menstruasi tidak teratur
Salah satu gejala atau ciri-ciri perimenopause yang cukup umum adalah menstruasi tidak teratur.
Seperti dilansir dari laman American College of Obstetricians and Gynecologist, kadar hormon progesteron dan estrogen akan tetap stabil pada siklus menstruasi normal.
Ovulasi biasanya terjadi pada pertengahan siklus dan menstruasi akan terjadi sekitar 2 minggu setelahnya.
Akan tetapi, jika Anda mengalami perimenopause, keteraturan tersebut mungkin tidak terjadi. Di bawah ini berbagai gejala yang akan muncul.
- Menstruasi lebih lama dan darah yang mengalir lebih deras.
- Beberapa bulan lainnya mungkin durasi haid lebih pendek dan ringan.
- Jumlah hari antarsiklus menstruasi dapat bertambah maupun berkurang.
2. Hot flashes dan kesulitan tidur
Hot flashes adalah gejala yang paling umum dari perimenopause. Biasanya, gejala ini akan berlangsung selama bertahun-tahun.
Semakin dini Anda mengalami gejala ini, tidak menutup kemungkinan hot flashes akan semakin lama mengganggu aktivitas harian.
Jika terjadi pada malam hari, hawa panas yang terasa akan membuat Anda berkeringat sehingga disebut sebagai keringat malam.
Tidak jarang kualitas tidur dapat berkurang karena rasa panas tersebut membuat para wanita tetap terjaga pada malam hari.
Oleh karena itu, ada beberapa tips yang mungkin bisa Anda coba untuk menghadapi hot flashes.
- Minum sedikit air dingin sebelum tidur.
- Membuat suhu kamar tetap nyaman dan dingin.
3. Suasana hati tidak menentu
Tidak jarang, wanita yang mengalami perimenopause identik dengan munculnya perubahan suasana hati. Mulai dari cepat marah hingga meningkatnya risiko depresi.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi perubahan suasana hati. Sebagai contoh, produksi hormon estrogen dan progesteron yang berkurang membuat tubuh dan otak mengalami banyak perubahan.
4. Gairah seksual menurun
Seiring bertambahnya usia, tidak jarang para wanita yang memasuki masa perimenopause mengalami penurunan hasrat seksual.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ketidakstabilan hormon reproduksi membuat Anda tidak begitu bergairah untuk berhubungan intim.
Akan tetapi, jika Anda memiliki kehidupan seks yang memuaskan sebelum perimenopause, kemungkinan hasrat seksual pun tidak akan berubah drastis.
5. Tingkat kesuburan menurun
Selain gairah seks yang berubah, gejala umum perimenopause adalah tingkat kesuburan menurun.
Penyebabnya adalah masa subur yang tidak teratur sehingga peluang kehamilan pun menurun. Namun, bukan berarti Anda tidak bisa mempunyai anak sama sekali.
Selama masih mengalami menstruasi, meskipun tidak teratur, Anda masih berpeluang untuk hamil. Cobalah untuk berkonsultasi kepada dokter untuk mendapatkan solusi tepat.
Selain hal-hal yang sudah disebutkan di atas, berikut adalah gejala atau tanda lainnya dari perimenopause.
- Sakit kepala.
- Tubuh, otot, serta sendi terasa sakit.
- Sering ke toilet untuk buang air kecil.
- Tulang menjadi lebih rapuh.
- Perubahan pada tingkat kolesterol.
- Area vagina menjadi lebih kering.
Berapa hari haid saat perimenopause?
Penyebab perimenopause
Setidaknya, Anda sudah mengetahui bahwa perimenopause adalah proses alami yang kemungkinan terjadi pada setiap wanita.
Mengutip dari Mayo Clinic, penyebab dari transisi menopause atau perimenopause yang kebanyakan dialami wanita adalah ketidakseimbangan produksi hormon estrogen dan progesteron.
Selain itu, berikut adalah faktor risiko yang kemungkinan dapat membuat Anda lebih cepat mengalami perimenopause.
- Faktor keturunan.
- Merokok.
- Sedang dalam masa perawatan kanker.
- Pernah melakukan histerektomi.
Komplikasi perimenopause
Pada dasarnya, semua wanita pasti akan mengalami masa perimenopause dan kondisi ini sangat normal terjadi.
Namun, ada pula beberapa komplikasi yang mungkin bisa terjadi, seperti berikut ini.
- Perdarahan menstruasi sangat berat dan banyak yang ditandai dengan terlalu sering mengganti pembalut.
- Mengalami perdarahan berlangsung selama lebih dari 7 hari.
- Perdarahan terjadi di antara siklus menstruasi berlangsung.
- Siklus menstruasi terjadi kurang dari 21 hari secara teratur.
Jika Anda mengalami gejala atau tanda di atas, segera periksakan ke dokter karena dikhawatirkan terdapat gangguan pada sistem reproduksi dan membutuhkan penanganan yang tepat.
Pengobatan perimenopause
Ada kalanya, dokter sulit untuk mendiagnosis salah satu kondisi atau masalah kesehatan wanita yang satu ini.
Tidak bisa sembarangan, dokter akan melihat terlebih dahulu riwayat kesehatan, usia, gejala, serta melakukan pemeriksaan fisik.
Lalu, dokter akan melakukan tes darah untuk mengukur kadar hormon. Berdasarkan hasil diagnosisnya, dokter kemudian akan menentukan pengobatan yang tepat.
Berikut adalah perawatan serta pengobatan perimenopause yang umum dokter berikan.
1. Terapi hormon
Terapi hormon estrogen menjadi pilihan pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi gejala kondisi ini seperti hot flashes.
Dokter mungkin akan memberikan dosis estrogen terendah untuk meredakan sebagian gejala.
Lalu, ada kemungkinan Anda juga diberikan hormon progestin untuk membantu mencegah tulang keropos.