backup og meta

8 Jamu Tradisional yang Bagus untuk Kesehatan Wanita

8 Jamu Tradisional yang Bagus untuk Kesehatan Wanita

Jamu sudah ribuan tahun dipercaya memberikan manfaat untuk kesehatan. Ada beberapa jamu yang memiliki khasiat khusus untuk kesehatan wanita, seperti mengurangi nyeri haid, meningkatkan kesuburan, hingga menjaga imun tubuh. Apa saja jenisnya?

Daftar jamu yang baik untuk kesehatan wanita.

Jamu untuk wanita biasanya terbuat dari ramuan berbagai rempah seperti kunyit, jahe, temulawak, hingga brotowali. 

Bahan-bahan ini mengandung senyawa fitokimia yang bersifat antioksidan, antijamur, dan anti-inflamasi yang berkhasiat untuk sistem hormon, fungsi seksual, dan kesehatan reproduksi wanita.

Simak macam-macam minuman tradisional yang baik untuk kesehatan wanita berikut. 

1. Jamu kunyit asam

Salah satu jamu yang seringkali direkomendasikan untuk wanita adalah jamu kunyit asam. Kunyit asam dipercaya mampu mengurangi nyeri haid. 

Studi dalam jurnal Biomedical and Pharmacology Journal menunjukkan bahwa kandungan kurkumin pada kunyit mampu meredakan nyeri haid dengan mengurangi hormon prostaglandin, yaitu hormon yang menciptakan rasa sakit dan pembengkakan. 

Selain kurkumin, jamu tradisional ini mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, fenol, dan saponin.

Senyawa antioksidan ini dapat membantu menekan peradangan pemicu rasa sakit sehingga nyeri menstruasi pada wanita berkurang.

2. Jamu beras kencur

beras kencur untuk ibu hamil

Pilihan jamu selanjutnya yang baik dikonsumsi untuk wanita adalah jamu beras kencur. Minuman ini terbuat dari campuran beras putih, kencur, asam jawa, dan daun pandan. 

Kandungan kencur dalam jamu satu ini mampu mengurangi risiko berbagai penyakit kanker, seperti kanker serviks.

Potensi manfaat kencur ini disebutkan sebuah studi dalam Oriental Journal of Chemistry.

Kencur mengandung senyawa Ethyl-p-methoxycinnamate yang memiliki sifat antitoksin yang mampu membunuh sel kanker serviks. 

3. Jamu kunci sirih

Jamu kunci sirih adalah jamu yang terbuat dari campuran daun sirih dan temu kunci. Kedua bahan herbal ini diketahui bermanfaat untuk wanita

Daun sirih dapat membantu mengurangi keputihan pada wanita. Pasalnya, daun herbal ini mampu membunuh jamur Candida albicans, yakni jamur yang bisa memicu keputihan.

Selain itu, temu kunci mengandung senyawa flavonoid yang mampu menurunkan risiko kanker payudara, yakni jenis kanker yang paling banyak dialami wanita.

Penelitian terbitan International Journal of Molecular Science menunjukkan bahwa flavonoid mampu menghambat dan membunuh sel kanker payudara. 

4. Jamu gepyokan

Jamu gepyokan atau jamu uyup-uyup merupakan salah satu jamu tradisional yang dipercaya bagus untuk kesehatan wanita. 

Bahan baku jamu gepyokan biasanya bervariasi, tetapi umumnya terdiri dari jahe, kunyit, kencur, kunir, temulawak, atau temu giring.

Mengonsumsi jahe dan kunyit dapat meningkatkan  kepadatan mineral tulang serta berpotensi mencegah osteoporosis pada wanita pascamenopause.

Tak hanya itu, studi dalam Ovary Midwifery Journal juga menunjukkan bahwa jamu gepyokan bermanfaat untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu yang sedang menyusui. 

5. Jamu pahitan

Seperti namanya, jamu pahitan memiliki rasa yang pahit. Namun, bahan dan kandungan dalam jamu ini baik untuk kesehatan wanita. 

Jamu pahitan terbuat dari brotowali, sambiloto, meniran, adas, lempuyang, widoro laut, babakan pule, dan empon-empon. 

Brotowali mengandung  flavonoid yang memiliki sifat antiradang untuk membantu meredakan kram perut yang kerap dialami wanita saat menstruasi.

Tak hanya itu, kandungan senyawa andrographolide pada tanaman sambiloto mampu meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan melindungi tubuh dari penyakit.

6. Jamu sinom

Jamu sinom adalah jamu yang terdiri dari kombinasi temulawak, kunyit, jahe, kayu manis, kapulaga, dan gula merah.

Salah satu bahan herbal yang terdapat di dalam jamu sinom, yakni jahe, dapat membantu mengurangi kram perut akibat menstruasi.

Jahe dapat mengurangi peradangan dan produksi hormon prostaglandin yang menjadi penyebab munculnya nyeri.

Tak hanya itu, temulawak juga mampu melancarkan pencernaan dan mengurangi risiko sembelit yang kerap dialami oleh wanita sebelum menstruasi.

7. Jamu temu ireng

manfaat temu ireng

Pilihan jamu lainnya yang biasa direkomendasikan untuk wanita adalah jamu temu ireng. Tanaman temu ireng memiliki rasa yang pahit dan bentuk menyerupai jahe. 

Temu ireng mengandung berbagai senyawa kimia yang bermanfaat untuk kesehatan, termasuk cosmone ii yang dikenal mampu mengatasi risiko kanker. 

Studi dalam Journal of Asian Natural Product Research mengungkapkan bahwa senyawa cosmone ii pada temu ireng memiliki sifat antikanker dan mampu menghambat perkembangan sel kanker payudara.

8. Jamu temulawak

Jamu temulawak juga bagus dikonsumsi oleh wanita karena kaya akan antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari kerusakan sel serta mengurangi risiko kanker serviks. 

Studi dalam jurnal IOP Conference Series: Earth and Environmental Science menunjukkan bahwa temulawak mengandung senyawa curcumin dan xanthorrhizol yang mampu menghambat pertumbuhan sel kanker serviks.

Kandungan senyawa curcumin di dalam temulawak juga bisa membantu mengurangi nyeri menstruasi karena memiliki sifat anti-inflamasi yang mampu mengurangi peradangan pemicu rasa sakit.

Nah, itulah berbagai macam jenis jamu dan khasiatnya untuk wanita. Meski bermanfaat, Anda perlu berhati-hati saat mengonsumsi jamu.

Pastikan jamu yang dikonsumsi tanpa bahan pengawet dan terjamin kebersihannya. Selain itu, minumlah jamu secukupnya saja, maksimal 4 gelas per hari. 

Rangkuman


Inilah daftar jamu yang baik dikonsumsi oleh wanita.

  • Jamu kunyit asam.
  • Jamu beras kencur.
  • Jamu kunci sirih.
  • Jamu gepyokan.
  • Jamu pahitan.
  • Jamu sinom.
  • Jamu temu ireng.
  • Jamu temulawak.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Utami, R. B., Damayanti, D. F., & Rodiah, D. (2020). The effectiveness of curcuma longa drink in decreasing the intensity of dysmenorrhea. Biomedical and Pharmacology Journal, 13(4), 2055-2060.

Omar, M. N., Rahman, S. A., Ichwan, S., Hasali, N., Rasid, F. A., & Halim, F. A. (2017). Cytotoxicity effects of extracts and essential oil of Kaempferia galanga on cervical cancer C33A cell line. Oriental Journal of Chemistry., 33, 1659-1664.

Widowati, L., HAndayani, L., & Mujahid, R. (2020). The use of betel (Piper betle) leaves for maintaining the health of women and children at various ethnic groups in Indonesia. Nusantara Bioscience, 12(2).

Aprilia, R. G., Premita, Y., Simbolon, B. M., & Hasan, R. S. B. (2022). Effectiveness test of green betel leaf extract (Piper betle L.) on the growth of Staphylococcus aureus. Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine and Translational Research, 6(13), 2566-2570.

Salekzamani, Y., Shakouri, S. K., Dolatkhah, N., Saleh, P., & Hashemian, M. (2023). The effect of ginger and curcumin co-supplementation in postmenopausal women with osteoporosis: a randomised, triple-blind, placebo-controlled clinical trial. Journal of Herbal Medicine, 42, 100746.

Al-Amin, M., Eltayeb, N. M., Hossain, C. F., Rahiman, S. S. F., Khairuddean, M., & Muhamad Salhimi, S. (2023). Bioactive compounds from Curcuma Aeruginosa and the effect of comosone II on the migration and invasion of Breast cancer cells. Journal of Asian Natural Products Research, 25(3), 252-263.

Rahmat, E., Lee, J., & Kang, Y. (2021). Javanese turmeric (Curcuma xanthorrhiza Roxb.): Ethnobotany, phytochemistry, biotechnology, and pharmacological activities. Evidence‐Based Complementary and Alternative Medicine, 2021(1), 9960813.

Sukarsi, S. (2020). Pengaruh Pemberian Jamu Tradisional Gepyokan terhadap Produksi ASI Pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Lenteng Kabupaten Sumenep. Ovary Midwifery Journal, 2(1), 1-8.

Indrayanti, I., Kamila, K. A., Hernowo, B. A., Haq, F. A., & Akrom, A. (2021, August). Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Extract as a Cancer Chemopreventive Agent Via Up-Regulation p53 and Caspase-3 Gene. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 810, No. 1, p. 012038). IOP Publishing.

Sharifipour, F., Siahkal, S. F., Qaderi, K., Mohaghegh, Z., Zahedian, M., & Azizi, F. (2024). Effect of Curcumin on Dysmenorrhea and Symptoms of Premenstrual Syndrome: A Systematic Review and Meta-Analysis. Korean Journal of Family Medicine, 45(2), 96.

Park, M. Y., Kim, Y., Ha, S. E., Kim, H. H., Bhosale, P. B., Abusaliya, A., … & Kim, G. S. (2022). Function and application of flavonoids in the breast cancer. International Journal of Molecular Sciences23(14), 7732.

Megantika, A., Adhityaxena, A. T., Arbianti, R., Utami, T. S., & Hermansyah, H. (2020, September). Production of flavonoid compounds from mother in law’s tongue leaves (Sansevieria trifasciata) using microwave-assisted enzymatic extraction as anti-inflammatory. In AIP Conference Proceedings (Vol. 2255, No. 1). AIP Publishing.

Versi Terbaru

21/02/2025

Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

10 Gejala Menopause selain Perubahan Siklus Menstruasi

5 Makanan Penunda Menopause yang Perlu Anda Konsumsi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan